Bareksa.com – Mulai hari ini, Senin, 2 April 2018, produk reksadana pendapatan tetap syariah yang tersedia di marketplace Bareksa kembali bertambah dengan masuknya reksadana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia yang dikelola oleh PT Majoris Asset Management.

Berdasarkan data Bareksa, reksadana yang baru meluncur pada 8 November 2017 ini menghasilkan return tertinggi pada jenis produk reksadana pendapatan tetap syariah sepanjang 2018 (year to date) di tengah kondisi pasar yang bergerak dalam tren melemah sebulan terakhir.

Hal itu tergambarkan oleh pergerakan yield pemerintah Indonesia tenor 10 tahun yang bergerak dari 6,54 persen pada awal Maret dan sempat melemah hingga 6,92 persen pada akhir Maret.

Perbandingan Performa Majoris Sukuk Negara Indonesia Terhadap Jenis Produk dan Benchmark (ytd)

Sumber : Bareksa.com

Mengacu pada fund fact sheet, strategi investasi reksadana ini dengan menjaga durasi portofolio SBSN pada level medium, dengan terus mencari peluang trading menggunakan pendekatan durasi untuk memaksimalkan return reksadana.

Membedah portofolionya per Februari 2018, mayoritas kelolaan dana Majoris Sukuk Negara Indonesia ditempatkan pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2020 – 2031.

Adapun Alokasi SBSN di akhir bulan Februari 2018 sebesar 96,87 persen dan sisanya 3,13 persen ditempatkan di instrumen pasar uang syariah.

Produk reksadana pendapatan tetap syariah kelolaan Majoris Asset Management ini, tidak hanya mencatat return terbaik di tengah kondisi pasar bergejolak, tetapi juga sangat terjangkau bagi investor yang ingin berinvestasi dengan sistem sesuai kaidah Islami.

Cukup dengan Rp10.000 saja, masyarakat bisa mulai berinvestasi pada kedua produk reksadana tersebut.

Jadi, tunggu apalagi? Ayo mulai menabung di reksadana.

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.