Laba Bersih Adaro Meroket 613% di Semester I, 51 Reksadana Punya Saham ADRO
Emiten tambang batu bara ini menorehkan laba bersih US$1,21 miliar atau meroket 613%
Emiten tambang batu bara ini menorehkan laba bersih US$1,21 miliar atau meroket 613%
Bareksa.com - Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) kembali bergerak positif pada Selasa (30/8/2022), serta diiringi dengan antusiasme pelaku pasar yang cukup besar setelah perseroan merilis kinerja keuangan pada paruh pertama tahun ini.
Kemarin, saham ADRO ditutup menguat 2,31% ke level Rp3.540 per saham. Selain itu, saham ADRO juga menempati peringkat keempat saham yang terbanyak ditransaksikan di bursa pada perdagangan kemarin dengan nilai Rp568,55 miliar.
Secara intraday, saham ADRO kemarin sempat menguat hingga 6,94 persen ke level Rp3.700 per saham sebelum akhirnya penguatan tersebut berkurang.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi, emiten tambang batu bara ini menorehkan kinerja cemerlang pada semester I 2022 dengan meraih laba bersih US$1,21 miliar. Jumlah itu meroket 613% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang hanya US$169.964.
Melansir laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/8), melejitnya laba bersih ADRO sejalan dengan pertumbuhan pendapatan. Adaro membukukan pendapatan US$3,54 miliar di semester I 2022. Jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan di semester I 2021 yang sebesar US$1,56 miliar, pendapatan ADRO naik hingga 127% secara tahunan.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir mengatakan, periode semester I 2022 adalah semester yang sangat kondusif untuk harga batu bara. Hal ini mendorong pendapatan ADRO menyentuh rekor-rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Hal ini dipicu oleh gabungan berbagai faktor yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat, mulai dari cuaca tak menentu yang mengakibatkan kenaikan permintaan bagi produk-produk ADRO, sampai kelangkaan pasokan yang belum juga teratasi akibat masalah pengadaan alat berat dan cuaca buruk di wilayah-wilayah tambang secara global. Lebih lanjut, dampak terbesar disebabkan risiko geopolitik dari Eropa.
Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini mengatakan pendapatan, EBITDA dan laba bersih ADRO mencapai rekor tertinggi kinerja semester I sejak perusahaan pertama kali melantai di bursa 14 tahun lalu.
“Laba yang sangat tinggi akan membantu kami untuk memberikan dukungan finansial terhadap transformasi Grup Adaro di tahun-tahun mendatang karena kami melakukan investasi besar pada energi terbarukan, pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia, dan mendiversifikasi semakin jauh dari batu bara termal,” Terang Boy dalam siaran pers, Selasa (30/8) seperti dilansir Kontan.
Reksadana dengan Underlying Asset Saham ADRO
Melihat adanya sentimen positif terhadap saham ADRO, maka menarik untuk mengetahui kira-kira produk reksadana apa saja yang memiliki saham ini dalam portofolionya.
Berikut beberapa produk reksadana di Bareksa yang tercatat menjadikan saham ADRO sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet yang ada, setidaknya terdapat 51 produk reksadana yang tercatat memiliki saham ADRO dalam portofolionya. Jenis produk reksadana tersebut cukup beragam, mulai dari reksadana saham, reksadana campuran, serta reksadana indeks & ETF.
Beberapa reksadana tersebut di antaranya Avrist Ada Saham Blue Safir, Batavia Dana Saham Syariah, BNP Paribas Ekuitas, Bahana Icon Syariah, BNI AM Indeks IDX30, Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A, Mandiri Investa Atraktif Syariah, Jarvis Balanced Fund, Manulife Saham Andalan, Majoris Saham Alokasi Dinamik Indonesia, Principal Smart Equity Fund, Sucorinvest Equity Fund, hingga TRIM Syariah Saham.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.