IHSG Dibuka Menghijau Pasca Libur Imlek, Bagaimana Prospeknya?
Pada perdagangan Senin, 4 Februari 2019 IHSG ditutup melemah 0,87 persen berakhir di level 6.481
Pada perdagangan Senin, 4 Februari 2019 IHSG ditutup melemah 0,87 persen berakhir di level 6.481
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pagi ini, Rabu, 6 Februari 2019, dibuka langsung menghijau. IHSG di level 6.525 pada pukul 09.11 WIB atau menguat 0,67 persen dibandingkan penutupan pada Senin, karena hari Selasa libur bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.
Pada Selasa, 5 Februari 2019 pasar saham Indonesia serta mayoritas pasar saham kawasan Asia tidak menjalankan perdagangan karena bertepatan dengan tanggal merah untuk memperingati Hari Raya Imlek.
Namun sehari sebelumnya, atau di awal pekan ini pergerakan bursa saham domestik mengalami tekanan berat hingga harus mengalami penurunan cukup dalam.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja bursa saham domestik pada hari itu berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama benua Kuning yang berakhir di zona hijau. Indeks Nikkei (Jepang) naik 0,46 persen dan Indeks Hang Seng (Hong Kong) menguat 0,21 persen. Sementara itu, Indeks Straits Times (Singapura) terkoreksi 0,13 persen.
Pelemahan nilai tukar rupiah menjadi faktor penekan pada perdagangan awal pekan ini. Hingga Senin sore, rupiah tercatat melemah 0,11 persen di pasar spot ke level Rp13.950 per dolar AS. Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang kuat, yang tercermin oleh indeks dolar AS yang menguat 0,11 persen.
Dolar AS mendapatkan suntikan tenaga dari rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang fantastis. Pada akhir pekan lalu, Jumat (1/2/2019), penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Januari 2019 diumumkan sebanyak 304.000, nyaris 2 kali lipat dari ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu juga mengalahkan capaian bulan Desember yang sebesar 222.000.
Terlepas dari penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Sebagai informasi, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh bank sentral AS (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga acuannya, selain angka inflasi.
Lantas, kini mulai timbul persepsi The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Februari 2019, kemungkinan the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah 3 persen. Memang masih kecil, namun probabilitas 3 persen tersebut merupakan kenaikan dari posisi 0 persen pada 1 Februari.
Ke depannya, probabilitas tersebut bisa berpotensi membesar jika data ekonomi Negeri Adidaya terus mendukung. Hal ini sejatinya sangat memungkinkan, mengingat pemerintahan AS kini sudah kembali beroperasi secara penuh, setidaknya sampai 15 Februari mendatang.
Pada perdagangan Senin, 4 Februari 2019 IHSG ditutup melemah 0,87 persen berakhir di level 6.481,45.
Aktivitas transaksi terpantau berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 12,07 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp8,14 triliun.
Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona merah pada perdagangan Senin, kecuali sektor pertambangan dan perdagangan yang masing-masing menguat 0,8 persen dan 0,52 persen.
Tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni aneka industri (-2,09 persen), konsumer (-1,47 persen), dan keuangan (-1,26 persen).
Beberapa saham yang menekan IHSG pada hari Senin :
1. Saham BBCA (-2,4 persen)
2. Saham BMRI (-3,3persen)
3. Saham ASII (-3 persen)
4. Saham HMSP (-2,1 persen)
5. Saham TLKM (-2,3 persen)
Sebanyak 219 saham menguat, 191 saham melemah, dan 120 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di keseluruhan pasar pada perdagangan Senin senilai Rp517,87miliar.
Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :
1. Saham BBCA (Rp280,21 miliar)
2. Saham BMRI (Rp84,19 miliar)
3. Saham BBNI (Rp58,77 miliar)
4. Saham ISAT (Rp48,58 miliar)
5. Saham CPIN (Rp29,96 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan Senin membentuk bearish candle dengan body cukup besar disertai short upper shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan pergerakan IHSG mengalami tekanan cukup berat hingga hampir berakhir pada level terendanhnya, setelah sebelumnya sempat menguat.
Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sempat dibuka positif sebelum akhirnya berangsur turun sepanjang perdagangan hingga nyaris berakhir di level terendahnya.
Pelemahan IHSG di awal pekan ini menunjukkan adanya indikasi IHSG akan menutup gap yang ditinggalkan pada akhir Januari lalu. Namun selama pergerakannya masih berada di atas garis middle bollinger band, IHSG masih dalam fase uptrend yang kuat.
Indikator relative strength index (RSI) juga terpantau bergerak turun, mengindikasikan adanya momentum penurunan yang cukup kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan untuk rebound.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.