BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Status Investment Grade dari S&P, Multifinance Berlomba Terbitkan Surat Utang

Bareksa12 Juli 2017
Tags:
Status Investment Grade dari S&P, Multifinance Berlomba Terbitkan Surat Utang
Presiden Direktur PT Federal International Finance anak perusahaan PT Astra International (FIFASTRA) Suhartono (tengah) , Presiden Komisaris FIFASTRA Gunawan Geniusahardja (kiri) dan Direktur FIFASTRA Hendry C Wong (kanan) berbincang seusai acara penawaran Obligasi berkelanjutan II di Jakarta, Kamis (26/3). ANTARA FOTO/HO

FIF bidik penerbitan obligasi Rp 2-3 triliun tahun ini

Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat antusiasme perusahaan pembiayaan menerbitkan obligasi cukup tinggi. Hingga Mei 2017, penerbitan obligasi industri multifinance mencapai Rp 73,89 triliun, atau meningkat 18,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jodjana Jodi, mengungkapkan peningkatan obligasi di industri multifinance terjadi karena kuponnya yang cukup menarik. Sebab Indonesia telah mendapatkan rating layak investasi (investment grade) dari S&P. "Lagi pula kebutuhan juga ada," kata dia di Jakarta, Rabu, 12 Juli 2017.

Kendati pendanaan dari obligasi meningkat, namun tetap saja sumber pendanaan mayoritas industri multifinance berasal pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan. Hingga Mei 2017, pendanaan yang diterima dari sumber tersebut mencapai Rp 246,43 triliun. Nilai tersebut naik 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 236,45 triliun. Dari total pendanaan yang diterima, pendanaan yang berasal dari dalam negeri mencapai Rp 161,75 triliun. Sedangkan pendanaan yang berasal dari luar negeri sebesar Rp 84,68 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Adanya pendanaan tersebut menopang pembiayaan industri multifinance yang hingga Mei 2017 mencapai Rp 401,8 triliun, meningkat 9,23 persen dibandingkan periode Mei 2016 yang sebesar Rp 367,83 triliun.

Kontributor utama dari pembiayaan pada Mei 2017 adalah pembiayaan multiguna yang mencapai Rp 233,32 triliun. Diikuti selanjutnya pembiayaan investasi Rp 111,57 triliun, pembiayaan modal kerja Rp 23,15 triliun, pembiayaan dengan prinsip syariah Rp 33,67 triliun serta pembiayaan lainnya yang disetujui oleh OJK. Pertumbuhan pembiayaan tersebut menopang pertumbuhan laba yang pada Mei 2017 tercatat sebesar RP 4,52 triliun.

Presiden Direktur PT Astra Credit Companies (ACC), Jodjana, menyatakan pihaknya juga berencana menerbitkan obligasi tahun ini senilai Rp 1,7 triliun. “Ruang untuk menerbitkan selalu ada dan kami masih ada sisa obligasi yang akan diterbitkan tahun ini," ujar dia.

Obligasi FIF

Tidak hanya ACC, PT. Federal International Finance (FIF) Group juga berencana menerbitkan obligasi tahun ini. Adapun obligasi yang akan diterbitkan mencapai Rp 2-3 triliun. Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 15 triliun.

Head of Treasury and Funding FIF Group, Jerry Fandi, menjelaskan perseroan sudah menerbitkan obligasi tahap I senilai Rp 3,5 triliun pada April 2017 lalu.”Masih ada ruang untuk menerbitkan lagi tahun ini, kami akan melihat pasar mudah-mudahan bisa sebelum akhir tahun,” kata dia.

Jerry melanjutkan selain mengandalkan obligasi, pihaknya juga mengandalkan pinjaman bank dari luar negeri. Pada april lalu, pihaknya mendapatkan pinjaman sindikasi dari 8 bank asing senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. “Kami juga mengandalkan pinjaman dari bank dalam negeri,” kata dia.

Pendanaan yang diperoleh FIF tidak hanya berbentuk pendanaan konvensional, namun juga pendanaan syariah. Pendanaan syariah yang dibutuhkan tahun ini senilai Rp 1,5-2 triliun. Adapun instrumen untuk memenuhi pendanaan tersebut adalah melalui pinjaman bank syariah domestik dan pinjaman sindikasi bank asing.

Jerry mengungkapkan tidak hanya menerima pinjaman bank asing dalam bentuk konvensional, pihaknya juga menerima pinjaman bank asing dengan akad wakalah senilai US$ 100 juta. Selain itu, FIF juga baru menerima pinjaman dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) senilai Rp 500 miliar. ”Kami juga ingin menggenjot pembiayaan syariah supaya bisa berkontribusi setidaknya 20 persen dari target total,” ucap dia.

Direktur Keuangan FIF Group, Hendry Christian Wong, melanjutkan adanya pendanaan itu diharapkan bisa menunjang pembiayaan tahun ini yang sebesar Rp 33-34 triliun. Perseroan optimistis bisa mencapai target tersebut dan merancang sejumlah strategi diantaranya mengembangkan pemasaran bersama dengan beberapa diler utama.

Sedangkan sampai Juni 2017, perseroan sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 17 triliun atau bertumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pembiayaan motor baru masih menjadi kontributor utama pembiayaan FIF tahun ini, yakni sekitar 62 persen. Kendati melambat, namun pembiayaan sepeda motor di FIF tetap naik signifikan.

“Dari sisi market share penjualan sepeda motor, market share Honda naik dari 74 persen menjadi 77 persen dan seluruh pembiayaan sepeda motor kami adalah merek Honda. Bahkan dari sisi market share pembiayaan Honda, market share FIF juga mencapai lebih dari 50 persen,” ucap dia.

Selain pembiayaan motor baru, perseroan juga membiayai motor bekas yakni sekitar 26 persen dari total pembiayaan. Dari sisi pertumbuhan, menurut Hendry, pembiayaan motor bekas cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Namun pihaknya akan berfokus menjadikan pembiayaan motor baru sebagai pembiayaan utama. ”Sudah sejak tahun 1989 kami membiayai motor baru,” ungkap dia.

Lebih lanjut, di luar motor bekas dan motor baru, pihaknya juga membiayai elektronik dan pembiayaan lainnya di bawah payung Spektra dan Amitra. Namun persentasenya belum terlalu besar, yakni 10 persen untuk Spektra dan di bawah 1 persen untuk Amitra. “Kami baru mulai membentuk Amitra, jadi masih baru, kontribusinya masih kecil. Di Amitra, kami mengembangkan produk pembiayaan umroh,” jelas dia.

Hingga Juni 2017, FIF merealisasikan laba sebesar Rp 980 miliar. Sampai akhir tahun ditargetkan bisa menyentuh angka Rp 2 triliun.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua