Indeks Saham Pekan ke-3 Februari Naik Tipis, Reksadana Ini Dominasi Imbalan Tertinggi
Sepanjang periode 15–19 Februari 2021, IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan tipis 0,15 persen ke level 6,231
Sepanjang periode 15–19 Februari 2021, IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan tipis 0,15 persen ke level 6,231
Bareksa.com - Mengakhiri pekan ketiga di Februari 2021, bursa saham Tanah Air terlihat cenderung mengalami pergerakan yang variatif, namun masih mampu mencatatkan kenaikan tipis pada pekan lalu. Sepanjang periode 15–19 Februari 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakumulasi kenaikan tipis 0,15 persen ke level 6,231.93.
Sementara itu, investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp556 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi Rp63,44 triliun. Nilai transaksi tersebut terbilang kecil dibandingkan beberapa pekan terakhir.
Adapun sentimen yang hadir pada pekan lalu muncul dari global maupun domestik. Dari Amerika Serikat (AS), stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun diperkirakan akan cair dalam beberapa pekan ke depan.
Promo Terbaru di Bareksa
Menteri Keuangan AS Janet Yellen, pada Kamis pekan lalu waktu setempat mengatakan paket stimulus fiskal yang besar diperlukan untuk memulihkan perekonomian AS secara penuh.
Pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) juga menjadi sorotan pada pekan lalu, di mana mereka menegaskan bahwa pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan nama "tapering", belum akan dilakukan tahun ini.
Dalam notula tersebut, The Fed juga melihat pemulihan ekonomi AS masih berjalan lambat, sehingga kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Artinya, suku bunga <0,25 persen serta QE senilai US$120 miliar per bulan akan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama.
Sementara dari dalam negeri, Pada Kamis (18/2/2021) Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 4,25 persen," kata Perry usai RDG, Kamis (18/2/2021).
Kemudian pada Jumat (19/2/2021), BI juga merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal IV 2020 sekaligus keseluruhan 2020. NPI terdiri dari dua pos yakni transaksi berjalan dan transaksi modal & finansial.
Pada kuartal IV-2020, transaksi berjalan (current account) membukukan surplus US$0,8 miliar atau setara 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto. Lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu surplus US$ 1 miliar atau 0,4 persen PDB.
Reksadana Saham Dominasi Return Mingguan
Meski kondisi pasar saham Indonesia yang menguat tipis pada pekan lalu, namun secara umum justru berbanding terbalik dengan kinerja reksadana yang berbasis ekuitas. Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing kompak mengalami koreksi 0,94 persen dan 0,95 persen.
Sumber: Bareksa
Namun di sisi lain, berdasarkan reksadana yang tersedia di Bareksa, masih terdapat beberapa reksadana saham yang justru mendominasi return mingguan tertinggi pada pekan lalu. Berikut top 10 reksadana yang masih berhasil mencatatkan kenaikan kinerja dengan imbal hasil (return) tertinggi pada pekan lalu.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat top 10 reksadana dengan imbalan tertinggi di Bareksa 8 diantaranya ditempati oleh reksadana saham, sementara 2 lainnya merupakan produk reksadana campuran yang memang juga punya alokasi pada saham dalam portofolionya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Untuk berinvestasi sangat disarankan disesuaikan dengan profil risiko kamu ya!
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.