Investor Pasar Modal Tembus 3,87 Juta pada 2020, Ditopang Ritel
Pertumbuhan investor mencapai 56 persen dibandingkan per akhir tahun lalu
Pertumbuhan investor mencapai 56 persen dibandingkan per akhir tahun lalu
Bareksa.com - Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi pasar modal Indonesia karena pasar saham tertekan akibat krisis virus corona. Namun, pasar modal Indonesia masih mendapat dukungan dari investor domestik yang jumlahnya melonjak 56 persen tahun ini.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor pasar modal per 29 Desember 2020 mencapai 3,87 juta investor, naik 56 persen dibandingkan jumlah di akhir 2019 sebanyak 2,48 juta investor. Pertumbuhan tahun ini juga yang paling tinggi dalam tiga tahun terakhir.
"Jumlah investor ritel semakin meningkat dan menunjukkan bangkitnya investor domestik pasar modal," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam seremoni Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia secara virtual 30 Desember 2020.
Promo Terbaru di Bareksa
Data OJK menunjukkan porsi investor ritel semakin mendominasi pasar modal hingga mencapai 75,83 persen per November 2020, jauh dibandingkan dengan 54,88 persen pada 2019.
Wimboh menjelaskan jumlah nomor identitas investor (single investor identification/SID) meningkat pesat di seluruh provinsi di Indonesia, walaupun mayoritas masih di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan DIY).
Wilayah dengan perkembangan SID tertinggi adalah Kepulauan Riau yang mencapai pertumbuhan 59,65 persen secara year to date, disusul Bali dan Lampung.
Peningkatan jumlah investor ritel domestik ini menjadi tumpuan pasar modal ketika investor asing keluar dari pasar modal Indonesia. Menurut catatan Bursa Efek Indonesia, nilai jual bersih (net sell) asing di pasar saham telah mencapai Rp47,88 triliun sepanjang tahun hingga 29 Desember 2020. Hal ini berkebalikan dengan arus masuk (net buy) asing sebesar Rp49,2 triliun pada 2019.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan pasar modal Indonesia ditutup di 5.979 pada 30 Desember 2020, atau turun sekitar 6 persen dibandingkan level penutupan akhir tahun lalu.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.