Fundamental Pasar Nikel Global Positif, Prospek Saham INCO Terdongkrak
Secara YtD, rata-rata harga nikel berada di level US$13.098 per ton, naik 4,1 persen YoY
Secara YtD, rata-rata harga nikel berada di level US$13.098 per ton, naik 4,1 persen YoY
Bareksa.com - Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan Senin, 10 September 2018, ditutup menguat 4,03 persen dengan berakhir di level Rp3.350 per saham. Saham INCO ditransaksikan sebanyak 2.382 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp28,65 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham INCO pada perdagangan Senin antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp4,24 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp3,12 miliar, dan Reliance Sekuritas (LS) Rp2,72 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham INCO secara keseluruhan yaitu 14,8 persen, 10,89 persen, dan 9,49 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Analisis Fundamental
Kondisi fundamental pasar nikel yang positif diperkirakan mendorong kinerja Vale Indonesia. Pasar nikel global masih berada di dalam kondisi defisit sebanyak 22.000 ton sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Volume tersebut didapatkan dari selisih antara pasokan dan jumlah permintaan
Secara YtD, rata-rata harga nikel berada di level US$13.098 per ton, naik 4,1 persen YoY. Sampai akhir 2018, diperkirakan rata-rata harga nikel menguat hingga ke level US$13.500 per ton.
Sekitar 70 persen pasokan nikel global digunakan untuk industri baja. Penyerapan permintaan industri tersebut turut mengangkat harga jual produk INCO.
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, INCO telah memproduksi 36.034 metrik ton (mt) nikel. Produksi tersebut setara dengan 47 persen dari target produksi tahun ini 77.000 mt.
Rata-rata harga jual (average selling price/ASP) nikel matte INCO pada kuartal II 2018 mencapai US$10.880 per ton, naik 10 persen quarter on quarter (qoq) dan 44,3 persen YoY.
Hingga Juni 2018, INCO membukukan pendapatan US$374,61 juta, naik 28,34 persen YoY dari sebelumnya US$291,88 juta.
Rencana Divestasi
Rencana Vale Indonesia untuk mendivestasi sebagian sahamnya terus berlanjut. Manajemen memastikan, divestasi saham dari masing-masing pemegang saham bakal dilakukan sesuai dengan porsinya masing-masing.
Vale Canada Limited merupakan pemegang 58,73 persen saham INCO. Sedang Sumitomo Metal Mining menguasai 20,09 persen. Sisa 20,49 persen merupakan pemegang saham publik.
Dengan asumsi tersebut, diperkirakan Vale Canada bakal melepas sekitar 12 persen saham. Sisanya merupakan porsi yang harus dilepas Sumitomo.
Seperti diketahui, sesuai dengan amandemen kontrak karya 2014, INCO diwajibkan mendivestasi 40 persen sahamnya. Sebesar 20 persen saham sudah lebih dulu dilepas beberapa waktu lalu. Sisa divestasi 20 persen bakal dilakukan paling lambat Oktober 2019.
Sekarang, prosesnya tengah dalam tahap perhitungan valuasi. Segera setelah itung-itungan harga selesai, divestasi segera dilakukan.
Namun, sesuai dengan peraturan, INCO tak langsung melepas saham divestasinya ke publik. Perusahaan bakal menawarkan ke pemerintah terlebih dahulu.
Jika pemerintah pusat menolak, maka penawaran bakal dilanjutkan ke pemerintah daerah. Proses ini terus terulang hingga ke perusahaan swasta nasional jika BUMN dan BUMD tak bersedia membeli saham INCO.
Analisis Teknikal Saham INCO
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham INCO pada perdagangan Senin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak positif hingga ditutup dua tick di bawah level tertingginya.
Secara volume terlihat cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir menandakan saham ini cukup banyak ditransaksikan pelaku pasar.
Selain itu, posisi saham INCO saat ini telah berada di sekitar area support-nya menandakan risiko penurunan yang relatif kecil.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai berbalik arah setelah memasuki area jenuh jual mengindikasikan momentum kenaikan yang mulai terbuka dengan target terdekat untuk menutup gap pada level Rp3.430 - Rp3.470 per saham.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.