Ada Crossing Saham BCA di Pasar Nego Rp177 Triliun, Siapa Pelakunya?
Menariknya, jumlah saham yang ditransaksikan tersebut sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh Farindo Investment
Menariknya, jumlah saham yang ditransaksikan tersebut sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh Farindo Investment
Bareksa.com - Di tengah tekanan pasar modal Indonesia hari ini, terdapat hal menarik dari nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang mencapai Rp189 triliun atau sekitar 27 kali rata-rata nilai harian tahun 2016. Rupanya, pemicu nilai luar biasa tersebut adalah transaksi tutup sendiri (crossing) terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp177 triliun di pasar negosiasi hari ini.
Menurut pantauan Bareksa, BCA Securities (SQ) adalah broker yang tercatat melakukan pembelian sekaligus penjualan terbesar di pasar negosiasi. Saham BBCA dibeli sekaligus dijual oleh investor lokal ini pada harga rata-rata Rp15.224 per saham – premium jika dibandingkan harga saham hari ini. Melalui broker yang sama, sebanyak 116,3 juta lot saham BBCA senilai Rp177 triliun berpindah tangan.
Menariknya jumlah saham yang ditransaksikan tersebut, sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh Farindo Investment.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam informasi Bursa, kepemilikan saham BBCA mayoritas dimiliki Farindo Investment (Martius) Ltd, qq. Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono sebesar 116,3 juta lot saham atau setara 47,15 persen dari seluruh saham yang beredar.
Pemilik saham BBCA lainnya adalah Anthony Salim, 4,3 juta lot saham atau 1,76 persen dan sisanya 126 juta lot saham atau 51,09 persen dimiliki oleh publik.
Tabel: Pemegang Saham BBCA
Sumber: Perseroan, Bursa Efek Indonesia
Adapun harga saham BBCA hari ini ditutup turun sebesar 3,6 persen menjadi Rp14,675 dari sebelumnya Rp15.225. Total kapitalisasi pasar (market cap) BBCA pada hari ini adalah sebesar Rp358,19 triliun.
Grafik: Pergerakan Harga Saham BBCA Secara Intraday
Sumber: Bareksa.com
Sebagai informasi, Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono adalah bersaudara dan merupakan orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2015 dengan nilai kekayaan sebesar US$15,4 miliar (sekitar Rp205,7 triliun). Nilai kekayaan mereka terutama didapat dari bisnis tembakau dengan merek Djarum, yang diwariskan dari ayah mereka. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.