Anak Usaha Hasnur Group akan IPO, Incar Dana Minimal Rp1,4 Triliun
Perusahaan yang akan IPO merupakan sub holdings tambang yang memiliki konsesi seluas 21.700 hektare
Perusahaan yang akan IPO merupakan sub holdings tambang yang memiliki konsesi seluas 21.700 hektare
Bareksa.com – Satu per satu perusahaan daerah mulai meminati pencarian dana melalui pasar modal. Salah satunya Hasnur Group (Barito Putera) melalui salah satu anak usahanya yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Keuangan Hasnur Syamsul Bachri Djadi mengungkapkan, anak perusahaan yang dimaksud adalah PT Hasnur Jaya International (HJI). Syamsul menyampaikan, perusahaan ini adalah sub holding bisnis tambang dan infrastruktur Hasnur Group.
Syamsul menjelaskan, HJI dinilai lebih siap dan layak untuk ditawarkan ke publik. “Karena unit bisnis yang lain masih dalam pembenahan. Misalnya kita tahu bahwa bisnis agro kami masih dalam tahap tanam, kemudian forestry yang dalam kondisi down side,” ujar Syamsul di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.
Meski begitu, saat ini Syamsul bilang, tahapan IPO masih dalam penjajakan melalui komunikasi dengan beberapa perusahaan efek hingga pihak pendukung lainnya. Apalagi, katanya, sisa tahun ini hanya sekitar empat bulan saja.
Promo Terbaru di Bareksa
Karena itu, IPO HJI kemungkinan besar baru akan terealisasi pada tahun depan. “Tahun ini waktunya tidak cukup. Kami persiapkan tahun depan,” imbuh Syamsul.
Di sisi lain, Syamsul menerangkan, HJI merupakan kontributor terbesar bagi bisnis Hasnur Group. Hasnur Group memiliki aset Rp5 triliun sementara aset HJI Rp3 triliun dengan pendapatan Rp1,9 triliun dan laba Rp350 miliar.
HJI memiliki konsesi tambang dengan luas 21.700 hektare yang berada di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan cadangan batubara lebih dari 200 juta metrik ton. Dari konsesi yang ada, produksi batu bara perseroan dalam 3 tahun terakhir mencapai 20,72 metrik ton.
Syamsul berharap, kebutuhan ekspansi perseroan bisa terpenuhi dari pasar modal. “Mengingat, kami tak bisa terus mengandalkan pembiayaan dari perbankan saja,” tambah dia.
Syamsul memperkirakan, kebutuhan ekspansi perseroan mencapai sekitar Rp1,2 triliun sampai Rp1,4 triliun. Kisaran dana tersebut pun yang menjadi target minimal yang bisa didapatkan dari gelaran IPO mendatang.
Sebagai informasi, Hasnur Group didirikan pada tahun 1966 dengan nama CV Sari Bungas. Perusahaan ini awalnya hanya bergerak di bidang transportasi sungai tradisional untuk mengangkut pengiriman kayu melalui jalur Sungai Barito menuju Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Selanjutnya di tahun 1968, perseroan mengganti nama resminya dari CV Sari Bungas menjadi CV Hasnur. Nama Hasnur berasal dari nama H. Abdussamad Sulaiman (HAS) dan Hj. Nurhayati (NUR).
Hasnur Group pertama kali bergelut di bidang transportasi sungai, dermaga galangan kapal dan transportasi serta kehutanan. Perusahaan ini terus berkembang dengan melebarkan usahanya ke sektor bisnis lainnya seperti penambangan batubara, pelabuhan khusus dan sarana jalan transportasi batubara, agribisnis, media dan percetakan.
Sejak tahun 2002, Hasnur Group mulai melakukan restrukturisasi bisnis dan operasional sambil menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis modern yang dikombinasikan dengan nilai-nilai agama dan kearifan budaya lokal.
Saat ini, Hasnur Group selaku Holding Company telah memiliki bisnis unit sebanyak lima yang terdiri dari:
1. Forestry: Forest Concession, Replanting Forest, Woodworking Industry
2. Mining: Mining Concession, Mining Contractor, Trucking Services, Port Services, Barging, Coal Trading, Dockyard, Power Plant
3. Agro: Palm Oil Plantation, CPO Mill, PKO Mill, Oleo
4. Media: Daily Newspaper, Printing, Radio Broadcast, TV Broadcast, Event Management, Football Team
5. Services: Property Management, Light Vehicle Rental, Heavy Equipment Rental, IT Services
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.