Adaro Bukukan Laba Inti Melonjak 76 Persen, Bagaimana Kinerja Saham ADRO?
pendapatan perseoran meningkat menjadi sebesar US$ 1,54 miliar dari semester I tahun lalu sebesar US$ 1,17 miliar
pendapatan perseoran meningkat menjadi sebesar US$ 1,54 miliar dari semester I tahun lalu sebesar US$ 1,17 miliar
Bareksa.com – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba inti sepanjang semester I 2017 sebesar US$ 299 juta, meningkat sebesar 76 persen dari realisasi periode sama tahun lalu sebesar US$ 170 juta. Sementara pendapatan perseoran meningkat menjadi sebesar US$ 1,54 miliar dari semester I tahun lalu sebesar US$ 1,17 miliar.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Tohir, mengungkapkan, di tengah ketidakpastian pasar batu bara, perseroan tetap yakin dengan fundamental jangka panjang industri tersebut. “Yang didukung oleh perkembangan di Asia,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, 28 Agustus 2017.
Adaro Energy akan terus fokus pada keunggulan operasional dan efisiensi biaya di ketiga pilar pertumbuhan perusahaan dalam rangka menyeimbangkan karakteristik batu bara yang siklikal.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga jual rata-rata (average selling price/ ASP) Adaro naik sebesar 42 persen pada semester I 2017 akibat membaiknya fundamental pasar batu bara. Hal ini yang mendorong pertumbuhan pendapatan perseroan.
Sementara, beban pokok pendapatan Adaro naik sebesar 16 persen dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar US$ 1,01 miliar karena kenaikan biaya penambangan akibat melonjakya harga bahan bakar minyak dan pembayaran royalti.
Nisbah kupas perseroan pada periode tersebut sebesar 4,45x, lebih rendah dari target yang ditetapkan tahun ini sebesar 4,85x. Kondisi tersebut terjadi karena cuaca hujan lebat di wilayah operasi yang berlanjut hingga kuartal II tahun ini.
Ebitda Naik 58 Persen
Ebitda operasional Adaro Energy naik sebesar 58 persen menjadi senilai US$ 626 juta karena adanya kenaikan ASP dan disiplin efisiensi biaya yang berkelanjutan. Hal itu menghasilkan margin Ebitda operasional perseroan sebesar 40 persen, salah satu yang tertinggi di antara perusahaan batu bara termal di Indonesia.
Total aset perseroan juga naik 9 persen menjadi US$ 6,56 miliar. Aset Lancar Adaro meningkat 40 persen menjadi US$ 1,77 miliar. Kenaikan Aset lancar karena bertambahnya saldo kas Adaro. Sedangkan aset tidak lancar Adaro Energy naik 1 persen menjadi US$ 4,79 miliar.
Perseroan telah mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sepanjang semester I 2017 sebesar US$ 51 juta. Adaro Energy menggunakan capex untuk pemeliharaan rutin dan kesiapan pertambangan dari aset-aset batu bara serta penggantian dan aktivitas pemeliharaan rutin alat berat.
Total kewajiban perseoran naik 3 persen menjadi senilai US$ 2,67 miliar. Kenaikan kewajiban tersebut akibat melonjaknya utang usaha, utang pajak dan bagian lancar atas utang jangka panjang. Sementara kewajiban tidak lancar perseroan turun 5 persen menjadi US$ 1,98 miliar terutama akibat penurunan utang jangka panjang.
Rasio utang bersih terhadap Ebitda operasional dalam 12 bulan terakhir tercatat 0,14x dan rasio utang bersih terhadap ekuitas perseroan tercatat 0,04x.
Kinerja Harga Saham
Dalam sebulan terakhir harga saham ADRO menguat 5,8 persen dari Rp 1.785 per saham pada 31 Juli 2017 menjadi Rp 1.890 per saham pada 28 Agustus 2017 kemarin. Pada penutupan perdagangan kemarin, Saham Adaro ditutup melemah 2,8 persen atau 55 poin menjadi Rp 1.890 per saham dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu Rp 1.945 per saham. Pelemahan ADRO seiring dengan pelemahan indeks harga saham gabungan yang juga melemah 0,2 persen ke level 5.903 kemarin.
Dalam satu tahun terakhir harga saham ADRO melonjak 77,4 persen dari Rp 1.065 per saham pada 29 Agustus 2016 menjadi Rp 1.890 per saham pada 28 Agustus 2017.
Kinerja Saham ADRO Sebulan Terakhir
Sumber : Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.390,95 | 0,48% | 4,15% | 0,22% | 8,19% | 20,18% | 38,38% |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.088,21 | 0,54% | 4,04% | 0,13% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.859,53 | 0,57% | 3,91% | 0,14% | 7,39% | 18,05% | 40,59% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.098,49 | 0,35% | 3,87% | 0,14% | 7,41% | 6,37% | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.294,6 | 0,69% | 4,13% | 0,14% | 7,52% | 19,64% | 35,69% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.