Berita Hari Ini: Menkeu Sebut Belum Resesi; Bansos Gaji di Bawah Rp5 Juta
Diskon PPh badan naik; Harga minyak global naik saat stok turun; analis proyeksi reli harga emas berlanjut
Diskon PPh badan naik; Harga minyak global naik saat stok turun; analis proyeksi reli harga emas berlanjut
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait ekonomi, investasi yang dirangkum dari berbagai media dan keterbukaan informasi Kamis, 6 Agustus 2020.
Harga Minyak
Harga minyak global menguat pada Rabu (5/8/2020) setelah data menunjukkan penurunan tajam stok minyak mentah di AS. Namun, kekhawatiran peningkatan infeksi virus corona mengarah pada permintaan minyak yang terbatas.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga minyak brent naik 44 sen atau 1 persen ke US$44,87 per barel pada pukul 0810 GMT, sementara harga minyak West Texas Intermediate naik 43 sen atau 1 persen ke US$42,13 per barel.
Invetori minyak mentah AS anjlok 8,6 juta barel pada pekan yang berakhir 1 Agustus, menjadi 520 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan hanya 3 juta barel, menurut temuan American Petroleum Institute.
Namun, data resmi baru akan keluar pada Rabu petang waktu AS, atau Kamis sore WIB.
"Sentimen bullish ditegaskan pada awal hari ini dengan adanya berita pasar saham AS, tetapi kami yakin penguatan mungkin berbalik pada beberapa hari ke depan, karena isu Covid-19 kembali merebak," ujar Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak Rystad Energy seperti dikutip The Edge Markets.
Kasus virus corona terus meningkat. di Amerika Serikat, kematian mencapai lebih dari 1.000 per hari, sementara puluhan negara bagian telah menghentikan atau mengurangi rencana untuk membuka kembali ekonomi mereka.
Diskon PPh Badan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar gembira untuk wajib pajak (WP) badan. Kali ini, otoritas fiskal bakal meningkatkan tarif diskon pajak penghasilan (PPh) Pasal 25 dari 30 persen menjadi 50 persen.
Sri Mulyani mengatakan, kebijakan ini diambil sebagai respons pemerintah dalam menanggulangi dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Harapannya dengan tambahan diskon pajak badan, cashflow perusahaan dapat membaik di semester II-2020.
“Karena beberapa stimulus yang kurang dapatkan atau belum bisa diimplementasikan karena sulit dilaksanakan, pemerintah akan lakukan perbaikan atau diubah,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), seperti dikutip Kontan, Rabu (5/8/2020).
Pemerintah menganggarkan insentif pajak dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 120,6 triliun. Dari jumlah itu, anggaran diskon PPh Pasal 25 sebesar Rp 14,4 triliun.
Di sisi lain, Sri Mulyani memaparkan sampai dengan 5 Agustus 2020 realisasi insentif pajak dalam program PEN itu sebesar Rp 16,2 triliun. Artinya baru 13,43 persen dari total pagu insentif. Progres insentif itu setidaknya merupakan realisasi dari tiga kali massa pajak.
Harga Emas Global
Kecepatan harga emas menembus rekor US$2000 per troy ons telah membuat sejumlah kalangan khawatir akan datangnya koreksi. Akan tetapi, banyak analis yang memprediksi harga logam mulia akan naik terus, karena krisis virus corona Covid-19 mendorong investor untuk membeli aset investasi aman ini.
Reli yang terus mencapai rekor telah membawa harga emas global (dengan kode XAU) mencapai US$2.055 per troy ons pada Rabu. Peningkatan ini telah membuat logam mulia ini menjadi aset utama dengan kinerja terbaik 2020.
Harga emas global sudah naik US$500 sepanjang tahun berjalan, dan kenaikannya mencapai US$200 hanya dalam dua pekan terakhir ini.
Setelah menembus area US$2.000, harga emas diperkirakan akan menuju level referensi baru, menurut Frederic Panizzutti dari pedagang logam mulia MKS asal Swiss. "Peningkatannya akan lebih tinggi. Kita benar-benar dalam sebuah tren meningkat."
Permintaan besar telah mendorong harga logam mulia ini, dengan investor menambah 922 ton emas senilai US$60 miliar pada harga saat ini di portofolio exchange traded fund mereka tahun ini, menurut data World Gold Council.
Investor memandang emas sebagai aset yang seharusnya bisa mempertahankan nilainya di saat krisis kesehatan terjadi dan pencetakan uang oleh bank sentral menggerus nilai aset lainnya.
Belum Resesi Resmi
Meski Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan adanya kontraksi pada ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia masih belum memasuki fase resesi.
Menurutnya, sebuah negara baru dapat dikatakan masuk ke fase resesi apabila realisasi pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year on year (yoy) terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
"Biasanya dalam melihat resesi itu, dilihat year on year untuk dua kuartal berturut-turut," katanya, dalam konferensi pers virtual, seperti dikutip Kompas, Rabu (5/8/2020).
Menurut data BPS yang dirilis 5 Agustus 2020, secara year on year (YoY) atau dibandingkan kuartal II 2019, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen, secara kuartal per kuartal (QtQ) turun 4,19 persen dan secara akumulasi semester I 2020 dibandingkan semester I tahun lalu terkontraksi 1,26 persen.
Sejumlah kalangan menilai dua kontraksi beruntun secara QtQ membuat Indonesia bisa dibilang sudah masuk ke fase resesi teknikal (technical recession). Pasalnya pada Kuartal I 2020 secara QtQ PDB Indonesia minus 2,41 persen.
Tambahan Bansos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal memberikan bantuan sosial bagi para pekerja yang bergaji di bawah Rp 5 juta. Hal ini masuk ke dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Ke depan langkah percepatan belanja dilakukan untuk lindungi masyarakat, meningkatkan kemampuan juga dalam menangani Covid-19," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (5/8/2020).
Dalam hal belanja, maka akan ada tambahan bansos (bantuan sosial) hingga Rp30 triliun untuk 12 juta pelaku UMKM dan ultra mikro. Kemudian, tambahan bantuan pembelian beras juga untuk 10 juta orang dengan anggaran Rp4,6 triliun.
"Bansos tunai juga ditambahkan Rp500 ribu dengan anggaran Rp5 triliun. Dan bansos juga untuk gaji yang mereka berpendapatan di bawah Rp5 juta yang targetnya bisa ke 13 juta orang dan anggarannya kira-kira Rp31 triliun," paparnya.
Adapun total anggarannya untuk belanja ini semua mencapai Rp203 triliun. Diharapkan konsumsi masyarakat bisa pulih sehingga daya beli juga terjaga.
***
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.