Thailand Akan Ramaikan Akuisisi dan Merger Bank di Indonesia
Pada semester I tahun ini, OJK dan Bank of Thailand segera merilis bilateral agreement
Pada semester I tahun ini, OJK dan Bank of Thailand segera merilis bilateral agreement
Bareksa.com – Perbankan luar negeri masih berhasrat mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Terlebih, dengan demografi yang luas, masih banyak masyarakat yang belum terjangkau perbankan.
Namun, hasrat bank asing itu tidak bisa direalisasikan dengan hanya menempatkan kantor cabangnya. Sejak rancangan undang-undang (RUU) perbankan digaungkan, Indonesia sudah menutup pintu bagi bank asing untuk melakukan hal itu.
Meskipun demikian, otoritas bank di Indonesia akhirnya kembali membuka diri dengan syarat, bank asing yang akan masuk ke Indonesia harus mengakuisisi sekaligus dua bank yang ada. Cara ini belum lama telah dilakukan China Development Bank Corporation (CCB) yang mengambilalih PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk (MCOR).
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk memuluskan aksi itu, Bank Windu terlebih dahulu mencaplok PT Bank Antar Daerah (Bank Anda) dan langsung dilebur ke dalam badannya. Alhasil, CCB mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan langsung mengubah hasil peleburan Bank Windu dan Bank Anda menjadi PT Bank China Development Bank Indonesia Tbk.
Sebelumnya juga ada Shinhan Bank yang mengakuisisi dan melebur dua bank yakni Centratama Nasional Bank dan Bank Metro Express. Melalui aksi itu, hasil merger tersebut bertransformasi menjadi Shinhan Bank Indonesia.
Selain itu ada juga investor asal Korea, Apro Financial Co Ltd yang masuk ke Indonesia dengan mengambilalih Bank Andara. Sesuai dengan restu OJK, Apro juga mengambil satu bank lagi yakni PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR).
Daftar Akuisisi dan Merger Bank Periode 2016
Sumber: Bareksa.com
Kali ini, kabar akuisisi bank di Indonesia datang dari Negeri Gajah Putih, Thailand. Kabar ini muncul dari pernyataan Presiden Direktur Kasikornbank (KBANK) Pipit Aneaknithi. Bank terbesar ke empat di Thailand ini sedang getol-getolnya memperluas ekspansi di kawasan ASEAN.
“Kami akan melakukan ekspansi ke Vietnam dan Myanmar pada 2018. Tapi, Indonesia adalah prioritas kami karena luas pasarnya tiga kali lebih besar dari Thailand,” ucap Pipit seperti dikutipThailand Business News akhir Januari lalu.
Namun rencana KBANK ini belum sampai ke telinga OJK. Direktur Internasional OJK Triyono menyampaikan, kabar tersebut belum ada datanya. “Karena masuknya bank dari Thailand kan masih sebatas rencana. Bilateral agreement-nya saja belum ditandatangani,” terang Triyono kepada Bareksa, Rabu, 22 Februari 2017.
Memang, sampai saat ini, OJK dan Bank of Thailand (BoT) baru sebatas penandatanganan letter of intent. Artinya, ini baru tahap awal dan masih dalam tahap penyusunan bilateral agreement sebagai implementasi Banking Integration Framework (ABIF) antara Indonesia dan Thailand.
Triyono pun bilang, rencana bilateral agreement OJK dengan BoT diharapkan bakal terealisasi pada semester I tahun ini. Hanya saja, Triyono belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk merealisasikan hal itu.
Sayang, Triyono juga tidak bisa memastikan apakah rencana bilateral agreement dengan BoT nanti menjadi langkah awal masuknya KBANK ke Indonesia. “Bilateral agreement itu landasan utama. Tapi, pelaksanaan nanti terserah industri,” imbuh dia.
Jumlah Bank
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia (SPI) per akhir 2016, jumlah bank di Indonesia tersisa 116 dari posisi 2012 yang masih sebanyak 120 bank. Yang signifikan dari penurunan jumlah bank ini adalah jumlah bank kategori BUKU I atau yang bermodal di bawah Rp1 triliun.
Catatan SPI, jumlah bank BUKU 1 hanya tersisa 25 bank. Padahal pada 2014 lalu, jumlahnya masih mencapai 42 bank.
Penurunan jumlah bank itu tentu saja terkait akuisisi dan merger ditambah lagi sebagian besar bank BUKU 1 mulai mendapat suntikan modal dari para pemegang sahamnya. Dihubungi terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menyampaikan, sampai saat ini pihaknya belum menerima permohonan baru terkait divestasi bank.
Meski begitu, Nelson menilai, potensi bank-bank kecil untuk merger pada tahun ini akan tetap ada. “Yang berencana divestasi saya belum dapat laporannya. Tapi, kemungkinan untuk bank kecil merger di tahun 2017 ini tetap terbuka dan akan terus saya dorong,” jawabnya singkat.
Sebagai gambaran, dari 116 bank itu, total kredit yang diberikan mencapai Rp4.413,41 triliun dengan dana pihak ketiga (DPK) Rp4.836,76 triliun. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.