IHSG Tembus 6.400 Menyusul Peluang Damai Dagang AS-China, Bagaimana Prospeknya?
Pada Rabu pagi, 16 Januari 2018, IHSG dibuka melemah di level 6.403
Pada Rabu pagi, 16 Januari 2018, IHSG dibuka melemah di level 6.403
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Rabu, 16 Januari 2018, dibuka langsung melemah. Pada pukul 09.16 WIB, IHSG berada di level 6.403 atau melemah 0,06 persen dibandingkan penutupan perdagangan Selasa, 15 Januari yang sempat mengalamai rebound.
Setelah mengalami pelemahan pada awal pekan, Senin,14 Januari 2019, pasar saham Indonesia berhasil rebound dengan sangat memuaskan pada perdagangan kemarin bahkan dengan berakhir di atas level psikologis 6.400.
Performa bursa saham domestik senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Nikkei (Jepang) naik 0,96 persen, Indeks Shanghai (China) melesat 1,36 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) meroket 2,02 persen, Indeks Strait Times (Singapura) bertambah 1,22 persen, dan Indeks Kospi (Korea) terapresiasi 1,58 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi salah satu penggerak utama penguatan bursa saham regional.
Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (14/1/2019) waktu setempat menyuarakan optimismenya bahwa AS akan dapat mencapai kesepakatan dengan China untuk mengakhiri perang dagang yang selama ini berkecamuk. Eks taipan properti tersebut mengatakan bahwa Beijing ingin bernegosiasi dan perbincangan dengan China berlangsung dengan baik.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan Wakil Perdana Menteri China Liu He kemungkinan akan mengunjungi AS pada akhir bulan ini untuk melakukan negosiasi dagang.
Berbicara mengenai China, kemarin penyaluran kredit baru selama bulan Desember 2018 diumumkan senilai CNY1,08 triliun, mengalahkan konsensus yang sebesar CNY800 miliar, seperti dilansir dari Trading Economics.
Lantas, rilis data tersebut sedikit memberikan kelegaan kepada pelaku pasar. Pasalnya,sebelumnya ekspor China periode Desember 2018 dimumkan terkontraksi sebesar 4,4 persen YoY, di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan 3 persen YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, impor anjlok hingga 7,6 persen YoY, juga di bawah ekspektasi yang memperkirakan pertumbuhan 5 persen YoY.
Sementara dari dalam negeri, kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka neraca perdagangan Indonesia pada bulan Desember 2018 yang mengalami defisit US$1,1 miliar, atau yang ketiga beruntun sejak Oktober 2018. Alhasil selama kuartal IV 2018 neraca perdagangan Indonesia tidak sekalipun mencatatkan angka surplus.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari hingga Desember 2018 tercatat defisit US$8,57 miliar, sangat kontras dibandingkan periode yang sama tahun 2017 di mana terjadi surplus US$11,84 miliar.
Defisit pada Desember 2018 disebabkan oleh ekspor yang tercatat turun 4,62 persen YoY, sementara impor tercatat naik 1,16 persen YoY.
Menutup perdagangan Selasa, 15 Januari 2019, IHSG melesat 1,15 persen dengan berakhir di level 6.408,78. Aktivitas perdagangan terlihat berlangsung sangat semarak,di mana tercatat 17,57 miliar saham ditransaksikan dengan total nilai transaksi Rp10,78 triliun.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali sektor pertanian yang tercatat melemah 0,45 persen.
Tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni industri dasar (2,43 persen), properti (1,87 persen), dan infrastruktur (1,78 persen).
Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG kemarin :
1. Saham CPIN (8,5 persen)
2. Saham UNVR (2,6 persen)
3. Saham TLKM (2,1 persen)
4. Saham BBCA (1,2 persen)
5. Saham HMSP (1,6 persen)
Sebanyak 234 saham menguat, 170 saham melemah, dan 140 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) signifikan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,91 triliun.
Saham-saham yang paling banyak diburu investor asing :
1. Saham TLKM (Rp187,19 miliar)
2. Saham BMRI (Rp177,04miliar)
3. Saham BBCA (Rp153,20 miliar)
4. Saham BBRI (Rp88,79 miliar)
5. Saham UNVR (R82,46 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body cukup besar serta terdapat short lower shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan IHSG bergerak sangat positif dengan mampu berakhir di level tertingginya, meskipun sempat turun sedikit di bawah level pembukannya.
Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sudah positif sejak awal perdagangan dengan dibuka menguat 0,27 persen, meskipun di 20 menit awal perdagangan sempat berkurang kenaikannya.
Namun selepas itu, IHSG secara perlahan namun pasti terus merangkak naik sepanjang perdagangan hingga berhasil ditutup pada level tertingginya.
Kenaikan IHSG kemarin dengan menembus level psikologis 6.400 semakin mengindikasikan adanya uptrend yang kuat, disamping garis upper dan middle bollinger band yang juga bergerak naik.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau mulai kembali bergerak naik, mengindikasikan momentum kenaikan IHSG yang kembali terbuka. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi bergerak menguat.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup serentak di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang mendorong IHSG pada hari ini.
Indeks Dow Jones naik 0,65 persen, kemudian S&P500 melaju 1,07 persen, dan Nasdaq melesat 1,71 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.