BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham GOOD Terus Meroket Pasca IPO, Bagaimana Prospek Usaha Garudafood?

Bareksa11 Oktober 2018
Tags:
Saham GOOD Terus Meroket Pasca IPO, Bagaimana Prospek Usaha Garudafood?
Komisaris Utama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Sudhamex Agoeng Soenjoto (ketiga kiri) bersama Direktur Utama Hardianto Atmadja (ketiga kanan), Direktur Fransiskus Johny (kedua kanan), Direktur Independen Rudy Brigianto (kanan) dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia Laksono Widito Widodo (kiri) di Bursa Efek Indonesia (10/10) (ANTARA FOTO)

Pada Kamis, 11 Oktober 2018, saham GOOD dibuka langsung melonjak 24,68 persen atau 475 poin jadi Rp2.400 per saham

Bareksa.com - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 10 Oktober 2018.

Di hari pertamanya listing di BEI, dalam 30 menit awal pembukaan perdagangan GOOD langsung menyentuh batas auto reject dengan menguat 49,8 persen dengan berakhir di level Rp1.925 per saham.

Lonjakan harga saham GOOD berlanjut hari ini, Kamis, 11 Oktober 2018. Saham GOOD dibuka langsung melonjak 24,68 persen atau 475 poin jadi Rp2.400 per saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Intraday Saham GOOD, Kamis, 11 Oktober 2018, pukul 10.04 WIB

Illustration
Sumber : Bareksa

Garudafood melepas sebanyak 762,84 juta lembar saham dengan harga saham perdana yang ditetapkan senilai Rp1.284 per saham, sehingga perseroan berhasil meraup dana Rp979,48 miliar.

Direktur Utama, Garudafood Hardianto Atmadja, menjelaskan penawaran umum perdana saham (IPO) adalah bagian dari rencana Garudafood untuk memperkuat modal kerja guna menjalankan ekspansi bisnis sebagai strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Hardianto mengatakan IPO ini akan menjadi momentum positif bagi Garudafood untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang dasar yang begitu besar, baik di Indonesia maupun ASEAN.

IPO juga akan membawa standar baru dalam tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi kebutuhan perusahaan modern.

Kegiatan Usaha

Perseroan didirikan pada tahun 1994, namun demikian kegiatan usaha sebagai perusahaan makanan dan minuman telah dimulai sejak tahun 1979 oleh keluarga pendiri melalui PT Tudung Putra Jaya (“TPJ”), sebuah perusahaan di Pati, Jawa Tengah yang memasarkan produk kacang tanah dengan menggunakan merek Kacang Garing Garuda, yang kemudian dikenal sebagai Kacang Garuda, pada tahun 1994.

Kegiatan usaha Perseroan di industri makanan dan minuman terus berkembang hingga menjadi salah satu perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia yang didukung oleh jaringan distribusi nasional milik PT Sinar Niaga Sejahtera (“SNS”), entitas anak perseroan.

Illustration

Sumber: perseroan

Ketika perekonomian Indonesia mengalami krisis pada 1997, GOOD tetap melakukan ekspansi bisnis melalui pendirian pabrik biskuit yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.

Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam memperkenalkan produk-produk unggulan baru seiring dengan perubahan selera masyarakat di Indonesia.

Perseroan saat ini memproduksi dan menjual produk makanan dan minuman di bawah 5 (lima) merek, yaitu Gery, Garuda, Chocolatos, Leo dan Clevo. Produk-produk tersebut meliputi biskuit, kacang, pilus, keripik, confectionery, minuman susu dan serbuk cokelat dengan total sekitar 100 SKU per 30 April 2018.

Perseroan saat ini telah melakukan penjualan ekspor ke lebih dari 20 negara dengan fokus pada negara-negara ASEAN, China dan India. Kesuksesan perseroan hingga saat ini juga tidak terlepas dari dukungan jaringan distribusi berskala nasional yang dikelola oleh SNS, entitas anak perseroan.

Per 2 Agustus 2018, jaringan distribusi nasional SNS mencakup lebih dari 120 depo milik SNS, 136 partner SNS dan 223 mitra SNS yang tersebar di seluruh Indonesia dengan lebih dari 300.000 pelanggan, yang terdiri grosir, toko modern, warung/toko ritel dan institusi.

Jaringan distribusi SNS didukung oleh lebih dari 1.000 kendaraan dan lebih dari 2.200 tenaga penjualan, serta infrastruktur teknologi yang terintegrasi dari gudang, pemesanan, pengiriman barang hingga penagihan. Penjualan produk Perseroan di pasar internasional dilakukan secara langsung oleh perseroan.

Prospek Usaha

Perseroan berkeyakinan bahwa prospek industri makanan dan minuman di Indonesia masih potensial dengan mempertimbangkan pertumbuhan populasi dan daya beli penduduk kelas menengah di Indonesia.

Perekonomian Indonesia antara tahun 2012 dan 2017 rata-rata tumbuh sebesar 5,1 persen setiap tahun menuju tingkat PDB negara berpendapatan menengah (sumber: Memorandum of Economic and Financial Policies yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (“IMF”), Indonesia).

Berdasarkan World Bank, populasi kelas menengah di Indonesia telah meningkat pada CAGR 7,4 persen dari 83,1 juta atau 37,7 persen dari total populasi pada 2003 menjadi 137,0 juta atau 56,5 persen dari total populasi pada tahun 2010 (sumber: Indonesia Economic Quarterly yang diterbitkan oleh World Bank). Lebih dari 7 juta penduduk masuk ke dalam segmen populasi kelas menengah setiap tahun selama periode tersebut.

Untuk membidik kelas menengah, perseroan akan terus berinovasi dalam segala hal untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan-pelanggannya. Sementara untuk menghadapi produk asing sekaligus memenangkan persaingan dalam negeri, perseroan akan lebih mengedepankan cita rasa lokal yang kuat.

Kinerja Keuangan

Illustration
Sumber: Prospektus Perseroan

Terkait kinerja keuangannya, Garudafood mencatatkan kinerja yang terbilang solid. Mengutip dari prospektus perseroan, selama periode 4 bulan hingga April 2018, penjualan neto perseroan tercatat naik 13,51 persen menjadi Rp2,9 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang sebesar Rp2,56 triliun.

Selain itu, laba tahun berjalan perseroan juga ikut meroket hingga 190,32 persen dari sebelumnya Rp76,66 miliar pada empat bulan pertama 2017, menjadi Rp222,55 miliar pada periode yang sama tahun 2018.

Illustration
Sumber: Prospektus Perseroan

Di sisi lain, total aset perseroan per April 2018 tercatat sebesar Rp4,37 triliun, meningkat 22,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,56 triliun.

Dari total aset tersebut, sebesar Rp2,09 triliun berasal dari utang, sehingga debt to asset ratio (DAR) perseroan tercatat 47,83 persen

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua