Saham-Saham Sektor Perkebunan Turun Ikut Terseret Banjir Jakarta
Koreksi harga saham yang terjadi kemungkinan lebih disebabkan faktor psikologi dari kekhawatiran investor
Koreksi harga saham yang terjadi kemungkinan lebih disebabkan faktor psikologi dari kekhawatiran investor
Bareksa.com – Hujan lebat yang mengguyur Jakarta di awal Februari 2018 mengakibatkan banjir di berbagai lokasi dan melumpuhkan separuh ibukota. Kondisi cuaca yang bagi sebagian orang merugikan ini juga menenggelamkan sejumlah saham tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim penghujan di Jakarta akan berlangsung sampai 16 Februari mendatang.
Banjir tahunan yang terjadi di bulan Februari ini turut dirasakan warga Jakarta dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, banjir Jakarta juga terjadi pada Februari 2016 dan Februari 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Ternyata, bersamaan dengan datangnya banjir, kinerja harga saham perusahaan yang bergerak pada beberapa sektor bisnis, terutama sektor perkebunan, juga ikut tertekan. Pada banjir Februari 2016, sektor perkebunan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,71 persen sepanjang bulan tersebut. Begitupun pada tahun berikutnya, bencana banjir turut pula menyeret sektor perkebunan bergerak turun 4,06 persen sepanjang Februari 2017.
Sumber : Bareksa.com
Di tahun ini, sektor perkebunan turut mencatatkan penurunan sejak awal Februari 2018. Sektor ini telah bergerak turun sebesar 3,48 persen month to date (per 06 Februari 2018).
Saham-saham sektor perkebunan memang memiliki kaitan cukup erat terhadap kondisi cuaca, terlebih bila bencana banjir berlangsung cukup lama. Sebab, hal tersebut dapat memberikan potensi terganggunya produksi dari bahan baku yang dihasilkan.
Secara kinerja, pada dasarnya perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan memang sangat sensitif terhadap kondisi cuaca. Cuaca yang ekstrem akan sangat mengganggu produksi.
Karakteristik dari perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan seperti minyak sawit mentah (CPO), produksi akan sangat terganggu jika cuaca yang terlalu kering (panas) ataupun yang terlalu lembab atau musim hujan yang sedang terjadi saat ini.
Jika cuaca ekstrem berlangsung lebih lama dari perkiraan, maka volume produksi akan terganggu serta akan menurunkan nilai penjualan perusahaan. Salah satu faktor yang dapat membantu kinerja adalah kenaikan Harga Jual Rata-rata (ASP) produk tersebut.
Secara umum, kami melihat musim hujan (disertai banjir) yang terjadi saat ini tidak memberikan dampak signifikan pada kinerja keuangan (fundamental) perusahaan secara jangka panjang. Koreksi yang terjadi kemungkinan lebih disebabkan faktor psikologi dari investor di mana adanya kekhawatiran bila bencana banjir berlangsung lebih lama dari perkiraan. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.