Berita Hari Ini : 4 Calon Emiten IPO Bulan Ini, BPUI akan Jadi Holding Asuransi
BCA suntik Rp1 triliun ke Bank Royal, WHO nilai dunia tak siap hadapi Corona
BCA suntik Rp1 triliun ke Bank Royal, WHO nilai dunia tak siap hadapi Corona
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 4 Februari 2020 :
IPO
Sejumlah calon emiten baru tengah antre untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada bulan ini atau Februari 2020. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, ada empat perusahaan yang bakal IPO dalam waktu dekat ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Pertama, perusaaan dari sektor perhotelan yaitu PT Nara Hotel International Tbk, yang bakal melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2020 mendatang. PT Nara Hotel International akan menerbitkan sebanyak 2 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp101 per saham. Dengan demikian, perusahaan ini berpotensi memperoleh dana segar Rp202 miliar.
Kedua, PT Pratama Widya Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, juga akan melepas sejumlah 175,64 juta saham dengan harga penawaran sebesar Rp650 per saham. Dana segar yang mampu diraih oleh calon emiten ini sebanyak Rp114,17 miliar. Rencananya, Pratama Widya akan mencatatkan diri di BEI pada 7 Februari 2020.
Ketiga, pada 12 Februari 2020 PT Agro Yasa Lestari Tbk berencana merilis sejumlah 258,7 juta dengan harga penawaran Rp100 per saham. Adapun jumlah dana segar yang dapat Agro Yasa bisa peroleh sejumlah Rp25,87 miliar.
Keempat, PT Diamond Citra Propertindo Tbk akan menerbitkan 2,15 miliar dengan harga penawaran Rp102 per unit pada. Diamond Citra Propertindo dapat meraup dana Rp219,30 miliar. Emiten ini akan melantai di BEI pada 14 Februari mendatang.
Holding BUMN
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau Bahana, akan menjadi induk dari holding BUMN asuransi. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan Kementerian BUMN menargetkan pembentukan induk holding asuransi selesai akhir bulan ini.
Disebutkan, Kementerian BUMN akan membentuk holding BUMN asuransi sebagai salah satu untuk menyehatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Selain pembentukan holding, Kementerian BUMN menyiapkan sejumlah skema untuk menyehatkan Jiwasraya. Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, upaya yang ditempuh ialah membentuk anak usaha Jiwasraya Putra.Nantinya, saham anak usaha dilepas ke investor.
Selain holding asuransi, ia mengatakan holding rumah sakit dan hotel BUMN segera menyusul. Kementerian BUMN menargetkan rencana ini dapat terealisasi selambat-lambatnya Juni 2020.
Dua rencana holding lainnya yakni holding BUMN perbankan dan jasa keuangan dan holding BUMN karya, dinilai tidak akan terealisasi. Dua rencana ini mendapatkan resistensi dari sejumlah pihak. Untuk penundaan pembentukan holding perbankan, lanjut Kartika karena adanya keberataan sehingga dikhawatirkan memberikan risiko sistemik.
PT Bank Royal dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyuntik modal kepada PT Bank Royal Indonesia senilai Rp1 triliun. Suntikan modal tersebut akan menjadikan Bank Royal menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II.
Dalam pengumuman yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto menerangkan peningkatan modal ini berlaku efektif pada 30 Januari 2020.
"Bank Royal memerlukan tambahan modal agar permodalan menjadi di atas Rp1 triliun dan menjadikan Bank Royal sebagai bank BUKU 2 yang dapat menyediakan layanan elektronik," tulis pengumuman tersebut, Senin (3/1/2020).
Pada 30 Desember 2019, Bank Royal telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui aksi korporasi. Bank Royal menerbitkan 10 juta saham dengan senilai Rp1 triliun, yang seluruhnya akan diserap oleh BCA.
BCA menggenggam 99,57 persen saham PT Bank Royal Indonesia. Selebihnya, digenggam oleh PT BCA Finance dan BCA Finance Limited masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,424 persen.
Virus Corona
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengkhawatirkan dunia tidak siap menghadapi situasi berbahaya dan darurat kalau ada wabah baru semacam virus corona yang muncul dari China, yang menyebar dengan cepat ke negara-negara baru dalam waktu sebulan.
Pada pertemuan Dewan Eksekutif WHO di Jenewa kemarin waktu setempat, Tedros mendesak 196 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia untuk 'berinvestasi dalam kesiapsiagaan' bukan malah 'panik'.
"Sudah terlalu lama dunia terlena dan berjalan pada siklus kepanikan," ujar Tedros dalam sambutannya, Selasa (4/2/2020).
Dia mengakui pihaknya mengeluarkan banyak uang saat terjadi wabah hingga wabah itu berakhir. Akan tetapi, para anggota WHO lupa untuk mengantisipasi kemungkinan wabah berikutnya.
Tedros mengatakan lebih dari US$1 miliar dana telah dihabiskan untuk menghentikan wabah ebola di Republik Demokratik Kongo. Sebagai perbandingan, hanya US$18 juta dihabiskan untuk kesiapsiagaan di negara tetangga Kongo, Uganda sebelum virus melintasi perbatasan."Ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh dunia," katanya.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.