Erdogan Vs Jokowi, Ini Perbandingan Data Ekonomi Turki dan Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Turki melonjak dari 3% menjadi 4,8% sejak Erdogan menjadi presiden
Pertumbuhan ekonomi Turki melonjak dari 3% menjadi 4,8% sejak Erdogan menjadi presiden
Bareksa.com – Setelah percobaan kudeta di negara Turki, berbagai media sosial banyak memperbincangkan kinerja Erdogan yang telah membawa perekonomian Turki menjadi anggota G20, bahkan beberapa membandingkan dengan kondisi Indonesia yang berada di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Beberapa indikator perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi menunjukkan Turki relatif lebih baik dibanding Indonesia, namun nilai tukar mata uang dan inflasi Indonesia ternyata lebih terkendali.
Lantas bagaimana perbandingan Indonesia dengan Turki di bawah pemerintahan kedua presiden yang diangkat menjelang akhir 2014 bila ditinjau dari indikator ekonomi? Berikut penjabaran Bareksa.
1. Pertumbuhan ekonomi
Promo Terbaru di Bareksa
Di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia dan Turki lebih unggul dibandingkan dengan perkonomian dunia yang tumbuh 2,5 persen di tahun 2015. Sejak Jokowi menjabat menjelang akhir 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stagnan. Ketidakpastian ekonomi global mulai dari normalisasi Fed Rate, perlambatan Tiongkok yang merupakan salah satu mitra dagang Indonesia dan harga komoditas yang rendah mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara Turki, berhasil mengerek angka pertumbuhan ekonominya dari 3 persen di kuartal VI 2014 menjadi 4,8 persen di kuartal I 2016. Perekonomian Turki memang tumbuh lebih tinggi berkat ekspor yang meningkat dan perkembangan sektor pariwisata, namun sanksi ekonomi yang diberikan oleh Rusia akibat penembakan pesawat jet milik Rusia oleh Turki pada November 2015 menjadi salah satu faktor lesunya perekonomian Turki di kuartal pertama tahun ini.
Grafik: Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Turki dan Indonesia Per Kuartal (year-on-year)
Sumber: tradingeconomics.com
2. Nilai tukar mata uang terhadap AS Dollar
Turki dan Indonesia sama-sama pernah masuk kelompok fragile five yaitu negara berkembang dengan kurs yang rentan terhadap perubahan ekonomi global, khususnya ketika Amerika Serikat mengambil kebijakan mengurangi stimulus moneter (tapering off) dan kenaikan Fed Rate. Hal ini menjadi penyebab melemahnya nilai tukar kedua negara beberapa tahun terakhir.
Sejak Oktober 2014 hingga Juli 2016, kinerja Rupiah lebih baik dibanding mata uang Turki, Lira, meskipun keduanya terdepresiasi terhadap AS Dollar. Kurs Lira melonjak 37,43 persen menjadi TRY 3,06 per dolar Amerika dari TRY 2,73 sementara kurs Rupiah naik 8,36 persen menjadi Rp13.111 per dolar Amerika dari Rp12.100. Tax amnesty yang disahkan DPR membawa penguatan terhadap Rupiah sementara Lira harus tertekan akibat percobaan kudeta Presiden Erdogan.
Grafik: Perbandingan Nilai Tukar Mata Uang Turki (TRY=X) dan Indonesia (IDR=X) Terhadap AS Dollar
Sumber: Yahoo Finance
3. Inflasi
Di awal pemerintahan, nilai inflasi Turki dan Indonesia sama-sama di kisaran 8 persen. Tingkat inflasi Indonesia berangsur-angsur menurun dan terkendali sementara inflasi di Turki sempat melonjak mendekati 10 persen di bulan Januari 2016 dan data terakhir menunjukkan inflasi Turki kembali menanjak ke level 7,6 persen. Artinya, kenaikan rata-rata harga di Turki lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Dengan harga energi - bahan bakar minyak dan listrik - yang relatif stabil serta harga komoditas yang rendah, Indonesia berhasil mencatatkan inflasi sesuai target Bank Indonesia sedangkan Turki masih berjuang dengan tingginya inflasi. Suku bunga Turki yang lebih tinggi dan fluktuasi kurs Lira juga memungkinkan Turki mengalami inflasi lebih tinggi.
Grafik: Perbandingan Inflasi Bulanan Turki dan Indonesia (year-on-year)
Sumber: tradingeconomics.com
4. Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Utang menjadi salah satu opsi menutupi defisit anggaran pemerintah. Di tahun 2015, rasio utang pemerintah terhadap PDB Turki mencapai 32,9 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio Indonesia yang hanya 27 persen tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2014, rasio utang pemerintah Indonesia tercatat naik 2 persen sementara Turki turun 0,6 persen. Kebutuhan belanja negara dan pembangunan infrastruktur di Indonesia untuk mendorong perekonomian menjadikan utang pemerintah meningkat.
Grafik: Perbandingan Rasio Utang Pemerintah Terhadap Produk Domestik Bruto
Sumber: tradingeconomics.com\
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.