Berita Hari Ini : Astra Telah Jual 398,995 Mobil, GO-JEK Gandeng 12 Bank
Kontrak baru yang telah diperoleh ACST mencapai Rp 7,1 triliun atau 95 persen dari target 2017
Kontrak baru yang telah diperoleh ACST mencapai Rp 7,1 triliun atau 95 persen dari target 2017
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 22 September 2017;
PT Astra International Tbk (ASII)
Selama delapan bulan pertama di 2017, perusahaan dengan kode emiten ASII itu mencatat penjualan mobil (wholesales) sebanyak 398,995 unit. ASII saat ini menguasai 56 persen pangsa pasar otomotif nasional. ASII melihat Jawa Timur menjadi pasar yang potensial setelah Jakarta dan Jawa Barat.
Promo Terbaru di Bareksa
Head of Investor Relation ASII, Tira Ardianti menyatakan secara year to date per Agustus 2017, ASII mencatat kenaikan penjualan mobil 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
PT GO-JEK Indonesia
GO-JEK mulai mengoptimalkan layanan keuangan digital lewat fitur go-pay. Tanpa gembar-gembor, aplikasi transportasi online ini sudah menggandeng sekitar 12 bank di layanan tersebut.
Menurut Jonathan Barki, Vice President of Corporate Strategy GO-JEK Indonesia, keberadaan layanan non tunai seperti uang elektronik membuat bisnis GO-JEK, khususnya fitur go-pay bisa tumbuh. Sayang, Jonathan tidak merinci bank yang sudah diajak kerjasama dengan aplikasi transportasi online tersebut
PT Acset Indonusa Tbk (ACST)
Kontraktor swasta berkode emiten ACST itu, optimistis dapat mencapai target kontrak baru yang telah direvisi menjadi Rp 7,5 triliun sepanjang 2017.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa, Maria Cesilia Hapsari, mengatakan kontrak baru yang telah diperoleh perusahaan sekitar Rp 7,1 triliun pada saat ini atau 95 persen dari target hingga akhir 2017. Dengan begitu, perusahaan perlu mendapatkan kontrak baru sekitar Rp 400 miliar supaya dapat mencapai target Rp 7,5 triliun.
Dua anak usaha BUMN
PT Wijaya Karya Gedung dan PT PP Presisi menyatakan telah melakukan registrasi pertama ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk aksi korporasi penawaran umum perdana saham (IPO) pada akhir 2017.
Untuk diketahui, Wika Gedung adalah anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PP Presisi merupakan anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menyatakan rencana IPO anak usaha perseroan akan dilakukan pada kuartal IV 2017.
Wika Gedung menargetkan mampu memperoleh dana Rp 3 - 4 triliun melalui pelepasan saham maksimal 45 persen kepada investor publik di Bursa Efek Indonesia. Bintang mengatakan Wika Gedung akan melakukan beberapa akuisisi untuk menunjang pertumbuhan anorganik perusahaan sebelum IPO dilaksanakan.
PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE)
Emiten berkode saham FIRE meraih kontrak untuk memasok batu bara ke PT Kisya Pundi Abadi selama 3 tahun dengan estimasi nilai kontrak Rp 970 miliar.
Direktur Keuangan PT Alfa Energi Investama Tbk, Lyna Elvira, mengatakan perseroan selaku penjual telah menandatangani perjanjian jual beli batu bara pada 18 September bersama dengan PT Kisya Pundi Abadi sebagai pembeli.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ada kabar baik dari TLKM. Perusahaan pelat merah ini memberi bantuan untuk bisa memajang produk UMKM di situs belanja kelolaan perusahaan ini yaitu Blanja.com.
Menurut Abdus Somad Arief, Direktur Wholesale & Internasional Service Telkom, pihaknya bakal memanfaatkan rumah kreatif BUMN (RKB) bagi para UMKM. Nanti bakal ada pelatihan pemasaran secara online dan cara listing produk di situs Blanja.com, khususnya bagi UMKM binaan RKB BUMN.
Industri Perbankan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih industri perbankan hingga Juli 2017 mencapai Rp 77 triliun. Laba perbankan ini melonjak 20,31 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Dalam statistik perbankan Indonesia disebut bahwa kenaikan laba bersih ini dikontribusikan dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 5,6 persen yoy menjadi Rp 205 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.