Pasar Obligasi Diperkirakan Mixed Pekan ini; Pasar Menunggu
Faktor pergerakan rupiah terhadap dolar juga akan menjadi perhatian investor pada pekan ini terutama investor asing
Faktor pergerakan rupiah terhadap dolar juga akan menjadi perhatian investor pada pekan ini terutama investor asing
Bareksa.com - Pergerakan harga di pasar obligasi pekan ini diperkirakan 'mixed', dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menanti keputusan Mahkamah Konstitusi terkait hasil pemilihan presiden menurut Roby Rushandie, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Jakarta.
Mahkamah Konstitusi akan mengeluarkan keputusan akhir minggu ini atas gugatan calon presiden Prabowo Subianto terhadap Komisi Pemilihan Umum yang dituduh membiarkan adanya kecurangan yang menyebabkan calon presiden Joko Widodo menang dalam pilpres 9 Juli lalu. Banyak pengamat memperkirakan MK akan menolak gugatan Prabowo.
Selain kasus di MK, faktor pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga akan menjadi perhatian investor pada pekan ini terutama investor asing, ujar Roby. "Terkait dengan faktor risiko, SUN (Surat Utang Negara) tenor pendek sepertinya masih akan menjadi incaran investor," kata Roby.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam sepekan terakhir, perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) bergerak 'bearish' jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Rata-rata yield SBN naik terlihat pada IBPA IGBI Effective Yield Index yang berada di level 8,41 persen pada perdagangan Senin (11/8) dibandingkan perdagangan Jumat (8/8) yang berada di level 8,41 persen.
"Tekanan pasar SBN dipicu oleh aksi wait-and-see data-data makro Indonesia seperti BI Rate (suku bunga Bank Indonesia) dan neraca pembayaran Indonesia," Roby menambahkan.
Tren yield sepanjang tenor sempat mengalami penurunan paska diumukannya BI Rate pada Kamis (14/8) yang kembali dipertahankan di level 7,50 persen dalam 10 bulan terakhir. Namun, sentimen tersebut tidak sanggup menahan tekanan naik yield lebih lama.
Yield SBN pada Jumat (15/8) siang kembali bergerak naik terutama pada tenor menengah dan tenor panjang. Menurut Roby, peningkatan yield disebabkan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar USD9,1 miliar. "Sehingga mendorong kembali tingginya ekspektasi risiko di pasar SUN."
Dominasi peningkatan yield selama sepekan ini mendorong rata-rata yield sepanjang tenor 1 hingga 30 tahun mengalami peningkatan sebesar 3,9 basis poin. Peningkatan yield terutama mewarnai tenor panjang dengan rata-rata kenaikan hingga 5,8 basis poin. "Adanya risk aversion menyebabkan pelaku pasar lebih memilih untuk bertransaksi pada SUN bertenor pendek."
Obligasi Korporasi Bullish
Berbeda dengan obligasi pemerintah, obligasi korporasi selama sepekan terakhir didominasi dengan tren bullish. Rata-rata yield untuk keseluruhan seri obligasi korporasi mencatatkan penurunan sebesar 16,7 basis poin. Adapun kontribusi penurunan yield terjadi pada seri-seri yang memiliki rating A dan BBB.
Sementara itu, lima seri obligasi korporasi yang terkatif diperdagangkan sepekan terakhir, diantaranya obligasi PT Pupuk Indonesia seri PIHC01A, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk seri WOMF01ACN1 serta PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA01CN1).
Kemudian, obligasi PT Express Transindo Utama Tbk seri TAXI01 dan PT Perum Pegadaian seri PPGD13B.(QS)
*oleh Ni Putu Kurnia Sari
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.