Bareksa.com – Teknologi terus menjadi pilihan bagi perusahaan efek untuk mengembangkan bisnisnya sekaligus memperluas jangkauan investor pasar modal. Seperti yang dilakukan Mandiri Sekuritas dengan menghadirkan platform MOST Learning sebagai sarana pembelajaran online bagi para nasabahnya.

Berbasis 87.000 nasabah ritel per Juli 2018, Mandiri Sekuritas berharap keberadaaan MOST Learning bisa meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal kepada masyarakat luas. Pada akhirnya, basis nasabah Mandiri Sekuritas bisa terus bertambah.

“Juga positif untuk bisnis kami. Terutama untuk mempertahankan market share investor ritel pada kisaran 10 persen sampai 12 persen,” tutur Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir di Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2018.

Silvano memperkirakan, pihaknya bisa menambah sekitar 5.000 investor ritel hingga akhir tahun ini. Dengan penambahan jumlah investor itu, Mandiri Sekuritas berharap rata-rata transaksi hariannya bisa naik 15 persen sampai 20 persen dari posisi Juli 2018 Rp320 miliar per hari menjadi sekitar Rp370 miliar per hari sampai Rp380 miliar per hari.

Di sisi lain, Silvano menambahkan, active ratio nasabah broker dengan kode CC ini juga bisa terus meningkat dari 17 persen menjadi 20 persen.

“Kami pun terus mencari ide baru untuk meningkatkan user experience,” tambah Silvano.

Direktur Mandiri Sekuritas Lisana Irianiwati menambahkan, kehadiran MOST Learning merupakan kelanjutan dari Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST) yang telah hadir sejak 2012.

Sejak saat itu, kata Lisana, Mandiri Sekuritas terus mengembangkan MOST hingga muncul MOST Fund dan MOST Syariah.

Menurut Lisana, inovasi yang dilakukan Mandiri Sekuritas ini bertujuan meyakinkan masyarakat bahwa investasi di pasar modal itu mudah, cepat, dan aman.

“Kami harap, investasi di pasar modal menjadi budaya positif dan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia di masa mendatang,” imbuh Lisana.

Potensi Investor di Daerah

MOST Learning memungkinkan nasabah dan masyarakat umum mengakses konten-konten pembelajaran investasi, mengikuti kelas investasi secara live streaming, serta berinteraksi melalui forum investasi yang tersedia.

Dengan memanfaatkan teknologi berbasis internet ini, Silvano menegaskan bagaimana Mandiri Sekuritas memperluas jangkauannya hingga ke pelosok negeri dan mancanegara.

“Sejak 6 tahun terakhir, Mandiri Sekuritas juga menjadi perusahaan efek terdepan dalam mengedukasi masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar bahkan hingga ke perbatasan nusantara,” jelasnya.

Melihat potensi investor di daerah, Silvano menyampaikan, pihaknya terus mereview brand network untuk mencari lokasi baru atau melihat seberap optimal kantor Mandiri Sekuritas yang eksisting.

Sementara Lisana mengungkapkan, Mandiri Sekuritas bahkan sudah memiliki basis nasabah di perbatasan seperti Singkawang, Kalimantan Barat. Dari situ, Lisana bilang, ternyata potensi nasabah di daerah cukup besar.

“Ternyata, nasabah besar tidak hanya ada di kota besar saja. Kami juga bahkan sudah memiliki nasabah diaspora,” ungkap Lisana.

Dengan melihat potensi yang ada, Mandiri Sekuritas dalam proses perizinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghadirkan fasilitas digital signature.

“Sehingga opening online account ini memudahkan masyarakat karena tidak perlu lagi datang ke cabang,” tambah dia.

Lisana menyebut, beberapa daerah yang punya potensi besar antara lain Surabaya, Medan, Solo, Yogyakarta, hingga Kalimantan.

(AM)