Secara Historikal, Sektor Ini Paling Cepat Pulih Pasca Ledakan Bom
Merujuk pada enam kejadian sebelumnya efek dari terjadinya ledakan bom tidak mengganggu pasar dalam jangka panjang
Merujuk pada enam kejadian sebelumnya efek dari terjadinya ledakan bom tidak mengganggu pasar dalam jangka panjang
Bareksa.com - Pasca ledakan bom yang mengguncang kawasan Sarinah Jakarta kemarin (Kamis, 14 Januari 2016) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai bangkit dan rebound. Hari ini (Jumat, 15 Januari 2015), IHSG ditutup menguat 0,37 persen menjadi 4.529,78 dari sebelumnya 4.513,18, pada perdagangan sesi I.
Padahal kemarin, akibat ledakan bom tersebut IHSG melemah 1,2 persen ke level 4.483,37. Investor asing pun tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp158 miliar.
Dampak bom terhadap pasar saham Indonesia tampaknya tidak berlangsung lama. Merujuk pada enam kejadian sebelumnya, yakni bom Bursa Efek Indonesia (2000), bom Bali (2002), bom J.W Marriott (2003), bom Kedubes Australia (2004) , bom Bali II (2005) dan bom Mega Kuningan (2009), efek serangan teroris dan pengeboman tidak mengganggu pasar saham dalam jangka panjang. Pada beberapa kejadian, ledakan bom justru menjadi titik balik IHSG untuk rebound. (Baca juga : Jakarta Diserang : Secara Historis, Bom Bisa Jadi Titik Balik Pergerakan IHSG)
Promo Terbaru di Bareksa
Lalu, sektor mana saja yang paling cepat pulih pasca kejadian ledakan bom?
Yang menarik satu hari setelah pasca bom 2003 dan 2009, ada dua sektor yang selalu menguat paling besar untuk berbalik arah, yaitu sektor Infrastruktur dan perkebunan.
Setelah kejadian bom 2003, indeks sektor perkebunan naik 1,61 persen dan kejadian bom pada 2009 naik sebesar 8 persen. “Jika melihat secara historikal, sektor yang cepat pulih adalah sektor yang tidak terpengaruh kejadian tersebut sehingga investor mengalihkan investasinya ke saham-saham bersifat defensif. Namun sifat kenaikan sektor-sektor ini hanya sementara, dan setelah itu investor akan kembali memilih saham berfundamental lebih baik.” kata Head of Research Bareksa Ni Putu Kurniasari.
Grafik: Kenaikan Indeks Sektoral Pasca Bom 2003 dan 2009
Sumber: Bareksa.com
Kenaikan terbesar juga dialami oleh sektor infrastruktur. Sehari setelah kejadian bom 5 Agustus 2003, indeks sektor ini berhasil berbalik arah sebesar 2,4 persen dan pada 2009 berhasil rebound 2,06 persen.
Selain dua sektor tersebut, pada pengeboman Hotel J.W Marriott (2003) sektor aneka industri menguat paling tajam sekitar 3,1 persen. Sementara pada kejadian ledakan di Mega Kuningan (2009) sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang naik paling tinggi sebesar 5 persen.
((pba))
Sementara kejadian ledakan kemarin, berdasarkan data Bareksa, hingga pukul 14.30 sektor yang menguat adalah indeks sektor aneka industri sebesar 0,56 persen dan indeks sektor perkebunan naik 0,32 persen.
Naiknya indeks sektoral aneka industri didorong oleh kenaikan harga saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar 1,5 persen menjadi Rp5.925 dari sebelumnya Rp5.875. Sebelumnya, sehari setelah kejadian bom 5 Agustus 2003, harga ASII naik sebesar 4,3 persen menjadi Rp363 dari sebelumnya Rp348.
Lalu dari sektor perkebunan, pada perdagangan kemarin harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik sebesar 1,8 persen menjadi Rp16.750 dari sebelumnya Rp16.450. Sementara pada kejadian ledakan bom pada 2009, saham AALI dalam satu hari berhasil pulih sebesar 11,5 persen menjadi Rp18.450 dari sebelumnya Rp16.550. Pada kejadian bom 2003, saham AALI naik 2 persen menjadi Rp1.350 dari sebelumnya Rp1.325.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.