BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Terkendala Penjatahan, MI Belum Berminat Tempatkan Investasi di Saham IPO

Bareksa09 September 2020
Tags:
Terkendala Penjatahan, MI Belum Berminat Tempatkan Investasi di Saham IPO
Direktur Utama PT Bank Amar Indonesia Tbk Vishal Tulsian (kiri) menerima cendera mata dari Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono W. Widodo usai pencatatan saham perdana PT Bank Amar Indonesia Tbk, di BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2020). (Bareksa/AM)

Sampai 8 September 2020, sudah ada 42 perusahaan baru yang resmi terdaftar di Bursa Efek

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, masih ada 9 perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya tahun ini. Sedangkan sampai 8 September 2020, sudah ada 42 perusahaan yang resmi terdaftar di Bursa Efek dengan nilai penggalangan dana Rp4,7 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, mengatakan 9 perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya di bursa berasal dari berbagai sektor. Dia menyebutkan, ada 4 perusahaan berasal dari sektor properti, real estate dan building construction. Kemudian, ada 3 perusahaan yang berasal dari sektor trade, services and investment.

"Kemudian 1 perusahaan dari sektor consumer goods dan 1 perusahaan dari sektor miscellaneous industry," ujar dia di Jakarta, Rabu (9/9).

Promo Terbaru di Bareksa

Terbaru, ada 2 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Puri Global Sukses Tbk (PURI) yang bergerak di sektor properti dan PT Soho Global Health Tbk (SOHO) yang bergerak di sektor farmasi.

Nyoman mengungkapkan pihaknya akan terus berupaya menambah perusahaan yang terdaftar di bursa. Untuk melakukan hal tersebut, BEI secara aktif berdiskusi tentang perkembangan pasar modal, baik dengan pelaku unicorn di Indonesia namun juga dengan perusahaan lainnya yang belum menjadi perusahaan tercatat.

Kegiatan sosialisasi go public dilakukan dengan menggunakan media daring, baik secara one-on-one bersama direksi dan pemilik perusahaan, maupun dengan konsep webinar.

"Salah satu harapan kami adalah Bursa Efek Indonesia dapat menjadi rumah untuk bertumbuh bagi seluruh perusahaan, tidak hanya terbatas untuk perusahaan-perusahaan yang berskala besar," kata dia.

Meski bursa secara gencar mendorong perusahaan untuk melakukan IPO, namun kapasitas perusahaan yang melakukan IPO masih dalam skala kecil. Karena itu, Direktur PT Panin Asset Management, Rudiyanto, mengungkapkan pihaknya belum menggunakan saham dari emiten yang baru IPO sebagai portofolio reksadana saham.

"Saham yang dipilih tentunya yang masuk dalam IDX dan sesuai dengan kriteria fundamental yang ditetapkan," papar dia.

Rudiyanto mengungkapkan pihaknya bisa saja menggunakan portofolio dari saham IPO. Namun selain karena kapasitas perusahaan IPO yang masih kecil, manajer investasi juga terkendala penjatahan ketika akan berinvestasi di saham IPO.

"Saham IPO bisa masuk tapi biasanya terkendala pada penjatahan karena porsi yang diperoleh biasanya kecil sehingga tidak signfikan terhadap kinerja reksa dana," kata dia.

Karena itu, salah satu produk reksadana saham Panin, yakni Panin Dana Teladan menggunakan portofolio investasi di saham blue chip. Per Juli 2020, portofolio investasi Panin Dana Teladan adalah di deposito Bank Danamon Indonesia, deposito Bank Tabungan Pensiunan Nasional, saham PT Astra International Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Timah Tbk, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dan PT United Tractors Tbk.

Dengan portofolio investasi tersebut, Panin Dana Teladan masih bisa membukukan imbal hasil hingga 34,04 persen dalam 5 tahun. Sedangkan dana kelolaan investasi (asset under management/AUM) tercatat Rp666,1 miliar hingga Juli 2020.

NAV Panin Dana Teladan

Illustration
Sumber : Bareksa

Sedangkan secara total, dari 74 reksadana saham yang ada di Bareksa, 40 di antaranya masih membukukan kinerja positif dalam 5 tahun.

Bahkan ada 3 reksadana saham yang bisa memberikan tingkat imbal hasil di atas 50 persen dalam waktu lima tahun. Ketiga reksadana saham tersebut adalah Sucorinvest Equity Fund, Sucorinvest Sharia Equity Fund dan Sucorinvest Maxi Fund.

Perbandingan Return Reksadana Saham 5 Tahun

Illustration
Sumber : Bareksa

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua