OJK : Ini 5 Faktor Pendorong Naik Turun Harga Emas
Faktor pertama berupa ketidakpastian kondisi global yakni berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang
Faktor pertama berupa ketidakpastian kondisi global yakni berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang
Bareksa.com - Harga emas di dalam negeri baik yang berupa emas perhiasan maupaun emas batangan atau disebut juga logam mulia, pada dasarnya ditentukan oleh harga emas global, yang menjadi penentu harga emas di dalam negeri. Lalu apa pendorong naik turunnya harga emas?
Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut lima faktor penyebab naik turunnya harga emas :
1. Ketidakpastiaan Kondisi Global
Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Mengapa demikian?
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik. Investasi emas disebut-sebut salah satu aset aman (safe haven).
Pada sebuah kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi.
Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak perlu heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.
Contoh kasus terkini efek dari ketidakpastiaan kondisi global, konflik yang berujung perang antara Rusia dengan Ukraina, mendorong harga emas berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan dolar AS.
Baca juga : Ketegangan Politik AS - Rusia di Ukraina Mencuat, Saatnya Investasi Emas
2. Penawaran dan Permintaan Emas
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik.
Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya. Satu hal yang juga perlu dicatat bahwa ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas.
Baca juga : Pilih Investasi Emas Antam atau UBS? Semua Tersedia di Bareksa
3. Kebijakan Moneter
Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.
Saat The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Alasannya, dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas batangan dan begitu juga sebaliknya.
4. Inflasi
Selajutnya ada inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.
Penyebabnya masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Nah, karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.
Baca juga : Bagaimana Cara Lapor Investasi Emas dalam SPT Tahunan Pajak?
5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Makanya, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Maka, saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun. Terkait faktor kelima atau nilai tukar dolar AS, biasanya juga terkait faktor pertama yakni faktor geopolitik.
Investasi Jangka Panjang
Ada baiknya, investasi emas dilakukan untuk investasi yang sifatnya jangka panjang. Salah satu alasannya, agar bisa lebih melihat perkembangan naik turunnya harga emas. Makanya sejumlah kalangan mengimbau, investasi emas baiknya minimal untuk 5 tahun ke depan.
Investasi Emas Online di Bareksa Emas
Bagaimana makin mantap investasi emas? Jika tidak ingin repot membelinya, maka kamu bisa memanfaatkan fitur jual beli emas online kini sudah tersedia di Bareksa Emas. Dalam fitur BareksaEmas, Bareksa telah bermitra dengan Indogold dan Pegadaian, yang merupakan penyedia emas fisik dengan layanan gadai emas sesuai izin OJK.
Emas yang dibeli investor di Bareksa emas ada bentuk fisiknya dan disimpan di brankas aman, yang bisa dijual atau diambil fisiknya bila diperlukan.
Tunggu apa lagi, ayo segera investasi emas karena waktu terbaik investasi emas baik perhiasan maupun logam mulia, adalah sekarang. Pastikan bahwa emas merupakan instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko Anda ya.
Tertarik investasi emas? Seegara investasi di Bareksa Emas.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerjasama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.