Siapkan Capex Rp1,6 Triliun, Ini Fokus PPRE Jaga Kesehatan Arus Kas di 2018
Perseroan akan selalu menjaga cashflow agar tetap positif sepanjang tahun.
Perseroan akan selalu menjaga cashflow agar tetap positif sepanjang tahun.
Bareksa.com – PT PP Presisi Tbk (PPRE) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp1,6 triliun tahun ini. Nilai itu lebih rendah dari realisasi belanja modal di 2017 yang sebesar Rp1,8 triliun.
Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, menyatakan alokasi capex tahun ini lebih rendah dari realisasi tahun lalu karena pada 2017 perseroan mengakuisisi perusahaan dengan nilai cukup besar. Sementara, pada 2018 tidak ada akuisisi yang bernilai signifikan. (Baca : Berbeda dengan 2 Anak BUMN Lain, Wika Gedung Menguat di hari Perdana)
Perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun lalu dan pinjaman perbankan untuk memenuhi kebutuhan dana ekspansi.
Promo Terbaru di Bareksa
“Dana IPO saham dan pinjaman bank masih cukup,” ujar Benny kepada Bareksa, di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018. (Lihat : Berita Hari Ini : Bank Tunggu Kepastian Proyek LRT, PPRE Bidik Kontrak Rp8 T)
Tahun ini perseroan bakal mengalokasikan sekitar 70 persen capex untuk membeli alat berat. Sementara sisanya akan digunakan untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan di sektor electrical mechanical dan fondasi serta membeli lahan untuk workshop.
Benny menjelaskan nilai akuisisi perusahaan yang akan diakuisisi tidak terlalu besar. “Kita akan mengakuisisi perusahaan untuk melengkapi lini bisnis kita, tetapi angkanya tidak besar,” terangnya. (Baca : Anjlok 7,44 Persen Saat Listing Perdana, Valuasi Saham PPRE Makin Murah)
Fokus Pendapatan, Laba dan Cashflow
Menurut Benny, realisasi laba bersih perseroan sepanjang tahun lalu mencapai target atasnya, atau sekitar Rp182 miliar. Sementara tahun ini perseroan mencanangkan target laba bersih Rp500 miliar.
Benny menuturkan kinerja sepanjang tahun lalu inline dengan target. Pada 2017, kinerja keuangan perseroan didorong oleh kontrak pengerjaan tanah atau civil work. PP Presisi mendapatkan kontrak dari pengerjaan jalan tol dan bendungan. (Lihat : Listing di Harga Bawah, Pelemahan Saham PP Presisi Masih Tak Terhindarkan)
Untuk 2018, dia menilai target yang dicanangkan masih realistis, meskipun mencapai sekitar 174 persen dari perkiraan realisasi laba bersih tahun lalu. “Growth tahun ini normal, kenaikan laba bersih tahun lalu juga di atas 300 persen dibandingkan 2016,” tutur Benny.
Proyek pengerjaan tanah dan beton ready mix masih akan menjadi pendorong kinerja keuangan PP Presisi pada 2018. Kontrak dari pengerjaan tahun 2018 diproyeksikan mencapai 40-50 persen dari total kontrak. Pada 2018, PP Presisi menargetkan pendapatan mencapai Rp5 triliun.
“Margin bersih kita masih sekitar 10-11 persen,” katanya. (Baca : Saham BUMN di Tiga Sektor Berpotensi Bukukan Kinerja Positif Tahun Ini)
Benny mengaku selain fokus pendapatan dan laba bersih, PP Presisi sangat memperhatikan kesehatan arus kas (cashflow). Perseroan selalu menjaga cashflow agar tetap positif sepanjang tahun.
Sehatnya cashflow PP Presisi juga terjaga karena tidak ada kontrak yang bersifat turnkey. Hal itu terjadi karena mayoritas kontrak yang diperoleh perseroan berasal dari perusahaan-perusahaan konstruksi badan usaha milik negara (BUMN), sehingga perseroan tidak berhubungan langsung dengan pemilik proyek.
“Sekarang kontrak kita sebagian besar masih berasal dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) yang mencapai 50 persen dari total kontrak,” ujarnya. (Lihat : Target 2018 PP Properti dan Sisa Kejayaan Saham PPRO)
Pada Selasa pagi, 09 Januari 2017, harga saham PPRE dibuka senilai Rp400 per saham. Sementara hingga perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 9 Januari 2018, harga saham PPRE ditutup tetap sebesar Rp400 per saham. PPRE sempat mencapai harga tertingginya pada sesi I perdagangan seharga Rp406 per saham. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.