Beli Reksa Dana Berkali-kali, Keuntungan Bisa Lebih Maksimal
Investor akan memperoleh harga rata-rata dari reksa dana yang berfluktuasi di pasar
Investor akan memperoleh harga rata-rata dari reksa dana yang berfluktuasi di pasar
Bareksa.com – Dalam berinvestasi, tentunya para investor memperhitungkan untung dan rugi dari setiap rupiah yang ditanamkan, tak terkecuali pada produk reksa dana. Tak jarang, investor melakukan pembelian reksa dana ini tidak hanya sekali saja melainkan bisa berkali-kali atau berkala dengan fasilitas auto-debet.
Pembelian lebih dari satu kali ini umumnya dilakukan investor yang menyesuaikan dengan market timing untuk memaksimalkan keuntungan. Dengan mengetahui market timing yang tepat, investor bisa mengambil kesempatan untuk membeli reksa dana dengan harga yang lebih rendah ketika pasar sedang turun. Hal ini sama seperti berbelanja barang bermerek pada saat diskon. Dengan begitu, potensi keuntungan yang diperoleh bisa lebih maksimal ketika terjadi kenaikan di pasar keuangan.
Untuk melihat untung ruginya ketika membeli reksa dana lebih dari satu kali, investor perlu menghitung NAB rata-rata reksa dana. Sebab, dengan mendapatkan NAB yang berbeda setiap kali melakukan pembelian reksa dana, tentu jumlah unit penyertaan (UP) kepemilikan reksa dana kita akan berubah dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan return investasi reksa dana.
Promo Terbaru di Bareksa
Perhitungan NAB rata-rata reksa dana ini berdasarkan transaksi pembelian (subscription) reksa dana dalam beberapa kali. Sebagai contoh, terdapat investor A yang telah melakukan pembelian pada reksa dana Syailendra Fixed Income Fund sebanyak 3 kali dalam 3 bulan terakhir di Marketplace Reksa Dana Bareksa.
Dalam pembelian pertama pada tanggal 24 Oktober 2016, Investor A membeli reksa dana senilai Rp1 juta dengan NAB sebesar Rp1.632,84, maka UP yang diterima sebanyak 612,43 unit. Kemudian, pada tanggal 24 November 2016, Investor A kembali membeli reksa dana dengan NAB sebesar Rp1.587,91. Melihat nilai NAB yang lebih murah layaknya sedang diskon, maka Investor A pun menanamkan lebih banyak uangnya yakni senilai Rp1,5 juta, maka UP yang diterima sebanyak 938,73 unit.
Tabel: Transaksi Pembelian Reksa Dana
Sumber: Bareksa.com
Setelah pembelian reksa dana yang kedua ini, jumlah UP yang dimiliki Investor A menjadi 1.551,16 unit dengan NAB rata-rata menjadi Rp1.611,69 dari NAB semula yang sebesar Rp1.632,83. Kemudian total dana investasi pada reksa dana Syailendra Fixed Income Fund menjadi Rp2,5 Juta.
Karena pada tanggal 24 November NAB reksa dana sebesar Rp1.597,91 dan NAB rata-rata sebesar Rp1.611,69, maka return investasi reksa dana tercatat minus 0,86 persen akibat adanya penurunan terhadap aset reksa dana. Sepanjang reksa dana ini belum dijual, maka kerugian ini masih merupakan potensi kerugian yang belum direalisasikan.
Kemudian pada pembelian reksa dana selanjutnya pada tanggal 23 Desember 2016 dengan tambahan pembelian sebesar Rp1 juta dan NAB sebesar Rp1.632,36 maka UP yang diterima sebanyak 612,43 unit. Sehingga dari total keseluruhan pembelian reksa dana sebanyak 3 kali ini, UP yang dimiliki hingga saat ini sebanyak unit 2.163,77 dan NAB rata-rata sebesar Rp Rp1.617,55 dengan total dana investasi sebesar Rp3,5 juta.
Sementara itu pada menu portofolio di akun reksa dana Bareksa, terlihat investor A memiliki NAB rata-rata sebesar Rp1.617,55 dengan total unit penyertaan reksa dana sebanyak 2.163,77 unit. Seperti yang tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel: Portofolio Akun Reksa Dana
Sumber: Bareksa.com
Hingga saat ini, NAB reksa dana Syailendra sebesar Rp1629,93, sehingga Investor A memiliki keuntungan (return) yang dihasilkan reksa dana sekitar 0,77 persen per tanggal 3 Januari 2017. Keuntungan ini masih berupa keuntungan yang belum direalisasikan (unrealized gain) sepanjang investor tidak menjualnya.
Dalam hal ini, Investor A tetap memperoleh perkiraan hasil investasi yang positif meski pergerakan NAB reksa dana sempat menurun. Lain halnya apabila Investor A hanya melakukan pembelian sekali saja dengan NAB awal sebesar Rp1.632,83 (per tanggal 24 Oktober 2016), maka hingga saat ini return investasi Investor A masih minus 0,17 persen dengan asumsi NAB reksa dana per tanggal 3 Januari 2017 sebesar Rp1.629,93.
Oleh karena itu, strategi berinvestasi pada reksa dana dalam beberapa kali atau berkala ini dapat memaksimalkan keuntungan bagi investor. Namun investor juga perlu menyesuaikan strategi ini dengan tujuan investasi agar dapat tercapai secara tepat. (hm)
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.