Hary Tanoe Berpotensi Tersangka, Bagaimana Rasio EPS dan Harga Saham Grup MNC?
Pendapatan per lembar saham ketiga saham grup MNC melemah cukup dalam
Pendapatan per lembar saham ketiga saham grup MNC melemah cukup dalam
Bareksa.com - Pelemahan harga saham perusahaan-perusahaan di bawah Grup MNC teryatata telah terjadi sejak sepekan terakhir. Tekanan tersebut akibat pemanggilan Hary Tanoesoedibjo, konglomerat pemilik Grup MNC oleh penyidik Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terkait kasus pesan singkat (SMS) ‘kaleng’ yang dianggap sebagai ancaman kepada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus,Yulianto, Senin pekan lalu.
Saat ini HT, panggilan akrab Hary Tanoe, masih berstatus sebagai saksi. Namun perubahan status apakah akan menjadi tersangka atau tidak ditentukan pekan ini. Akhir pekan lalu, Jaksa Agung Prasetyo menyampaikan bahwa Hary sudah berstatus sebagai tersangka. Meski begitu Bareksrim masih beda suara dan menyatakan saat ini kasus tersebut masih dalam pemeriksaan.
Senin pekan lalu, usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Hary membantah telah mengancam Yulianto. Dia menyatakan mengirimkan pesan singkat itu hanya untuk menegaskan posisinya di politik dan mendorong Indonesia jadi lebih baik. “Tidak ada maksud mengancam,” ujarnya kepada media.
Promo Terbaru di Bareksa
Merespons kabar negatif tersebut, saham-saham MNC Group bergerak cenderung melemah dalam sepekan terakhir. Bareksa mencoba menganalisis tiga saham perusahaan Grup MNC yang sering ditransaksikan oleh pelaku pasar yang mempunyai tingkat likuiditas yang cukup baik, yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT MNC Investama Tbk (BHIT).
Tabel : Perhitungan Analisis Saham Grup MNC
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Hasil riset Bareksa menemukan rasio harga saham terhadap pendapatan per lembar saham (EPS) atau P/E ratio perusahaan Grup MNC jauh berada di atas rata-rata industri maupun sektor nya. Hal itu dikarenakan persentase penurunan EPS tidak terefleksikan dalam penurunan persentase harga saham yang sama besarannya. Kinerja perusahaan yang diwakili oleh besaran EPS cenderung mengecewakan pada kuartal I 2017, dan bila dibandingkan dengan kuartal I periode sebelumnya, EPS tiga perusahaan mencatatkan penurunan pertumbuhan dibandingkan dengan periode kuartal I Tahun 2016.
EPS merupakan laba per saham atau nilai yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan.
Seperti BMTR, yang mencatatkan EPS hanya Rp 3,5, padahal pada triwulan I 2016 mereka mampu mencatatkan nilai EPS Rp 15,1. Sehingga penurunan EPS BMTR mencapai 76,8 persen. Penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh adanya penurunan keuntungan dari selisih kurs yang mencapai Rp 220 miliar.
Senada MNCN juga mencatatkan penurunan EPS sebesar 15 persen dari Rp 34,64 menjadi Rp 29,35 per lembar serta EPS BHIT yang juga longsor 97,3 persen dari Rp 7,5 menjadi Rp 0,2.
Berapa EPS Ideal untuk menyamai P/E Sektoral?
Seperti dijelaskan sebelumnya, ketiga saham Grup MNC mempunyai rasio P/E yang lebih tinggi di atas rata-rata industri maupun sektoral. Sehingga secara umum, harga ketiga saham tersebut cenderung mahal untuk saat ini meski telah tertekan pergerakan sahamnya dalam sepekan terakhir.
Jelang berakhirnya periode kuartal II di akhir Juni, Grup MNC nampaknya harus mengembalikan performa kinerja keuangannya, terutama dari segi EPS nya guna menekan rasio P/E saat ini dan mendekati rasio P/E sektoral.
Tabel : EPS Ideal Grup MNC
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Dengan asumsi harga saham tidak berubah, perusahaan harus mengejar pertumbuhan EPS dengan kisaran pertumbuhan EPS mencapai ratusan persen secara akumulatif hingga kuartal IV tahun ini.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.