Berita Hari Ini : AS-China Gencatan Perang Dagang, Jiwasraya Seleksi Investor
BBRI luncurkan aplikasi pinjaman online, Kemenkeu ubah sistem penganggaran APBN, Gerakan Warung Nasional
BBRI luncurkan aplikasi pinjaman online, Kemenkeu ubah sistem penganggaran APBN, Gerakan Warung Nasional
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 16 Desember 2019 :
Perang Dagang
Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya menyepakati perjanjian awal perdamaian perang dagang. Kedua negara adidaya tersebut mencapai kesepakatan perdagangan fase satu, sekaligus mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama 17 bulan.
Promo Terbaru di Bareksa
Presiden AS Donald Trump mengatakan, Washington sudah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Beijing. Untuk itu, AS akan menangguhkan tarif impor atas Tiongkok yang seharusnya berlaku 15 Desember 2019, kemarin.
"Kami telah menyetujui Kesepakatan Fase Satu dengan China. Mereka telah menyetujui banyak perubahan struktural dan pembelian besar-besaran produk pertanian, energi, dan barang-barang manufaktur, dan banyak lagi," kicau Trump dalam akun Twitter-nya akhir pekan lalu dikutip Kontan.
Trump mengatakan AS akan memangkas beberapa tarif atas barang-barang asal Negeri Panda yang sudah berlaku sebelumnya. Paman Sam akan memulai negosiasi kesepakatan perdagangan fase kedua.
Sebaliknya, China memutuskan menangguhkan tarif tambahan untuk beberapa produk Amerika Serikat (AS). Beberapa barang itu, misalnya, jagung dan gandum hingga kendaraan buatan AS dan suku cadang kendaraan bermotor. Otoritas China berharap semua pihak berkomitmen atas isi kesepakatan itu berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati.
"Kita harus menyelesaikan berbagai persoalan perdagangan dan mempromosikan perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan AS-China yang stabil," ungkap pejabat di Komisi Kepabeanan China melalui pernyataan tertulisnya.
Jiwasraya
Pemerintah tengah melakukan due diligence (uji tuntas) terhadap sejumlah calon investor PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Proses tersebut ditargetkan selesai pada bulan ini. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Ia mengatakan, proses due diligence dilakukan pada lima calon investor yang tertarik mengambil alih anak usaha PT Asuransi Jiwasraya, PT Jiwasraya Putra. Meski begitu, dia enggan menyebutkan nama-nama calon investor yang tengah dikaji.
“Perinciannya empat [investor] dari luar negeri dan satu dari dalam negeri,” katanya.
Ia melanjutkan, proses due diligence diharapkan selesai pada Desember 2019. Hal ini agar proses bidding (penawaran) dapat langsung dilaksanakan pada Januari 2020.
Sebelumnya, pembuatan anak usaha PT Jiwasraya Putra merupakan salah satu dari dua opsi penyelesaian masalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang dipaparkan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Wimboh menyebutkan, Jiwasraya Putra telah diberikan konsesi untuk menangani asuransi beberapa perusahaan BUMN.
“Jiwasraya Putra akan menarik investor karena ini bisnisnya sudah ada, sehingga dari hasil itu nanti bisa untuk top up cash flow (menambah kas),” jelasnya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Perseroan membuat terobosan dengan meluncurkan aplikasi pinjaman online sebagai bagian dari inovasinya dalam perbankan digital (digital banking). Aplikasi yang diluncurkan 12 Desember lalu itu bernama CERIA dan BRI mengklaim sebagai bank BUMN pertama yang memiliki aplikasi pinjaman online.
Direktur Konsumer Bank BRI Handayani, dalam pernyataan resmi yang dikutip Bisnis Indonesia, mengatakan bahwa pinjaman online CERIA ini diluncurkan untuk menyasar generasi milenial yang saat ini tengah tumbuh pesat.
“Menyesuaikan dengan gaya hidup milenial yang serba praktis, aplikasi CERIA diciptakan sudah fully digital, dengan sistem digital verification, digital scoring, dan digital signature,” katanya.
Dengan menggunakan teknologi yang mutakhir, CERIA mempercepat proses pengajuan pinjaman dengan waktu tak lebih dari 10 menit, dengan tenor yang fleksibel sampai dengan 12 bulan. Pengajuan dapat dilakukan tanpa harus ke bank dan tanpa tatap muka dengan petugas bank. Limit transaksi hingga maksimum Rp20 juta dan memiliki suku bunga yang kompetitif dibandingkan pinjaman online sejenis.
APBN
Kementerian Keuangan (Kemkeu) tengah mempersiapkan perubahan pada sistem penganggaran belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tujuan perubahan ini untuk menyelaraskan instrumen fiskal program-program prioritas yang telah dirancang pemerintah. Wacana tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum lama ini.
"Kami sedang mencoba memikirkan dan membahas bagaimana perbaikan sistem belanja. Apakah dalam konteks anggaran, konsisten dengan prioritas. Maka kerja sama dengan Bappenas menjadi kunci karena mereka yang membuat Rencana Kerja Pemerintah (RKP)," kata Sri Mulyani dikutip Kontan.
Reformasi anggaran belanja diperlukan lantaran selama ini alokasi di setiap institusi maupun daerah bersifat rutin semata. Padahal, tantangan dan prioritas pemerintah berubah dari tahun ke tahun. Misalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan memprioritaskan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, transformasi ekonomi, serta simplifikasi dan reformasi birokrasi.
"Jadi reformasi belanja, pertama, tujuannya menciptakan alokasi yang lebih tepat sasaran, dan konsisten dengan prioritas Presiden. Karena bisa saja banyak (program) yang disampaikan Presiden, tapi setiap institusi dan daerah belanjanya rutin saja, sama saja dari tahun ke tahun, padahal prioritasnya sudah berubah," terang Menkeu.
UMKM
Pemerintah terus menggulirkan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) dan pengembangan kewirausahaan, salah satunya dengan mendukung terselenggaranya Festival Gerakan Warung Nasional. Gerakan Warung Nasional yang diinisiasi Tokopedia ini merupakan suatu bukti bahwa teknologi sudah menyentuh pada ranah ritel tradisional yang diharapkan ke depannya mampu bersaing dengan ritel modern.
Di sisi lain, perkembangan teknologi 4.0 menuntut adanya percepatan implementasi berbagai aplikasi digital, termasuk di dalamnya adalah digitalisasi warung nasional. Hal tersebut merupakan salah satu bagian dari e-commerce yang keberadaannya berpotensi untuk membuka dan memeratakan peluang usaha, khususnya bagi UMKM.
Berdasarkan laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM), di nusantara ini profesi wirausahawan/wati sebenarnya masih dianggap sebagai pilihan karier yang baik berdasarkan nilai-nilai sosial. Namun, dampak kewirausahaannya masih sangat rendah dan sulit berkembang pada level mikro. Padahal, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), pada 2018 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dan mampu menyerap 97,02 persen dari total tenaga kerja, serta mampu berkontribusi terhadap PDB sebesar 60,34 persen atau Rp8.400 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,6 juta pelaku UMKM telah memanfaatkan teknologi digital (platform e-commerce). Hasil studi Mckinsey menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhan pasar e-commerce Indonesia akan naik dari US$8 miliar di 2017 menjadi US$55-65 miliar pada 2022 dan proyeksi konsumsi individu secara online per tahun tumbuh dari US$260 di 2017 menjadi US$620 pada 2022 atau tumbuh sebesar 138 persen.
Potensi ini tentunya merupakan peluang besar bagi UKM dan startup untuk terus mengembangkan bisnis dan berinovasi.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.