Berita Hari Ini: Inflasi 2019 Terendah 20 Tahun, Jiwasraya Lunasi Utang di BNI
DPK bank naik 6,4 persen, peritel catat kerugian banjir capai Rp1 triliun, 20 nama fintech baru terdaftar di OJK
DPK bank naik 6,4 persen, peritel catat kerugian banjir capai Rp1 triliun, 20 nama fintech baru terdaftar di OJK
Bareksa.com - Berikut rangkuman berita dan informasi yang disarikan dari sejumlah media nasional dan keterbukaan informasi Jumat, 3 Januari 2020.
Inflasi 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi sepanjang 2019 mencapai 2,72 persen, terendah sejak tahun 1999. Sementara itu, tingkat inflasi Desember 2019 sebesar 0,34 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
"Dengan inflasi Desember 2019 0,34 persen maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dikutip CNBC Indonesia, Kamis (2/1/2020).
Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota IHK yang dipantau 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi pada Desember 2019.
"Inflasi tertinggi di Batam, dan terendah di Watampore, deflasi tertinggi di Manado 1,88 persen, deflasi terendah Bukittinggi dan Singkawang," kata Suhariyanto.
DPK Bank
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2019 tercatat sebesar Rp5.752,1 triliun atau mengalami peningkatan 6,4 persen (yoy). Padahal pada Oktober 2019, DPK tercatat tumbuh melambat, yakni naik 5,9 persen yoy. Pertumbuhan DPK perbankan ditopang oleh peningkatan dana murah per November 2019.
"Peningkatan DPK pada November 2019 terjadi pada jenis simpanan giro dan tabungan baik pada golongan nasabah korporasi maupun individu," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dikutip sindonews.com, Kamis (2/1/2020).
Pertumbuhan giro dan tabungan tercatat masing-masing sebesar 5,5 persen (yoy) dan 7,2 persen (yoy) pada November 2019, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh sebesar 3,9 persen (yoy) dan 6,2 persen (yoy). Berdasarkan lokasi penempatan dana, peningkatan giro terjadi di wilayah DKI Jakarta dan Papua, sementara akselerasi tabungan terjadi di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Utang Jiwasraya
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah membuat pengumuman resmi yang menyatakan tagihannya kepada PT Asuransi Jiwasraya (Jiwasraya) telah lunas pada akhir 2019 lalu.
Corporate Secretary BNI Meiliana dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1/2020) menyatakan, per 31 Desember 2019, Jiwasraya tidak lagi memiliki fasilitas kredit di BNI.
Meiliani menjelaskan, fasilitas kredit diberikan bank berlogo angka 46 ini sejak September 2018 untuk keperluan operasional Jiwasraya.Tak menyebut besaran nilainya, Meiliani menyatakan, sejak menerima fasilitas kredit, Jiwasraya perlahan membayar kewajibannya kepada BNI dari hasil penjualan jaminan berupa obligasi.
“Pada 31 Desember 2019 fasilitas kredit atas nama Jiwasraya sudah dilunasi dan rekening telah ditutup,” ujarnya dalam keterbukaan tersebut.
Kerugian Banjir Peritel
Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek di awal 2020 ini mengakibatkan kerugian bagi peritel. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan kerugian peritel di wilayah Jakarta saja mencapai Rp 960 miliar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menjelaskan, kerugian tersebut berdasarkan eskalasi perhitungan jumlah toko ritel yang tutup akibat banjir. Selain itu, perhitungan juga dibuat dengan melihat jumlah penduduk yang terdampak banjir dan pengeluaran mereka pada setiap tahun baru.
Adapun untuk area Jakarta saja tercatat ada 300 toko yang tutup akibat banjir. Dengan mengambil pengeluaran berbelanja terkecil, yakni Rp 100.000 dengan jumlah penduduk terdampak langsung sebanyak 32.000 jiwa maka kerugian mencapai Rp 960 miliar.
"Padahal, periode Natal dan Tahun Baru itu menjadi penjualan maksimal bagi peritel," katanya seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (2/1/2020).
Jika melebarkan wilayah banjir, Roy menyebutkan, ada 400 toko yang tutup dengan jumlah korban yang terdampak langsung ditambah 20.000 korban. Dengan hitungan ini, maka total kerugian peritel mencapai di atas Rp 1 triliun.
Fintech Terdaftar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengumumkan nama-nama platform fintech peer to peer (P2P) lending yang telah mengantongi tanda terdaftar. Sampai dengan 20 Desember 2019, terdapat 20 fintech lending baru yang mendapatkan tanda terdaftar di OJK.
Nama yang masuk di dalam daftar tersebut antara lain, SAMIR, Danon, MIKROKAPITAL.ID, Optima, ArgaPro, Mitra P2P Lending, BBX FINTECH, 360kredi, Cankul, Tolongku, Pinjam KAN, PiNBee, KFUND, Puhul Lending, sumur.id, Indosaku, Jayindo, IVOJI, Pinjamindo, Kotak Koin.
Dengan demikian, total jumlah penyelenggara fintech terdaftar dan berizin adalah sebanyak 164 perusahaan hingga Desember 2019.
OJK mengimbau masyarakat untuk menggunakan jasa penyelenggara fintech peer to peer lending yang sudah terdaftar maupun berizin dari OJK. Fintech yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK diatur ketat mulai dari larangan penggunaan data pribadi hingga penagihan yang tidak sesuai etika.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.