Saham WSKT Dinilai Masih Prospektif untuk Dikoleksi, Ini Target Harganya
Waskita masih berupaya mendivestasi sejumlah ruas tolnya tahun ini agar memperoleh dana untuk ekspansi
Waskita masih berupaya mendivestasi sejumlah ruas tolnya tahun ini agar memperoleh dana untuk ekspansi
Bareksa.com – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih memiliki ruang pertumbuhan harga saham sepanjang tahun ini. Valuasi harga saham WSKT masih lebih rendah dibandingkan emiten saham konstruksi BUMN lainnya.
Di sisi lain, Waskita masih berupaya mendivestasi sejumlah ruas tolnya tahun ini agar mendapatkan dana segar untuk kebutuhan ekspansi. Perseroan perlu mendivestasi kepemilikan ruas tolnya agar mampu berinvestasi pada proyek lainnya untuk memperoleh proyek-proyek konstruksi baru.
Analis Bina Artha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, mengungkapkan sebaiknya Waskita dapat segera merealisasikan divestasi tolnya. Melalui divestasi, Waskita dapat lebih ekspansif memperoleh kontrak konstruksi baru, sesuai dengan bisnis utamanya.
Promo Terbaru di Bareksa
“Jangan sampai pertumbuhan perolehan kontrak baru Waskita kalah dengan emiten konstruksi lain,” katanya kepada Bareksa, Senin, 25 Juni 2018.
Nafan menyatakan Waskita memang sebaiknya bukan menjadi investor jangka panjang pada bisnis jalan tol. Waskita bisa berinvestasi pada proyek jalan tol untuk mendapatkan kontrak konstruksi proyek tersebut.
Melalui divestasi, Waskita dapat ekspansi kontrak konstruksi tanpa perlu mencari pinjaman baru yang cukup besar. Dia mencatat tingkat utang Waskita saat ini sudah cukup tinggi dengan rasio utang dibandingkan ekuitas (debt to equity ratio/DER) mencapai 3,38x, berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal I 2018.
Meski begitu, secara teknikal, Nafan melihat potensi pertumbuhan harga saham Waskita tahun ini masih cukup besar. Saat ini harga saham WSKT diperdagangkan di harga Rp2.100 per saham atau mencerminkan harga dibandingkan laba bersih per saham (price to earning per share ratio/PER) sekitar 4,67x.
Valuasi harga saham WSKT masih lebih rendah dibandingkan dengan harga saham emiten konstruksi BUMN lainnya, seperti WIKA 18,49x, PTPP 14,01x dan ADHI 22,17x. Dia memperkirakan harga saham WSKT tahun ini dapat mencapai Rp2.500-2.900.
Harga dan PER Saham BUMN Konstruksi, 25 Juni 2018, Pukul 15.45
Sumber: Bareksa.com
Tahun lalu perseroan batal menjual ruas tolnya. Padahal, sejumlah perusahaan sudah menawar ruas tol milik Waskita untuk diakuisisi.
Tahun ini, sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri dikabarkan masih tertarik menjadi pemilik ruas tol baru perseroan. Rencananya, Waskita bakal menjual 10 ruas tolnya. Ruas tol tersebut adalah tujuh ruas tol di Transjawa dan tol Medan - Kualanamu serta Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu).
Waskita Toll Road
Anak usaha Waskita, PT Waskita Toll Road (WTR) sebelumnya telah menjadikan sahamnya pada PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR) sebagai underlying produk reksadana penyertaan terbatas (RDPT). Produk investasi RDPT tersebut diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management.
WTTR adalah perusahaan pengelola tiga ruas tol Transjawa, yakni Kanci - Pejagaan, Pejagan - Pemalang dan Pasuruan - Probolinggo. Total panjang tiga ruas tol tersebut mencapai 123,8 kilometer (Km).
Melalui penerbitan RDPT, Waskita meperoleh dana Rp5 triliun. Melalui penerbitan RDPT, WTR memiliki dana untuk menyelesaikan proyek existingnya dan berinvestasi pada proyek jalan tol baru.
RDPT berbasis ekuitas Waskita menggunakan dua tahap transaksi. Pertama, WTR akan mengalihkan sebanyak 57,14 persen saham WTTR kepada RDPT dengan nilai Rp2,85 triliun.
Selanjutnya, WTTR akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau non preemptive rights issue sebanyak 30 persen dari modal disetor. Saham baru WTTR akan disertakan pada RDPT dengan nilai Rp2,15 triliun.
Setelah transaksi kedua, maka RDPT akan menjadi pemilik 70 persen saham WTTR. Kemudian, kepemilikan saham WTR pada WTTR akan berkurang menjadi 30 persen dari sebelumya sebanyak 99 persen.
Berdasarkan laporan keuangan Waskita Karya kuartal I 2018, total aset WTTR tercatat Rp12,75 triliun. Sementara WTTR masih membukukan kerugian sebesar Rp412,52 miliar sepanjang 2017.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.