Rupiah Melemah Dongkrak Kinerja MEDC di Semester I, Bagaimana Prospek Sahamnya?
Medco Energi membukukan laba kotor semester I 2018 melonjak 61,5 persen menjadi US$319,8 juta
Medco Energi membukukan laba kotor semester I 2018 melonjak 61,5 persen menjadi US$319,8 juta
Bareksa.com - Harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pada perdagangan Selasa, 7 Agustus 2018, ditutup melonjak 7,5 persen di level Rp1.075 per saham. Saham MEDC bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dan menjadi saham peringkat kelima dengan frekuensi perdagangan tertinggi sebanyak 10.088 kali serta nilai transaksi mencapai Rp152,42 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham MEDC pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp20,42 miliar, kemudian Indo Premier Sekuritas (PD) Rp11,89 miliar, dan Lotus Andalan Sekuritas (YJ) Rp11,51 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham MEDC secara keseluruhan yaitu 13,4 persen, 7,8 persen, dan 7,55 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja MEDC Semester I 2018
Kenaikan harga minyak dan listrik membantu kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di semester I 2018. Perusahaan migas ini mengantongi laba kotor US$319,8 juta atau melonjak 61,5 persen dibanding periode semester I 2017. Margin laba kotor tercatat berada di level 55 persen, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya 49 persen.
Kenaikan laba kotor seiring penjualan dan pendapatan usaha lainnya MEDC yang juga meroket 42,35 persen dari US$406,4 juta menjadi US$578,58 juta. Sebanyak lebih dari 95 persen pendapatan semester pertama perseroan diterima dalam dolar Amerika Serikat (AS), dan sekitar 60 persen dari pengeluaran dibayarkan dalam rupiah. Alhasil pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang awal tahun ini turut mendongkrak kinerja MEDC.
Meski begitu, laba bersih perusahaan mengalami penurunan menjadi US$41,4 juta, lebih rendah 35 persen dari semester pertama 2017. Meski kinerja minyak dan gas meningkat, penurunan ini disebabkan adanya kerugian dalam afiliasi pertambangan perseroan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang mulai menggiatkan pengembangan tahap 7 dari tambang Batu Hijau.
Sekadar informasi, Amman saat ini sedang dalam proses penunjukan kontraktor front end engineering and design untuk pembangunan smelter.
Sedangkan efisiensi di pengeboran dan proyek pengembangan serta penangguhan biaya yang didukung dengan kurs nilai tukar dolar AS, memberikan dampak positif pada kinerja Medco di akhir Juni lalu.
EBITDA semester pertama 2018 tercatat sebesar US$301,3 juta, atau 50,4 persen lebih tinggi dari paruh pertama tahun 2017. Kinerja Medco didorong oleh membaiknya harga komoditas dan volume yang stabil, bersamaan dengan telah dikonsolidasikannya Medco Power. Medco Power Indonesia telah menggalang dana Rp1,2 triliun melalui obligasi konvensional dan obligasi syariah sebelumnya.
Harga minyak dan gas masing-masing meningkat 35 persen dan 9 persen menjadi US$66,8 per bbl dan US$6 per mmbtu, dan harga rata-rata penjualan listrik naik 56 persen menjadi 4,19 ¢/kwh.
Pada semester pertama 2018, rata-rata produksi minyak dan gas adalah 82,4 mboepd, lebih rendah dari semester pertama 2017 karena penyesuaian permintaan pasar gas.
Perseroan mempertahankan estimasi produksi sepanjang tahun 2018 sebesar 85 mboepd dengan kapasitas produksi yang dimiliki hingga 100 mboepd, menyesuaikan permintaan dari para pelanggan gas.
Analisis Teknikal Saham MEDC
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham MEDC pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu yang menggambarkan saham ini mengalami pergerakan positif yang sangat dominan hingga berakhir pada level tertingginya.
Volume menunjukkan lonjakan signifikan menandakan saham ini banyak diburu oleh para pelaku pasar sehingga mendorong harganya naik. Apabila dilihat dari trennya, dalam jangka pendek MEDC tengah mencoba untuk membangun fase uptrend-nya yang ditandai dengan terbentuknya dua higher high dan dua higher low.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) saham MEDC terlihat mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp1.210.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.