Bertemu BEI, GO-JEK Bicara Potensi IPO Saham di Dalam dan Luar Negeri
Jika berencana melakukan dual listing, BEI merekomendasikan GO-JEK listing di Euronext
Jika berencana melakukan dual listing, BEI merekomendasikan GO-JEK listing di Euronext
Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) bertemu dengan manajemen PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GO-JEK) tentang kemungkinan perseroan melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Jika GO-JEK berencana melakukan dual listing, BEI merekomendasikan agar GO-JEK listing di Euronext.
Direktur Utama Bursa Efek Indoensia, Tito Sulistio, menuturkan dalam pertemuan tersebut, BEI dan GO-JEK membahas terkait proteksi kepemilikan saham perusahaan. Pemegang saham perseroan concern untuk tetap mempertahankan GO-JEK sebagai perusahaan Indonesia.
“Karena kalau perusahaan teknologi IPO saham selalu diborong investor asing,” terangnya di Jakarta, Senin, 5 Maret 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Tito menyatakan concern GO-JEK adalah tetap menjadi perusahaan Indonesia, jangan sampai setelah go public malah dikuasai oleh asing. Peraturan di Indonesia memungkinkan GO-JEK tetap dikuasai pemegang saham Indonesia karena ada konsep saham dwiwarna.
Menurut Tito, agar perusahaan terus berkembang menjadi besar maka perlu go public. Tetapi, pelaksanaan IPO saham juga biasanya dimanfaatkan sebagai momentum private equity untuk keluar.
Dalam pertemuan, GO-JEK juga mengungkapkan kemungkinan perusahaan untuk melakukan dual listing. Menanggapi rencana tersebut, BEI menjelaskan bahwa kemungkinan dual listing tergantung seberapa besar nilai emisinya.
“Kedua secara legal, yang enak dual listing di Euronext karena peraturannya sama. Jika di Amerika Serikat rupiah tidak terlalu menarik,” katanya.
Tito juga menjawab kemungkinan perusahaan rugi untuk melantai di BEI. Menurut dia, jika akan melakukan IPO saham, perusahaan harus membuat proyeksi kinerja keuangannya di masa mendantang.
Sementara, berdasarkan ketentuan, perusahaan yang masih rugi harus membuat proyeksi kapan perusahaan akan mencatatkan keuntungan. Perusahaan tersebut harus membuat proyeksi keuangan dua tahun setelah listing bisa mencatatkan keuntungan.
Presiden GO-JEK, Andre Soelistyo, mengatakan GO-JEK memiliki rencana IPO saham karena sangat menginginkan driver dapat menjadi pemegang saham perseroan juga. “Tinggal menunggu waktu saja,” tuturnya.
Dia menuturkan bahwa GO-JEK akan melangsungkan IPO saham di dalam negeri, tetapi perseroan tetap melihat peluang untuk melakukan dual listing. Saat ini proses perencanaan IPO saham masih dalam tahap diskusi.
Untuk tempat kedua listing, Andre mengatakan kemungkinan akan listing di negara yang mengerti soal pasar di emerging market.
Perusahaan digital seperti GO-JEK tidak hanya masalah timing untuk melangsungkan IPO saham tetapi juga persiapannya. Hal itu tidak terlepas karena perusahaan digital masih muda sehingga harus dipersiapkan dengan matang.
“Tapi bursa sangat mendukung kami juga mengapresiasi langkah yang disiapkan,” ujarnya.
Pertemuan tersebut dilakukan agar BEI dapat membantu perusahaan teknologi untuk IPO saham. Sebenarnya, pertemuan tersebut adalah untuk menjawab kendala-kendala IPO saham di pasar domestik yang sebelumnya diungkapkan perseroan.
Dari sisi belum adanya profit, dia mengatakan GO-JEK dapat listing di papan pengembangan, jadi tidak masalah walaupun belum memiliki keuntungan. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.