BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Mau Merger, Saham GDST dan JPRS Kompak Auto Reject

Bareksa07 Juni 2018
Tags:
Mau Merger, Saham GDST dan JPRS Kompak Auto Reject
Pekerja membersihkan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (21/3). IHSG ditutup menguat 1,11 persen atau 69,25 poin ke level 6.312,83. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

GDST melonjak 34,86 persen dan JPRS meroket 34,69 persen

Bareksa.com – Saham dua perusahaan bersaudara yakni PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) dan PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) kompak menguat tajam menutup perdagangan hari ini, Kamis, 7 Juni 2018.

Saham GDST menutup hari dengan lonjakan 34,86 persen dan JPRS meroket 34,69 persen.

Ternyata pergerakkan menguat kedua saham itu seiring dengan publikasi recana penggabungan usaha alias merger. Dalam publikasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), GDST dan JPRS akan melakukan merger.

Promo Terbaru di Bareksa

“Perusahaan yang menerima penggabungan adalah Gunawan Dianjaya,” tulis keterangan itu.

Untuk merealisasikan rencana itu, perseroan akan melaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 16 Agustus 2018.

“Perkiraan efektif pelaksanaan penggabungan atau merger adalah 10 Agustus 2018,” tambah keterangan itu.

Sepanjang hari ini, saham GDST mencetak transaksi 232.173 lot dengan frekuesni 597 kali bernilai Rp3,31 miliar. Sementara transaksi saham JPRS mencapai 189.755 lot dengan frekuensi 671 kali bernilai Rp3,73 miliar.

Sebagai informasi, baik GDST dan JPRS sama-sama dikuasai pengusaha asal Surabaya Gwie Gunawan. Di GDST, Gwie Gunawan punya porsi kepemilikan 87,32 persen. Sementara di JPRS punya kepemilikan 83,95 persen.

Kinerja Keuangan

Hingga akhir tahun 2017, kinerja keuangan GDST dan JPRS berlawanan arah. Jika GDST membukukan laba, sebaliknya JPRS masih mencatat kerugian.

Sepanjang 2017, GDST mencatat pendapatan Rp1,23 triliun naik 62,16 persen dari periode akhir 2016 Rp757,28 miliar. Namun sayang, laba bersih GDST malah turun dari Rp31,7 miliar menjadi Rp10,28 miliar.

Secara pertumbuhan, kinerja JPRS masih lebih baik. Mencatat pendapatan Rp244,32 miliar atau naik 102,43 persen dari Rp120,69 miliar, JPRS masih mencatat kerugian. Untungnya, kerugian JPRS sedikit membaik dari rugi Rp19,27 miliar pada 2016 menjadi rugi Rp14,89 miliar. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua