BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Pasar Obligasi Diperkirakan Mixed Pekan ini; Pasar Menunggu

Bareksa18 Agustus 2014
Tags:
Pasar Obligasi Diperkirakan Mixed Pekan ini; Pasar Menunggu
Indonesia President Susilo Bambang Yudhoyono stands beside presidential candidates Prabowo Subianto and Joko "Jokowi" Widodo during a meeting at the presidential palace in Jakarta. (REUTERS/Beawiharta)

Faktor pergerakan rupiah terhadap dolar juga akan menjadi perhatian investor pada pekan ini terutama investor asing

Bareksa.com - Pergerakan harga di pasar obligasi pekan ini diperkirakan 'mixed', dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menanti keputusan Mahkamah Konstitusi terkait hasil pemilihan presiden menurut Roby Rushandie, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Jakarta.

Mahkamah Konstitusi akan mengeluarkan keputusan akhir minggu ini atas gugatan calon presiden Prabowo Subianto terhadap Komisi Pemilihan Umum yang dituduh membiarkan adanya kecurangan yang menyebabkan calon presiden Joko Widodo menang dalam pilpres 9 Juli lalu. Banyak pengamat memperkirakan MK akan menolak gugatan Prabowo.

Selain kasus di MK, faktor pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga akan menjadi perhatian investor pada pekan ini terutama investor asing, ujar Roby. "Terkait dengan faktor risiko, SUN (Surat Utang Negara) tenor pendek sepertinya masih akan menjadi incaran investor," kata Roby.

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam sepekan terakhir, perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) bergerak 'bearish' jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Rata-rata yield SBN naik terlihat pada IBPA IGBI Effective Yield Index yang berada di level 8,41 persen pada perdagangan Senin (11/8) dibandingkan perdagangan Jumat (8/8) yang berada di level 8,41 persen.

"Tekanan pasar SBN dipicu oleh aksi wait-and-see data-data makro Indonesia seperti BI Rate (suku bunga Bank Indonesia) dan neraca pembayaran Indonesia," Roby menambahkan.

Tren yield sepanjang tenor sempat mengalami penurunan paska diumukannya BI Rate pada Kamis (14/8) yang kembali dipertahankan di level 7,50 persen dalam 10 bulan terakhir. Namun, sentimen tersebut tidak sanggup menahan tekanan naik yield lebih lama.

Yield SBN pada Jumat (15/8) siang kembali bergerak naik terutama pada tenor menengah dan tenor panjang. Menurut Roby, peningkatan yield disebabkan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar USD9,1 miliar. "Sehingga mendorong kembali tingginya ekspektasi risiko di pasar SUN."

Dominasi peningkatan yield selama sepekan ini mendorong rata-rata yield sepanjang tenor 1 hingga 30 tahun mengalami peningkatan sebesar 3,9 basis poin. Peningkatan yield terutama mewarnai tenor panjang dengan rata-rata kenaikan hingga 5,8 basis poin. "Adanya risk aversion menyebabkan pelaku pasar lebih memilih untuk bertransaksi pada SUN bertenor pendek."


Obligasi Korporasi Bullish

Berbeda dengan obligasi pemerintah, obligasi korporasi selama sepekan terakhir didominasi dengan tren bullish. Rata-rata yield untuk keseluruhan seri obligasi korporasi mencatatkan penurunan sebesar 16,7 basis poin. Adapun kontribusi penurunan yield terjadi pada seri-seri yang memiliki rating A dan BBB.

Sementara itu, lima seri obligasi korporasi yang terkatif diperdagangkan sepekan terakhir, diantaranya obligasi PT Pupuk Indonesia seri PIHC01A, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk seri WOMF01ACN1 serta PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA01CN1).

Kemudian, obligasi PT Express Transindo Utama Tbk seri TAXI01 dan PT Perum Pegadaian seri PPGD13B.(QS)

*oleh Ni Putu Kurnia Sari

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua