Bangun Smelter Rp129 T dan Kinerja Semester I Moncer, Ini Rekomendasi Saham INCO
Realisasi pendapatan INCO di semester I 2023 melampaui ekspektasi pasar
Realisasi pendapatan INCO di semester I 2023 melampaui ekspektasi pasar
Bareksa.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan tiga proyek smelter nikel senilai US$8,6 miliar atau setara Rp129 triliun rampung pada 2026. Tiga proyek itu ialah smelter nikel Bahodopi Morowali di Sulawesi Tengah senilai US$2,3 miliar, smelter nikel limonite Sorowako di Sulawesi Selatan US$1,8 miliar, dan smelter nikel Pomalaa di Sulawesi Tenggara US$4,5 miliar.
Emiten pertambangan nikel itu baru saja merilis kinerjanya di semester I 2023. INCO membukukan pendapatan US$658,96 juta atau setara Rp9,87 triliun di paruh pertama di 2023, naik 16,72% dari US$564,53 juta pada semester I 2022. Seiring kenaikan pendapatan, laba bersih perusahaan juga naik 12% jadi US$168,51 juta atau setara Rp2,52 triliun pada semester I 2023.
Berdasarkan riset Equity Research yang dipublikasi Ciptadana Sekuritas Asia (1/8/2023), realisasi pendapatan INCO di semester I melampaui ekspektasi pasar. Meskipun hasil kinerja kuartal II 2023 lebih lemah akibat penurunan harga jual nikel, namun Vale Indonesia berhasil mengatasi tantangan itu dengan efektif. Penurunan pendapatan berhasil dikompensasi melalui pengurangan biaya pendapatan dan operasional, sehingga mendukung profitabilitas perseroan.
Promo Terbaru di Bareksa
Ciptadana Sekuritas menilai peningkatan laba bersih INCO pada semester I 2023 tergolong luar biasa karena dicatatkan di tengah normalisasi produksi nikel dan volume penjualan, usai pemulihan pembangunan proyek furnace 4. Pendapatan juga signifikan didorong kenaikan volume penjualan nikel 23%.
Ciptadana Sekuritas mencatat ada 4 hal penting dari kinerja Vale Indonesia :
1. Mendapatkan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Perusahaan berupaya mendapatkan perpanjangan IUP dengan proposal divestasi ditargetkan rampung bulan ini. Pemerintah, melalui MIND ID, diprediksi akan jadi pemegang saham mayoritas INCO dengan kepemilikan 13-15%, lebih besar dari proyeksi awal 11%.
2. Penurunan Biaya Dana
Meskipun biaya dana diprediksi akan tetap tinggi di kuartal mendatang, namun manajemen INCO menyebutkan biaya itu akan semakin menurun seiring penurunan harga batu bara dan minyak, hingga akhir tahun.
3. Kemajuan Perizinan AMDAL
Proses perizinan AMDAL untuk proyek Morowali dan Pomalaa berjalan baik, meskipun belum ada jadwal spesifik yang diberikan.
4. Injeksi Modal dan Pengembangan Proyek
Injeksi modal untuk proyek Morowali dari mitra diharapkan terealisasi bulan ini, sehingga akan mempercepat kemajuan konstruksi smelter RKEF berkapasitas 73.000 dan tambang. Aktivitas operasional penuh ditargetkan akan dimulai pada Juni 2027.
Rekomendasi Saham INCO
Dengan kinerja yang solid dan prospek menjanjikan, berikut rekomendasi saham INCO dari beberapa perusahaan sekuritas :
1. Ciptadana Sekuritas
Ciptadana Sekuritas tetap merekomendasi beli saham INCO dengan target harga direvisi di Rp8.100 per saham, sedikit lebih tinggi dari sebelumnya Rp8.000 per saham, hasil kelipatan EV/EBITDA 9,2x. Meski begitu, saham INCO juga berisiko turun akibat volatilitas harga nikel, tertundanya proyek Pomalaa dan Morowali, serta perubahan regulasi pemerintah.
2. Bahana Sekuritas
Dalam risetnya (31/7/2023), Bahana Sekuritas menaikkan rekomendasi saham INCO jadi beli dari sebelumnya hold, dengan target harga Rp7.800 (sebelumnnya Rp7.300), seiring proyeksi margin tunai perusahaan yang lebih kuat dan prediksi EV/EBITDA 2023 9,3x. Risiko penurunan saham INCO ialah jika produksi dan penjualan lebih rendah dari ekspektasi, serta harga komoditas yang lebih rendah dari ekspektasi.
3. Nilai Inti Sekuritas
Menurut Nilai Inti Sekuritas dalam risetnya Nilai Inti Wave Insight Research (31/7/2023), posisi saham INCO saat ini sudah berada di awal wave (c) dari wave (b), sehingga koreksi sudah relatif terbatas. Saham INCO berpotensi kembali menguat dengan target penguatan berada di level di level Rp7.100 dan Rp7.450. Saham INCO direkomendasi beli saat melemah (BOW) di level Rp6.600 - Rp6.825 dan batasi resiko apabila saham INCO ditutup di bawah level Rp6.600 (weekly close).
Pada penutupan perdagan sesi I hari ini, Rabu (2/8/2023), harga saham INCO berada di level Rp6.800, turun Rp100 atau melemah 1,45%.
(Yoanita Dinda Pasavrilia/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadanamengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.