Klaim Tunjangan Pengangguran AS Naik, IHSG Berpeluang Menguat Karena Faktor Ini
Pada perdagangan Kamis, 22 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,72 persen berakhir di level 5.990
Pada perdagangan Kamis, 22 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,72 persen berakhir di level 5.990
Bareksa.com - Setelah mengalami pelemahan cukup dalam pada Rabu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound pada perdagangan Kamis kemarin, kini IHSG kembali mendekati level psikologis 6.000.
Sementara itu, rupiah juga ditutup menguat 0,17 persen di hadapan greenback. Lain halnya dengan IHSG, rupiah relatif stabil di zona hijau dan hampir tidak pernah merasakan pelemahan sepanjang perdagangan kemarin.
Pelaku pasar sepertinya sedang tertarik untuk mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang (termasuk Indonesia) dan meninggalkan safe haven seperti dolar AS, mengingat lemahnya data-data ekonomi Negeri Paman Sam.
Promo Terbaru di Bareksa
Klaim tunjangan pengangguran naik 3.000 menjadi 224.000 pada pekan lalu. Capaian tersebut lebih tinggi dari estimasi pasar yang memperkirakan penurunan ke angka 215.000.
Kemudian, pemesanan barang tahan lama inti non-pertahanan (mengeluarkan komponen pesawat) periode Oktober 2018 tidak mengalami perubahan. Lebih rendah dari konsensus Reuters yang mengekspektasikan pertumbuhan 0,2 persen secara bulanan (month on month/MoM).
Data-data tersebut membuka kemungkinan (meski sangat kecil) The Fed bisa saja tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Tanpa kenaikan suku bunga acuan, permintaan dolar AS pun tidak terlalu besar.
Sementara itu dari dalam negeri, sentimen positif datang dari Kementerian Keuangan yang membatalkan rencana lelang obligasi pemerintah pada 27 November, 4 Desember, 11 Desember, 18 Desember. Potensi perolehan dana dalam lelang tersebut ditaksir mencapai Rp48 triliun.
Langkah tersebut membuat pasokan obligasi di pasar sekunder menjadi terbatas. Akibatnya harga instrumen ini berpotensi naik sehingga memancing minat investor untuk mulai mengoleksi.
IHSG juga mendapat sentimen positif khususnya yang menghampiri sektor properti. Pemerintah akan menaikkan ambang batas pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk properti mewah dari sebelumnya Rp20 miliar menjadi Rp30 miliar.
Selain itu, Kementerian Keuangan bakal menurunkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dari pembelian properti dari sebelumnya 5 persen menjadi 1 persen.
Pada perdagangan Kamis, 22 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,72 persen berakhir di level 5.990,81. Aktivitas perdagangan tergolong ramaidi mana tercatat 13,16 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,47 triliun.
Sebanyak 169 saham mengalami kenaikan, sementara 227 saham mengalami penurunan, serta 112 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp219,02 miliar.
Secara sektoral, mayoritas berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, dengan tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu properti (1,48 persen), keuangan (1,34 persen), dan industri dasar (1,25 persen).
Tiga sektor saham yang berakhir di zona merah yaitu pertambangan (-1,57 persen), aneka industri dan perdagangan yang masing-masing turun 0,12 persen.
Saham - saham yang mendorong kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin :
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : 3,5 persen
• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : 1,2 persen
• PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) : 1,2 persen
• PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) : 6,5 persen
• PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) : 5,5 persen
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan IHSG bergeak positif dalam rentang cukup lebar hingga hampir ditutup di level tertingginya.
Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sudah berada di zona hijau sejak awal pembukaan dan terus merangkak, artinya IHSG tidak sempat bergerak di bawah level pembukaannya, merupakan suatu pergerakan yang cukup positif.
Namun menjelang penutupan, penguatan IHSG sedikit terpangkas sehingga gagal menempatkan dirinya di level tertingginya.
Indikator relative strength index (RSI) IHSG terpantau mulai kembali rebound mengindikasikan IHSG sedang kembali mencoba membangun momentum positifnya.
Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi kembali melanjutkan kenaikan.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street tidak akan memberikan pengaruh apa-apa pada perdagangan hari ini mengingat sedang liburkan karena masyarakat AS memperingati Hari Thanksgiving. Karena itu, setidaknya ada satu faktor yang tidak menghambat IHSG melaju pada hari ini.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.