BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Kepastian Akuisisi BCA dan Gerak Saham PNBN, BBHI, BGTG

Bareksa28 Januari 2019
Tags:
Kepastian Akuisisi BCA dan Gerak Saham PNBN, BBHI, BGTG
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja (tengah) berbincang dengan Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (kedua kiri), usai memberikan keterangan kepada media tentang Laporan Keuangan Semester I 2017 BCA di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

BCA tak akan mengakuisisi bank yang berstatus perusahaan publik

Bareksa.com – Saham tiga bank yang sempat santer dikabarkan jadi sasaran akuisisi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih tumbuh dengan baik. Padahal, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sudah menegaskan bahwa pihaknya tak akan mengakuisisi bank yang berstatus perusahaan publik (Tbk).

Ketiga bank yang sempat terseret isu BCA antara lain PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), dan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG). Berdasarkan catatan Bareksa, saham tiga bank tersebut tumbuh positif.

Misalnya saja PNBN. Secara year to date hingga 25 Januari 2019, saham PNBN tumbuh 16,15 persen dari posisi akhir tahun 2018 Rp1.145 menjadi Rp1.330.

Promo Terbaru di Bareksa

Isu Bank Panin menjadi incaran BCA telah berlangsung sejak pertengahan September 2018. Bahkan meski manajemen BCA membantah kabar tersebut, saham PNBN terus melaju setelah menyentuh level terendah Rp745 pada 14 Agustus 2018.

Para pemegang saham Bank Harda juga kecipratan untung. Isu Bank Harda menjadi incaran BCA membuat saham BBHI melambung hingga 56,88 persen sepanjang 2018 lalu. Harga saham BBHI menjadi Rp171 dari posisi akhir tahun 2017 Rp109.

Sementara secara year to date hingga 25 Januari 2019, meski bertumbuh pergerakan saham BBHI tak seheboh tahun lalu. Harga saham BBHI hanya naik 4,09 persen menjadi Rp178.

Performa Saham PNBN, BBHI, dan BGTG Periode 28 Desember 2018 – 25 Januari 2019

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Nasib Bank Ganesha sedikit berbeda. Meski ikut terseret isu BCA, saham BGTG sepanjang tahun 2018 justru turun tipis 1,2 persen dari Rp83 per akhir 2017 menjadi Rp82 saat menutup perdagangan tahun 2018.

Namun pada tahun ini hingga 25 Januari 2019, saham BGTG bergerak lebih baik ketimbang PNBN dan BBHI. Saham BGTG sudah naik 18,29 persen secara year to date menjadi Rp97.

Saham BBCA

Di sisi lain, rencana aksi korporasi BCA sempat membuat jatuh bangun saham BBCA sepanjang 2018 lalu. Saham BBCA sempat menyentuh level terendahnya Rp20.600 pada 2 Juli 2018 sebelum akhirnya bangkit dan menutup tahun 2018 pada level Rp26.000 atau memberi return 18,72 persen.

Sepanjang tahun ini, saham BBCA semakin berkibar. Mempertahankan diri sebagai saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) bernilai Rp671 triliun, saham BBCA sudah naik 5,77 persen menjadi Rp27.500.

Bahkan pada perdagangan 22 Januari 2019, saham BBCA sempat menyentuh level tertingginya Rp28.000.

Pergerakan Saham BBCA Periode 28 Desember 2018 – 25 Januari 2019

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Seperti ditulis Kontan.co.id pada 21 Januari 2019, Jahja membenarkan pihaknya sudah menemukan bank yang sesuai dengan target perusahaan. Bank tersebut bukan merupakan perusahaan terbuka dengan total aset minimal sebesar Rp1 triliun.

Hanya saja, Jahja belum dapat merinci secara detail kapan aksi korporasi BCA dapat terealisasi. Yang jelas, pihaknya berharap seluruh rencana tersebut dapat rampung di tahun 2019.

Sebelumnya, BCA juga menepis kabar rencana untuk mengakuisisi Bank Harda. Selain itu BCA juga pernah mengonfirmasi kalau pihaknya tidak berencana mengakuisisi Bank Panin. Selain itu, Jahja juga mengatakan kalau pihaknya tidak berencana mengakuisisi Bank Ina Perdana, Bank Mestika, Bank Index dan Bank Capital. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua