Bangun Pabrik Gasifikasi Batu Bara, Ini Alasan Saham PTBA Paling Diburu Asing
Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Rabu, 12 September 2018, ditutup melonjak 5,91 persen
Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Rabu, 12 September 2018, ditutup melonjak 5,91 persen
Bareksa.com - Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Rabu, 12 September 2018, ditutup melonjak 5,91 persen dan berakhir di level Rp3.940 per saham.
Saham PTBA bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menempati peringkat ketiga saham dengan nilai transaksi perdagangan terbesar mencapai Rp315,52 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan kemarin antara lain Credit Suisse Sekuritas (CS) dengan nilai pembelian Rp51,35 miliar, Macquarie Sekuritas (RX) Rp45,86 miliar, dan Citigorup Sekuritas (CG) Rp39,64 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham PTBA secara keseluruhan yaitu 16,27 persen, 14,53 persen, dan 12,56 persen.
Pembangunan Pabrik Gasifikasi Batu Bara
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, menargetkan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara oleh Bukit Asam dapat dilakukan akhir tahun ini. Dia mengatakan, apabila tidak terlaksana maka pihaknya tak akan segan 'memenggal' Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin.
"Pak Arviyan sudah janji. Kalau sampai akhir tahun belum groundbreaking, tapi harus langsung bangun, kalau tidak saya penggal. Sudah mau dia dipenggal. Tidak tahu apa yang dipenggal, dipenggal tantiemnya (bonusnya)," kata Menteri Rini di The Energy Building, Jakarta, Rabu (12/9) seperti dilansir dari Merdeka.com.
Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara ini diperlukan agar Indonesia tak lagi hanya menjadi pengekspor bahan baku. Melalui pabrik ini nantinya, Indonesia melalui perusahaan holding tambang BUMN dapat menghasilkan produk-produk bernilai tambah.
Dirut PTBA Arviyan Arifin mengatakan, mengubah batu bara menjadi gasifikasi mempunyai banyak kelebihan. Selain memperoleh produk yang lebih kompetitif masyarakat terutama petani juga mendapat harga gas yang lebih murah.
"Batu bara ke gas bisa juga dibuat ke Pupuk. China kan gasnya dari batubara. Gas buat pupuk itu dari batu bara, Jadi kita bisa kompetitif, jadi petani bisa dapat murah. Batu bara ke gas itu poripropelin, ini dari naftah, crude oil, itu bisa dibuat dari batu bara," jelasnya.
Arviyan mengatakan sudah ada dua BUMN yang telah melakukan pengubahan batu bara menjadi gas yaitu PT Pupuk Indonesia dan PT Pertamina. Untuk itu, dia optimistis Desember 2018 nanti groundbreaking pabrik dapat dilakukan.
Analisis Teknikal Saham PTBA
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PTBA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif meskipun sempat bergerak dua tick di bawah level pembukaannya, namun mampu ditutup pada level tertingginya.
Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan bahwa saham PTBA ramai ditransaksikan oleh para pelaku pasar. Selain itu, kemarin saham PTBA menjadi saham yang paling banyak diburu oleh investor asing dengan tercatat aksi beli bersih (net buy) senilai Rp73,89 miliar.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai berbalik arah setelah memasuki area jenuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp4.310 per saham.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.