MARKET FLASH: BEI Siapkan Platform Trading Obligasi, Pemerintah Genjot Jalan Tol
Enam perusahaan ritel modern berencana investasi sekitar Rp2,8 triliun tahun ini untuk menambah gerai baru.
Enam perusahaan ritel modern berencana investasi sekitar Rp2,8 triliun tahun ini untuk menambah gerai baru.
Bareksa.com- Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Soechi Lines Tbk (SOCI)
Laba SOCI sepanjang Januari - Maret 2016 ambrol hingga 75,41 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, akibat mencatat kerugian pelepasan aset sebesar US$4,14 juta. SOCI melego satu kapal seharga US$7,5 juta. Angka ini di bawah nilai buku bersih kapal yang masih US$11,33 juta.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu keuangan SOCI juga didera rugi kurs hingga US$1,7 juta. Padahal dari sisi pendapatan di kuartal pertama tahun ini, SOCI masih dapat bertahan di angka US$33,13 juta, turun tipis 2,9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Pemerintah Tawarkan 10 Proyek Jalan Tol Senilai Rp109 Triliun.
Pemerintah menawarkan 10 proyek jalan tol sepanjang 520,83 km senilai Rp109,58 tiliun. Tujuh dari 10 jalan tol tersebut diusulkan oleh pemrakasra (unsolicited) dengan nilai Rp94,52 triliun. Dua diantaranya diprakasai oleh perusahaan BUMN yakni PT Jasa Marga Tbk dan PT Waskita Toll Road, anak perusahaan PT Wakita Karya Tbk (WSKT).
Gencarnya pembangunan jalan tol seiring dengan komitmen pemerintah untuk menggenjot infrastruktur yang tahun ini anggarannya mencapai Rp313 triliun.
Perusahaan Ritel Ekspansi Rp2,8 Triliun
Enam perusahaan ritel modern, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) PT Indomarco Prismatama, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF)), PT Mitra Adiperjasa Tbk (MAPI) berencana investasi dengan total nilai sekitar Rp2,8 triliun tahun ini untuk menambah gerai baru.
Geliat perekonomian diyakini Ketua Umum Asosiasi Penguasaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nichola, akan membangkitkan bisnis ritel tahun ini. Roy bahkan meyakini akan terjadi kenaikan omset total pengusaha ritel menjadi Rp200 triliun.
Dua faktor utama yang mendorong penjualan ritel adalah perekonomian Indonesia yang tumbuh hampir 5 persen dan kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI Rate menjadi 6,75 persen. Kecenderungan BI Rate yang terus turun akan meningkatkan daya beli konsumen.
Transaksi Obligasi Bakal Lebih Transparan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan Electronic Trading Platform (ETP) tahun ini. Sistem transaksi obligasi secara eletronik ini berpotensi mendongkrak pasar obligasi dalam negeri.
ETP merupakan trading platform perdagangan surat utang pemerintah dan korporasi yang membuat data perdagangan dapat dimonitor setiap hari. Sistem perdagangannya menggunakan sistem Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menyediakan informasi harga wajar sebagai refrensi pelaku pasar. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.