Masuk Daftar MSCI dan Minati Tambang PKP2B, Bagaimana Peluang Harga Saham PTBA?
Hingga pukul 14.39 WIB, saham PTBA diperdagangkan di level Rp4.900 per saham atau naik 5,38 persen
Hingga pukul 14.39 WIB, saham PTBA diperdagangkan di level Rp4.900 per saham atau naik 5,38 persen
Bareksa.com - Pada perdagangan hari ini, Rabu, 14 November 2018, harga saham PT Bukit AsamTbk (PTBA) kembali melonjak setelah kemarin mencatatkan kenaikan. Hingga pukul 14.39 WIB, saham PTBA diperdagangkan di level Rp4.900 per saham atau naik 5,38 persen dibandingkan penutupan kemarin.
Sumber : Bareksa
Pada perdagangan Selasa, 13 November 2018, kemarin harga saham PTBA juga melonjak 5,2 persen dengan berakhir di level Rp4.650 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Saham PTBA bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 9.504 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp204,75 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan kemarin antara lain Nomura Sekuritas (FG) dengan nilai pembelian Rp21,09 miliar, kemudian Credit Suisse Sekuritas (CS) Rp20,93 miliar, dan Ciptadana Sekuritas (KI) Rp14,02 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham PTBA secara keseluruhan yaitu 10,3 persen, 10,22 persen, dan 6,85 persen.
PTBA Minat Kuasai Lahan Tambang Milik PKP2B
Bukit Asam berminat menguasai lahan tambang milik Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama yang akan habis masa izinnya.
Seperti misalnya lahan tambang milik PT Tanito Harum yang habis di tahun 2019, PT Kaltim Prima Coal (KPC) di tahun 2021 dan PT Arutmin Indonesia di tahun 2020. Lalu, PT Adaro Energy Tbk tahun 2022, PT Kideco Jaya Agung tahun 2023 dan PT Berau Coal Energy tahun 2025.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, mengatakan saat ini PTBA tengah mengkaji kemungkinan pengelolaan lahan tambang yang akan habis masa kontraknya itu.
"Tentunya kita berminat. Tak mungkin (keduluan eksisting) kan UU Minerba mengatakan prioritas utama BUMN," terangnya, Senin (12/11) seperti dilansir dari Kontan.
Sekretaris Perusahaan PTBA, Suherman menambahkan PTBA tetap berminat mengelola lahan-lahan tambang itu. Pasalnya itu sesuai dengan salah satu visi holding industri pertambangan.
"Yaitu menguasai cadangan batu bara dan sumber daya mineral," pungkasnya.
Tapi ia bilang, penguasaan lahan tambang PKP2B itu harus tetap melalui kajian atau fisibillity study (FS) yang proper, berkenaan dengan nilai cadangan dan harga yang ditawarkan.
"Untuk tambang yang mana belum. Setahu saya, kalau tidak salah harus ditender dulu kan?" tandasnya.
Sekedar informasi, pemerintah saat ini sedang mendorong penerbitan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 01/2017 tentang perubahan keempat atas PP No. 23/2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).
Di mana salah satu poin usulan perubahannya berkenaan dengan pengajuan izin perpanjangan PKP2B menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Dalam revisi PP 01/2017 itu nantinya, pengajuan izin bisa dilakukan lima tahun sebelum habis kontrak. Sementara sebelumnya, pengajuan izin perpanjangan baru bisa dilakukan dua tahun sebelum habis kontrak.
Masuk Daftar MSCI
Saham PTBA juga masuk daftar MSCI Global Standard Indexes November ini. MSCI kembali meninjau konstituen beberapa indeksnya. Secara total, Indeks MSCI menambahkan 48 saham dan menghapus 66 saham dari indeks MSCI Global Standard Indexes.
"Perubahan indeks ini akan berlaku pada penutupan 30 November 2018," ungkap MSCI dalam pengumuman Selasa (13/11).
Ada dua saham emiten Indonesia yang ditambahkan dalam MSCI Indeks Global ini, yakni saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Dua saham harus turun kelas ke MSCI Indeks Small Cap, yakni saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Analisis Teknikal Saham PTBA
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PTBA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif hingga berhasil ditutup pada level tertingginya.
Volume terlihatmengalami kenaikan cukup signifikanmenandakan adanya aksi beli dan partisipasi yang meningkat dari para pelaku pasar. Kemudian investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp27,38 miliar.
Apabila diperhatikan, posisi saham PTBA saat ini masih berada dalam medium uptrend-nya. Selain itu,indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.