Laba Bank BUMN di 2017 Tembus Rp66,28 Triliun, Bank Mandiri Tumbuh Tertinggi
Hal yang menarik pada 2017 adalah pendapatan non bunga bank BUMN mencatat pertumbuhan mencolok
Hal yang menarik pada 2017 adalah pendapatan non bunga bank BUMN mencatat pertumbuhan mencolok
Bareksa.com - Empat bank milik negara sudah selesai mempublikasikan kinerja perusahaan untuk periode sepanjang 2017. Dari paparan kinerja tersebut, nilai total laba empat bank milik negara mencapai Rp66,28 triliun.
Dilihat dari kinerja keempat bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan pertumbuhan laba tertinggi, yakni 49,5 persen menjadi Rp20,6 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan perseroan bisa menekan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) hingga 3,46 persen di 2017 dari sebelumnya 4 persen di 2016. Hal ini memangkas alokasi biaya pencadangan perseroan turun dari Rp24,6 triliun pada 2016 menjadi Rp16 triliun pada 2017.
Kendati Bank Mandiri membukukan kenaikan laba tertinggi, namun bank-bank milik negara lainnya tetap membukukan laba naik dua digit. Seperti laba PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang bertumbuh 20,1 persen jadi Rp13,62 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 10,7 persen jadi Rp29,04 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) naik 15,59 persen jadi Rp3,02 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Ditelusuri dari komponen pembentuk laba, hal yang menarik pada 2017 adalah pendapatan non bunga yang mencatat pertumbuhan mencolok. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, mengungkapkan di BNI, pertumbuhan pendapatan non bunga bertumbuh lebih tinggi, yakni 8,59 persen daripada pertumbuhan bunga bersih yang hanya 6,5 persen (yoy).
“Pendapatan bunga bersih turun karena NIM kami turun dari 6,2 persen menjadi 5,5 persen, ini adalah respons kami terhadap penurunan suku bunga acuan. Kemudian dari fee based income, kami ingin mengembangkan fungsi digital banking, mengoptimalisasi layanan trade finance, bank garansi dan layanan lainnya,” terang dia di Jakarta belum lama ini.
Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, juga melihat pendapatan non bunga yang mencolok di BRI. Sampai akhir 2017, pendapatan bunga BRI mencapai Rp73 triliun, bertumbuh 11,6 persen (year on year/yoy). Sementara sumber lainnya adalah pendapatan biaya dan pendapatan operasional yang bertumbuh 12,3 persen ke angka Rp19,09 triliun.
Menurut Haru, pihaknya memang sedang menurunkan NIM yang sebelumnya berada di atas 8 persen menjadi di kisaran 7,78 persen. Penurunan NIM ini merupakan bentuk penyesuaian BRI terhadap era suku bunga rendah.
“Dengan NIM rendah, kesehatan kredit jauh lebih bagus dan kami bisa menyiapkan aktivitas yang bisa menghasilkan pendapatan di luar bunga seperti produk yang berkaitan dengan anak usaha seperti bancassurance, jasa pembayaran, jasa pelayanan dan lainnya,” terang dia.
Namun bukan berarti, bank-bank milik negara ini tidak melakukan ekspansi kredit sehingga pendapatan bunganya mengecil. Dilihat dari pertumbuhan kredit, empat bank milik negara mencatat pertumbuhan kredit dua digit pada 2017, yakni 12,2 persen untuk BNI, 11,4 persen untuk BRI, 10,2 persen untuk Bank Mandiri dan 21,01 persen untuk BTN.
Sementara dilihat dari sisi aset, BRI tetap merajai perolehan aset dengan nilai Rp1.126,2 triliun. Disusul selanjutnya Bank Mandiri Rp1.124,7 triliun, BNI Rp 709,33 triliun dan BTN 261,36 triliun. (K09/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.