BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Reksadana ETF Tumbuh Empat Kali Lipat Sejak 2015, OJK dan SRO Siapkan Insentif

Bareksa25 Juli 2019
Tags:
Reksadana ETF Tumbuh Empat Kali Lipat Sejak 2015, OJK dan SRO Siapkan Insentif
Dewan Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen saat peluncuran dan pencatatan perdana Reksadana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia (XMIG) di Bursa Efek Indonesia (25/7/2019) (Bareksa/AM)

OJK mempertimbangkan pengurangan atau penghapusan biaya transaksi bagi dealer participant

Bareksa.com – Industri manajer investasi Tanah Air semakin memperluas jaringan produknya dengan merilis instrumen exchange trade fund (ETF). ETF adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek.

Dengan kata lain, ETF adalah sebuah produk investasi yang menggabungkan dua karakteristik produk sekaligus, yaitu reksadana berbentuk terbuka (open ended fund) dan saham (common stock).

Adapun ETF dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu ETF aktif dan pasif. ETF aktif adalah ETF yang dikelola secara aktif oleh manajer investasi (MI) berdasarkan kriteria dan pemilihan efek yang ditentukan oleh MI sehingga kinerja ETF bergantung kepada kinerja manajer investasi tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

Kali ini, PT Majoris Asset Management Reksa Dana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia (XMIG). Reksadana ini menggunakan Indeks Pefindo I-Grade yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) sebagai indeks acuan dengan pendekatan investasi pasif, sehingga diharapkan dapat memberikan potensi hasil investasi yang setara dengan kinerja Indeks Pefindo I-Grade.

Ternyata, langkah Majoris merilis reksadana ETF mendapat perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyampaikan, pertumbuhan produk ETF naik hingga empat kali lipat sejak tahun 2015 hingga saat ini.

“Nilainya menjadi hampir RP14 triliun dari Rp3,5 triliun di tahun 2015. Sementara jumlah produk menjadi sekitar 30 produk,” ujar Hoesen di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.

Pertumbuhan ETF, kata Hoesen, sejalan dengan pertumbuhan industri reksadana yang naik lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2015. OJK mencatat, asset under management (AUM) reksadana telah mencapai Rp536 triliun per 22 Juli 2019 dari posisi Rp271 triliun pada tahun 2015.

Dari sisi jumlah produk yang diterbitkan hingga saat ini produk reksadana bertambah 1.008 produk, dari 1.091 menjadi 2.099 produk. Hoesen mengungkapkan, manajer investasi semakin banyak berminat menerbitkan produk ETF.

“Saat ini sudah mencapai 10 manajer investasi, termasuk Majoris,” terang dia.

Selain itu, kata Hoesen, jenis produk ETF juga semakin bervariasi. Awalnya produk ETF hanya dikelola secara pasif, tapi saat ini sudah ada 12 ETF yang dikelola secara aktif.

Berdasarkan hal tersebut produk-produk ETF sudah mulai berkembang dan diharapkan ke depan bisa semakin marak seiring perkembangan pasar modal indonesia yang semakin besar.

Kebijakan Insentif

Dalam menumbuhkembangkan produk ETF, Hoesen mengungkapkan perlu beberapa upaya, terutama dalam meningkatkan literasi dan inklusi produk serta meningkatkan likuiditas transaksi. Dalam meningkatkan minat investasi investor di ETF, OJK terus melakukan sosialisasi terkait manfaat dan kegunaan produk baik ke investor ritel dan institusi.

“Kami kerja sama dengan beberapa manajer investasi dan asosiasi melakukan sosialisasi dalam bentuk seminar dan FGD, dengan tujuan tidak hanya meningkatkan transaksi dan jumlah investor yang berinvestasi di ETF,” ujar Hoesen.

Sementara, untuk meningkatkan likuiditas dan jumlah transaksi ETF, OJK bersama para self regulatory organization (SRO) sedang mengkaji berikan insentif kepada deal participant dan investor retail.

“Salah satu kebijakan yag sedang dikaji, terkait pembebasan biaya transaksi yang dilakukan dealer participant yang menjalankan fungsinya sebagai market maker,” imbuh dia.

Hoesen menjelaskan saat ini OJK saat ini sedang merumuskan untuk memberi insentif buat ETF. Jika dealer participant membuat produk ETF maka dalam menjualnya akan ada biaya transaksi.

Kemudian reksadana ETF tersebut ketika akan membeli saham di market, maka akan terkena biaya dan ketika dijual juga akan terkena biaya, sehingga biayanya banyak sekali. Sehingga supaya lebih efisien, kata Hoesen, OJK akan mempertimbangkan untuk mengurangi biaya transaksi atau menghapuskannya.

"Kami menyetujui usulannya dari SRO, sekarang sudah masuk di OJK dan sedang kami pelajari. Mudah-mudahan secepatnya," ujar Hoesen.

Dengan insetif ini, menurut Hoesen, diharapkan bisa mendongkrak pasar ETF. Sebab imbal hasil reksadana ETF akan lebih menarik karena potongan biayanya berkurang.

OJK juga, lanjut Hoesen, akan meningkatkan jalur distribusi produk ETF dengan strategi peningkatan penjualan melalui agen penjual reksa dana (APERD).

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua