Bantah Diakuisi BCA, Bank Harda Rencana Terbitkan Saham Baru
Pada semester dua, Bank Harda akan melakukan right issue senilai Rp100 miliar
Pada semester dua, Bank Harda akan melakukan right issue senilai Rp100 miliar
Bareksa.com – PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) menegaskan telah mendapatkan komitmen dari pemegang saham utama untuk peningkatan modalnya. Artinya, sampai saat ini belum ada informasi terkait masuknya investor strategis.
Belakangan, saham BBHI berfluktuasi seiring kabar rencana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang akan mengakuisisi Bank Harda. Namun, kabar tersebut sudah dibantah manajemen BCA. Plt Direktur Utama Bank Harda Barlian Halim juga ikut membantah kabar tersebut.
“Manajemen sudah konfirmasi kepada pemegang saham. Tidak ada pembicaraan dengan BCA. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga sudah bilang tidak (akuisisi Bank Harda),” ucap Barlian, Rabu, 17 Mei 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Saat ini, Bank Harda juga memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal melalui skema penawaran umum terbatas. Barlian bilang, pemegang saham utama sudah berkomitmen menyuntikan modal bagi Bank Harda.
Rencananya, right issue itu akan berlangsung pada semester dua nanti. “Nilainya sekitar Rp100 miliar. Tapi kami belum tahu jadwalnya. Intinya semester dua,” tambah Barlian.
Right issue memang menjadi pilihan bank-bank kecil untuk mencicil modal supaya naik kelas. Saat ini, modal Bank Harda mencapai Rp434 miliar. Barlian bilang, pihaknya sudah bisa naik kelas ke BUKU 2 paling tidak pada 2018 mendatang.
Sebelumnya, Bank Harda sudah melakukan private placement pada awal Januari tahun ini. Melalui aksi itu, Bank Harda mendapat tambahan modal Rp50 miliar. Adapun pemegang saham utama yakni PT Hakimputra Perkasa yang menyerap saham baru perseroan.
Di sisi lain, Barlian bilang, Bank Harda juga belum akan membagikan bagian dari laba bersih perseroan sebagai dividen. Misalnya saja untuk laba tahun 2016 yang mencapai Rp7 miliar. “Kami tahan semua laba jadi modal karena masih butuh ekspansi. Ke depan juga masih akan kami tahan,” terang Barlian.
Sementara itu, pada tahun ini Bank Harda berharap kredit dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh hingga 20 persen. “Di rencana bisnis bank (RBB) sebenarnya 10 persen, tapi karena sudah tercapai pada April, kami naikkan menjadi 20 persen,” tambah dia.
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis, Barlian juga ingin laba Bank Harda terus membaik. Apalagi, lanjut dia, konsolidasi Bank Harda sudah selesai pada tahun lalu dengan adanya anggaran cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp15 miliar.
“Semoga tahun ini tidak ada lagi CKPN. Dengan begitu, NPL bisa kami jaga di bawah 2 persen dan laba kami bisa mencapai Rp15 miliar,” jelas Barlian. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.