BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Teknikal dan Fundamental Saham INCO : Diborong Asing, Sinyal Kenaikan Menguat

Bareksa12 Juli 2018
Tags:
Teknikal dan Fundamental Saham INCO : Diborong Asing, Sinyal Kenaikan Menguat
Nikel, jenis logam serbaguna yang kuat, antikarat, dan mampu mempertahankan karakter fisik maupun mekanik meskipun terpapar temperatur ekstrem. Dengan produksi rata-rata 75.000 metrik ton nikel matte per tahun, PT Vale menyumbang 5% pasokan nikel dunia. (Akun Facebook @ptvaleindonesia)

Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan Rabu, 11 Juli 2018, ditutup melonjak 6,2 persen

Bareksa.com - Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan Rabu 11 Juli 2018, ditutup melonjak 6,2 persen dengan berakhir di level Rp4.280 per saham. Saham INCO bergerak cukup atraktif dengan frekuensi perdagangan 5.558 kali dan nilai transaksi Rp93,54 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham INCO pada perdagangan kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp24,19 miliar, kemudian Deutsche Sekuritas (DB) Rp17,18 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp4,97 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi INCO secara keseluruhan yaitu 25,86 persen, 18,37 persen, dan 5,31 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Dilema INCO

Manajemen Vale Indonesia menyadari keberadaan mereka bagai buah simalakama. Di satu sisi sebagai penyebab rusaknya lingkungan, namun di sisi lain mereka tidak akan memiliki masa depan bila tidak punya kepedulian terhadap lingkungan.

Selama ini INCO dikenal sebagai perusahaan tambang dan pengelolaan nikel di kota Sorowako, Sulawesi Selatan. Adapun produk yang dihasilkan adalah nikel dalam matte berkadar 78 persen. Bahkan pada 2017 lalu, produksi INCO hampir 77 ribu ton nikel, atau setara dengan 4 persen dari konsumsi dunia.

Meski INCO merupakan bagian dari Vale global yang merupakan perusahaan tambang dari Brazil, namun mayoritas pegawainya adalah warga asli Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Menurut Senior Manager of Communications Vale Indonesia, Budi Handoko, pertambangan tidak dapat lepas dari rehabilitasi pasca aktivitas tambang.

“Kami memiliki rehabilitasi pasca penyemaian berdiri di atas lahan 1,5 hektare sejak 2006. Kapasitasnya bisa ditanami 700 ribu batang bibit pohon yang bisa mengisi kurang lebih 10 hektare per tahun,” ungkapnya.

Lahan rehabilitasi ini dilengkapi dengan fasilitas lengkap, yakni green house, vegetatif, generatif, produksi pupuk hayati, dan area penyemaian bibit agar dapat survive saat ditanam di reklamasi nanti.

Perusahaan berusaha memastikan bahwa yang dibuka dan yang direklamasi dapat sejalan. Sedangkan, untuk penangangan limbah efluen dan limbah cair, INCO bekerja sama dengan BPPT dalam pembuatan Lamela Gravity Settler yang dikombinasikan dengan waste water treatment.

“Kami berupaya memastikan baku mutu air yang keluar dari compliance point selalu memenuhi dan di bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah, bahkan selalu membaik. Itu usaha yang selalu kami capai,” ungkap Budi.

Analisis Teknikal Saham INCO

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham INCO pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar.

Volume perdagangan saham INCO menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan rata-ratanya menandakan adanya aksi pembelian yang besar pada INCO.

Selain itu, investor asing juga terpantau memborong saham ini dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp19,11 miliar.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) saham INCO terlihat mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan resisten terdekat di level Rp4.300 yang sebenarnya sempat di-breakout pada perdagangan kemarin.

Apabila berhasil breakout dari level tersebut, INCO berpotensi menguji resisten berikutnya berada di level Rp4.575 per saham.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua