Inflasi April Tertinggi di Tahun 2019, Apa Faktor Pendorongnya?
BPS mencatat pada April 2019 terjadi inflasi 2,83 persen secara year on year
BPS mencatat pada April 2019 terjadi inflasi 2,83 persen secara year on year
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2019 yang menunjukkan terjadi peningkatan harga barang-barang (inflasi) sebesar 0,44 persen. Sementara inflasi inti secara year on year sebesar 2,83 persen.
"Kalau dilihat selama April, perkembangan harga berbagai komoditas secara umum mengalami kenaikan. Hasil pemantauan di 82 kota terjadi inflasi 0,44 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (2 Mei 2019).
Dengan angka inflasi sebesar 0,44 persen di April, maka inflasi tahun kalender sebesar 0,80 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan setahun yang lalu, (year on year/yoy) terjadi inflasi sebesar 2,83 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
"Angka ini masih di bawah target 3,5 persen. Secara keseluruhan inflasi April masih terkendali dengan beberapa catatan komoditas yang alami kenaikan," tutur Suhariyanto.
Dari 82 kota, 77 kota terjadi inflasi dan 5 kota terjadi deflasi. Inflasi tertinggi di Medan sebesar 1,30 persen dan inflasi terendah di Pare-Pare sebesar 0,03 persen.
Grafik : Perkembangan Inflasi Indonesia 1 Tahun Terakhir (YoY)
Sumber : Tradingeconomics.com
Mengacu pada grafik di atas, angka inflasi di bulan April merupakan yang tertinggi di tahun 2019 meski tidak setinggi pada tahun sebelumnya. Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi April 2019 akan sebesar 2,64 persen secara year on year. Perkiraan inflasi ini berdasarkan survei pemantauan harga di minggu kedua April.
Menurut analisis Bareksa, kenaikan tingkat inflasi disebabkan faktor seasonal, karena menjelang puasa harga beberapa komoditas barang pun mengalami peningkatan. Ada juga yang karena curah hujan tinggi, harga beberapa komoditas menjadi mahal, seperti bawang putih.
Meski begitu, tingkat inflasi tahun ini masih stabil dengan permintaan yang juga stabil. Ini bisa dilihat dari inflasi inti serta inflasi harga-harga yang diatur pemerintah (administered price) cenderung stabil. Stabilnya harga-harga yang diatur oleh pemerintah karena tidak adanya kebijakan menaikkan harga khususnya menjelang puasa dan lebaran.
Menjelang puasa dan lebaran, pemerintah terus mengantisipasi dan memantau pasokan barang dan jasa sehingga pasokan selalu tersedia. Bila terjadi kesulitan mendapatkan bahan makanan, pemerintah perlu mengambil langkah cepat seperti melakukan operasi pasar atau melakukan intervensi dari Bulog.
Hingga akhir tahun, Bareksa memperkirakan tingkat inflasi akan berada di kisaran 2,5 persen - 3,5 persen. (KA02/hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.