Bareksa.com – Dalam sebulan terakhir (periode 07 Oktober – 06 November 2017) pasar saham bergerak dalam tren penguatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatatkan kenaikan 2,46 persen dalam sebulan.

Tren penguatan terjadi seiring dengan rekor tertinggi baru yang ditorehkan IHSG sehingga berhasil membawa indeks keluar dari tren konsolidasi jangka menengah dalam tiga bulan terakhir sejak awal Juli 2017. Di pekan terakhir bulan Oktober, IHSG menanjak tinggi dan berhasil menembus level 6.000-an.

Pergerakan positif 8 dari 10 indeks sektoral menopang penguatan IHSG di mana sektor industri dasar memimpin dengan kenaikan tertinggi, yakni 10,86 persen dalam sebulan terakhir. Hanya 2 sektor yang mencatatkan penurunan yaitu sektor infrastruktur dan sektor agrikultur dengan penurunan masing-masing 3,33 persen dan 0,48 persen.

Tren kenaikan di pasar saham turut pula memberikan dorongan pada kinerja produk investasi lainnya seperti reksa dana saham. Reksa dana yang menempatkan aset portofolionya paling banyak pada saham ini mencatatkan kinerja bertumbuh. Hal ini tercermin dari return rata-rata reksa dana saham yang tumbuh 2,02 persen dalam sebulan terakhir.

Penguatan di pasar saham seiring dengan sektor industri dasar yang mencatatkan kenaikan tertinggi ini turut pula menopang kinerja reksa dana saham yang mengalokasikan aset investasinya paling banyak pada sektor ini.

Grafik: Perbandingan Return Indeks Sektoral Saham di Bursa Efek Indonesia

Sumber : Bareksa.com

Salah satu produk reksa dana yang mendapat keuntungan dari pergerakan positif pasar saham adalah reksa dana HPAM Ultima Ekuitas 1. Reksa dana saham kelolaan PT Henan Putihrai Asset Management ini mengalokasikan paling banyak asetnya pada sektor industri dasar, yakni sebesar 21 persen.

Hal tersebut membuat reksa dana ini berhasil mencatatkan return 5,95 persen dalam sebulan. Bahkan, return reksa dana HPAM Ultima Ekuitas 1 adalah yang tertinggi, sekaligus menjuarai kinerja reksa dana saham kategori reksa dana saham konvensional yang tersedia di Marketplace Reksa Dana Bareksa.

Sumber : Bareksa.com

Selain pada sektor industri dasar, reksa dana HPAM Ultima Ekuitas 1 juga mengalokasikan aset investasinya cukup besar pada sektor properti dan sektor perdagangan dan jasa dengan proporsi alokasi masing-masing 15 persen dan 18 persen.

Kedua sektor ini pun mencatatkan kenaikan sehingga turut memberikan dorongan pada kenaikan return reksa dana. Dalam sebulan terakhir, sektor properti naik 2,70 persen dan sektor perdagangan dan jasa menguat 0,38 persen.

Jika dilihat pada fund factsheet reksa dana periode Oktober 2017, lima besar saham sebagai alokasi terbesar bagi portofolio reksa dana ini juga kompak mencatatkan penguatan.

Lima saham (Top Holding) tersebut adalah saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Dalam sebulan, kelima saham tersebut kompak menguat, terlebih saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang melonjak hingga 22,78 persen dalam sebulan terakhir per 06 November 2017. Berikut grafik pergerakan harga (stock performance) kelima saham tersebut.

Grafik: Perbandingan Return Lima Saham Top Holding Reksa Dana HPAM Ultima Ekuitas 1

Sumber : Bareksa.com

Reksa dana saham ini bisa menjadi salah satu alternatif investasi bagi investor dengan profil risiko tinggi atau agresif. Pasalnya, sesuai dengan karakteristiknya, reksa dana saham menawarkan return tinggi dengan potensi yang besar pula (high risk high return). Produk ini pun cocok untuk investasi jangka panjang lebih dari lima tahun agar dapat meminimalisir risikonya. (hm)

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..