Ricuh Aksi 22 Mei Tolak Hasil Pilpres, Ini Dampak ke Pasar Saham dan Reksadana
Aktivitas perdagangan kemarin terpantau relatif sepi, tercatat 16,4 miliar saham diperdagangkan senilai Rp6,95 triliun
Aktivitas perdagangan kemarin terpantau relatif sepi, tercatat 16,4 miliar saham diperdagangkan senilai Rp6,95 triliun
Bareksa.com - Pergerakan pasar saham tanah air masih dibayangi risiko ketidakpastian yang cukup tinggi pada perdagangan kemarin. Sempat dibuka melemah 0,05 persen, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemudian membalikkan keadaan dengan naik ke zona hijau sebelum akhirnya kembali jatuh ke zona merah dan akhirnya ditutup melemah 0,2 persen ke level 5.939,64.
Aktivitas perdagangan juga terpantau relatif sepi, di mana tercatat 16,4 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang hanya Rp6,95 triliun.
Di sisi lain, kinerja reksadana saham secara umum yang tercermin dari indeks reksadana saham juga mencatatkan pelemahan 0,18 persen pada penutupan perdagangan kemarin.
Promo Terbaru di Bareksa
Seperti diketahui, situasi politik dalam negeri yang masih memanas menjadi faktor yang membuat IHSG masih dibayangi tekanan. Dinamika usai pengumuman hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019 masih saja belum kondusif. Sejak Selasa (21/05/2019) terjadi aksi penolakan atas hasil Pemilu yang memenangkan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
Bentrok antara aparat dan keamanan dan demonstran tidak terhindarkan. Bahkan kericuhan meluas, tidak hanya di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tetapi sampai ke daerah Petamburan, Jakarta Pusat. Massa membakar asrama Brimob serta merusak bangunan dan sejumlah kendaraan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan terdapat 200 orang luka-luka karena kericuhan demo tersebut. Dia bahkan menyebut ada 6 orang akibat peristiwa tersebut.
"Ini per jam 09.00 WIB. Jadi ada sekitar 200-an orang luka-luka," ujar Anies di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Hingga kini, situasi masih juga panas. Bahkan, pemerintah memutuskan untuk membatasi aktivitas di media sosial untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama peredaran informasi hoax.
"Sementara untuk hindari provokasi kita melakukan pembatasan akses di media tertentu agar tidak diaktifkan. Akses media sosial untuk jaga hal-hal negatif yang disebarkan masyarakat," kata Menkopolhukam Wiranto di Jakarta, Rabu sore (22/5/2019).
Saat ini, massa tengah berkumpul di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk kembali menyuarakan aspirasinya. Dilansir dari CNN Indonesia, hingga kini personel kepolisian berpakaian lengkap menjaga ketat gedung Bawaslu. Tak hanya polisi, personel TNI AD juga diterjunkan untuk ambil bagian dalam melakukan pengamanan.
Gesekan masih terus terjadi dan belum ada tanda-tanda segera selesai tentu membuat instrumen keuangan yang berisiko seperti saham dan reksadana saham menjadi ditinggalkan pemiliknya. Situasi keamanan yang seperti ini tentu membuat investor tidak nyaman, terutama asing.
Hal tersebut tercermin di mana investor asing sudah mencatatkan penjualan bersih (net sell) dalam 10 hari perdagangan beruntun sejak 8 Mei 2019 dengan nilai yang mencapai Rp7,65 triliun.
Meskipun pada perdagangan kemarin investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) Rp702,93 miliar, namun perlu diingat hal itu dikontribusikan oleh transaksi di pasar negosiasi dan tunai Rp846,47 miliar, sementara di pasar reguler tercatat net sell Rp143,74 miliar.
Artinya, secara umum dapat dikatakan bahwa investor asing masih cenderung menghindari pasar saham tanah air dikarenakan kondisi politik dalam negeri yang masih terus memanas.
Jika belum ada indikasi situasi akan kondusif, bukan tidak mungkin IHSG masih akan terus berada dalam tekanan yang pada akhirnya juga ikut menekan kinerja reksadana saham.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.