BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Kalau Harga Saham Bisa Rp0, Apakah Kapitalisasi Pasar Modal Terpengaruh?

Bareksa29 November 2016
Tags:
Kalau Harga Saham Bisa Rp0, Apakah Kapitalisasi Pasar Modal Terpengaruh?
Seorang karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Saat ini terdapat 33 saham yang mentok di Rp50, batas minimum perdagangan pasar reguler

Bareksa.com- Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana akan menghapus batas saham terendah dari Rp50 yang berlaku sekarang. Kesiapan investor Indonesia dengan wacana kebijakan baru itu masih dipertanyakan.

Dengan alasan tidak ingin mengintervensi harga saham yang diperdagangkan di pasar, Bursa mengkaji kemungkinan batas terbawah harga saham bisa menjadi Rp0. Sebagai kompensasinya, otoritas akan memberlakukan fraksi saham baru untuk saham-saham recehan tersebut. Saat ini, harga saham minimum yang bisa ditransaksikan di pasar reguler adalah Rp50 tetapi tidak ada batas untuk pasar negosiasi.

Berdasarkan data Bareksa, hingga saat ini ada 33 saham emiten yang harganya harus tiarap di angka Rp50 dan tidak banyak diperdagangkan. Secara keseluruhan, saat ini ada 534 saham yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Tabel: Saham-Saham Seharga Rp50 Pada 29 November 2016

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Jika memang aturan tersebut disahkan, maka kapitalisasi saham-saham yang kini seharga gocap mungkin untuk turun lebih dalam anjlok hingga mencapai Rp0 juga.

Lantas jika kapitalisasi dapat mencapai Rp0, apakah akan mempengaruhi pasar modal Indonesia?

Jika 33 saham gocapan tersebut diakumulasikan, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp21,7 triliun. Angka tersebut setara 0,04 persen dari seluruh kapitalisasi saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang mencapai Rp5.420 triliun per tanggal 29 November 2016.

Artinya, bila seluruh saham yang kini mentok di harga Rp50 itu terpaksa turun, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pasar modal Indonesia.

Menanggapi wacana tersebut, Head of Research Universal Broker, Satrio Utomo mengatakan secara pribadi dirinya mendukung saham bisa mencapai nol rupiah karena batas minimum Rp50 dinilai terlalu tinggi. Menurutnya, setiap hari di pasar negosiasi masih banyak terjadi penjualan saham seharga Rp10-20 rupiah per lembarnya. Dengan keadaan ini, banyak investor yang membeli saham di pasar negosiasi dengan harga Rp10-20 dan menjualnya seharga Rp50 per lembar di pasar reguler dengan harapan bisa mendapatkan untung berlipat.

Akan tetapi, Satrio memandang kondisi investor saat ini belum memungkinkan untuk kebijakan tersebut. Jika dibandingkan dengan bursa luar negeri pun sepertinya hanya Indonesia saja yang menetapkan batasan minimal harga saham. "Tetapi bukan berarti kita bisa mengubahnya begitu saja menjadi nol, investor kita memang belum dewasa untuk menerima harga saham nol rupiah," katanya kepada Bareksa.com.

Satrio menilai sebaiknya penurunan batas bawah dilakukan secara bertahap. Misalkan pada periode pertama saham termurah menjadi Rp35 dan di periode berikutnya Rp25. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua