BeritaArrow iconSahamArrow iconArtikel

Wall Street Tergelincir, IHSG Sempat Rekor ATH, Kinerja Saham-saham IPO Lesu

Abdul Malik12 Maret 2024
Tags:
Wall Street Tergelincir, IHSG Sempat Rekor ATH, Kinerja Saham-saham IPO Lesu
Ilustrasi investor sedang memantau perkembangan pasar modal global dan IHSG, serta memilih saham unggulan sesuai rekomendasi stock pick Tim Analis Bareksa. (Shutterstock)

Harga minyak terkoreksi tipis, emas stabil, marketing sales PWON Rp1,34 triliun, ADRO bidik volume penjualan 67 juta ton batu bara

Bareksa.com - Berikut rangkuman berita pasar modal dan saham dikutip dari media masa nasional ternama, Kontan, Selasa (12/3/2024) :

Wall Street

Kinerja Bursa Saham Amerika Serikat (AS), tergelincir pada Senin (11/3/2024) akibat investor menunggu data inflasi utama Negara Paman Saham pekan ini yang dapat memberikan isyarat mengenai jalur kebijakan moneter Federal Reserve AS, setelah laporan pekerjaan yang beragam pada pekan lalu. Pada Senin (11/3) pukul 21.40 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,57% ke 38.503, Indeks S&P 500 turun 0,48% ke 5.098, serta Nasdaq Composite turun 0,33% ke 16.032.

IHSG

Kinerja Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,96% dalam sepekan pada periode 4-8 Maret 2024. Di akhir pekan, IHSG berada di posisi 7.381,91. Dalam 5 hari perdagangan pekan lalu, IHSG melemah 2 hari pertama. Lalu, IHSG melesat dalam tiga hari perdagangan selanjutnya, bahkan hingga menyentuh level penutupan perdagangan tertinggi pada Jumat (8/3). Sementara level tertinggi IHSG, termasuk di perdagangan harian, adalah 7.416,43.

Promo Terbaru di Bareksa

Meski IHSG menyentuh rekor penutupan tertinggi baru, ada 6 indeks sektoral yang turun dalam sepekan lalu. Sektor barang konsumsi nonprimer terjun 2,26% sepekan. Sektor properti dan real estat tumbang 2,08%. Sektor infrastruktur terpangkas 1,39%. Sektor teknologi tergerus merosot 1,05%. Sektor kesehatan turun 0,73%. Sektor barang konsumsi primer melemah 0,33%. Sementara 5 indeks sektoral mendukung kenaikan IHSG sepekan. Yakni, sektor energi melesat 1,34%, sektor keuangan melonjak 1,2%, sektor barang baku melaju 1,17%, serta sektor transportasi dan logistik naik 1,1% dan sektor perindustrian menanjak 0,11%.

Saham-saham penyokong kenaikan IHSG (top leaders) berturut-turut terdiri dari saham TPIA dan empat bank besar yakni BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI. Selanjutnya ada saham ADRO, BRMS, MDKA, CPIN, dan AMRT yang turut menyokong IHSG. Sementara saham-saham pemberat (top laggards) IHSG sepekan berturut-turut adalah TLKM, ICBP, MBMA, dan AMMN. Selain itu menyusul juga saham ASII, INKP, BREN, KLBF, dan CUAN yang menggenapi 10 top laggars IHSG sepekan.

Investor asing mencatat net buy Rp1,24 triliun pada Jumat (8/3), namun dalam sepekan net sell Rp959,12 miliar. Sepanjang 2024 hingga 8 Maret, investor asing mencatatkan beli bersih Rp18,7 triliun.

Beli Saham di Sini

Lelang SUN

Pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah, Rabu (13/3). Pada lelang SUN kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif Rp24 triliun – Rp36 triliun. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat tujuh (7) seri SUN yang akan dilelang mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Lelang bertujuan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.

Beli SR020 di Sini

Harga Minyak

Harga minyak kembali naik pada Selasa (12/3) pagi, setelah terkoreksi tipis kemarin. Pukul 06.47 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$78,09 per barel, naik 0,2% dari sehari sebelumnya yang ada di US$77,93 per barel. Harga minyak naik menjelang serangkaian rilis data inflasi AS yang diharapkan akan memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter ke depan.

Harga Emas

Harga emas bertahan stabil pada Senin (11/3), setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi pekan lalu. Sementara investor menunggu data inflasi AS untuk mengetahui jadwal penurunan suku bunga AS. Senin (11/3) pukul 17.40 WIB, harga emas di pasar spot turun tipis 0,01% jadi US$2.178,76 per ons troi. Harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange juga turun tipis 0,01% ke US$2.185,20 per ons troi. Harga emas pekan lalu mencapai rekor terbaru dalam empat hari berturut-turut. Posisi tertinggi harga emas kini berada di US$2.194,99 per ons troi, setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS melambat.

Investasi Emas di Sini

Fintech

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemungkinan akan mencabut moratorium izin fintech pada tahun ini. Namun pencabutan moratorium merupakan kewenangan penuh OJK. Masalah sekarang yang tengah dibenahi oleh regulator, yaitu reporting dan pendataan. Sehingga apabila masalah itu sudah beres, tentu akan menjadi pemicu juga agar moratorium dicabut.

Saham IPO

Menjelang akhir kuartal I 2024, jumlah emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih sepi. Per Senin (11/3), sudah ada 19 emiten anyar dengan dana yang dihimpun Rp 3,45 triliun. Dalam catatan Kontan, dari 19 emiten baru yang listing di BEI tahun ini, ada dua emiten saham yang berada di level Rp50 per saham. Yakni, PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) dan PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH). Adapun ASLI tercatat di papan utama dengan memasang harga IPO di Rp 100 per saham. Sementara GRPH menetapkan harga penawaran umum perdana di level Rp 103.

Jika dilihat dari imbal hasilnya alias return, ada 8 emiten yang terjun dari harga IPO. Saham PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) menjadi saham yang paling jeblok kinerjanya minus 63,81%. Disusul saham PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) yang ambles 60,43% menjadi Rp 110 per saham. Kemudian ada saham PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) yang anjlok 56,21% ke Rp148 per saham. Bahkan CGAS jadi satu-satunya emiten pendatang baru yang masuk ke papan pemantauan khusus karena terkena suspensi lebih dari satu hari bursa. Ini sehubungan dengan penurunan harga yang signifikan pada harga saham CGAS.

PWON

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan marketing sales atau pendapatan pra penjualan sebesar Rp1,34 triliun pada 2023. Sebanyak 56% dari prapenjualan menggunakan cara pembayaran via Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pada 2024, PWON menargetkan marketing sales Rp1,5 triliun. Target ini naik dari raihan tahun 2023 dengan sentimen positif dari adanya kebijakan PPN DTP. Kinerja keuangan perseroan selama 9 bulan di 2023, PWON berhasil membukukan pendapatan bersih Rp4,56 triliun, naik tipis 1,6% secara tahunan (YoY) dari 2022 yang sebesar Rp4,49 triliun. Komposisi penjualan hingga triwulan III 2023 adalah landed houses 38% serta condominium dan office 58% dan 4%.

Beli Saham di Sini

ADRO

Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 600 juta - US$ 700 juta pada 2024 ini. Anggaran capex tersebut akan digunakan antara lain untuk investasi pada alat berat dan tongkang, investasi pada infrastruktur PT Muruwai Coal, serta pembangunan smelter aluminium da fasilitas pendukungnya. ADRO menargetkan volume penjualan 2024 sebesar 65 juta ton - 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton - 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton - 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari ADMR.

MYOH

Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) menargetkan produksi batubara mencapai 5,4 juta ton pada tahun ini. Target produksi batu bara tahun ini mengalami penurunan dari realisasi tahun lalu 7 juta ton. Selama dua bulan pertama di tahun 2024 ini produksi batubara MYOH berhasil melebihi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

TPIA

PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Grup), perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia dan infrastruktur di Indonesia, telah menunjuk OCBC sebagai advisory bank serta Mandated Lead Arranger dan Bookrunner (MLAB) untuk fasilitas pinjaman berjangka multi-currency setara US$600 juta dengan jangka waktu 7 tahun dan opsi perpanjangan 3 tahun. Fasilitas tersebut akan digunakan untuk keperluan korporasi secara umum guna meningkatkan kebutuhan modal kerja, mengingat pertumbuhan dan ekspansi yang terus berlanjut dari Chandra Asri Group.

Beli Saham di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua