Polemik Jokowi Setara Erdogan? Ini Perbandingan Data Ekonomi Indonesia dan Turki
Pertumbuhan ekonomi Turki memang lebih tinggi, namun angka inflasi Turki jauh lebih tinggi dari Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Turki memang lebih tinggi, namun angka inflasi Turki jauh lebih tinggi dari Indonesia
Bareksa.com - Ketokohan Presiden RI, Joko Widodo diklaim setara dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Erdogan yang telah menjabat sebagai Perdana Menteri Turki selama 11 tahun dan Presiden Turki selama 4 tahun, baru saja kembali memenangi pemilihan presiden Turki pada Ahad, 24 Juni 2018 lalu.
Atas kemenangannya itu, politisi dalam negeri menilai ketokohan Erdogan setara dengan Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo. Namun hal ini kemudian menimbulkan polemik, terutama dari kalangan politisi dari partai opisisi yang menilai kinerja Jokowi tidak sebanding dengan Erdogan.
"Kami senang kalau Pak Jokowi jadi Erdogan, tapi buktikan pertumbuhan ekonominya melonjaknya luar biasa," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Selasa, 26 Juni 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk itu, Bareksa akan menjabarkan kinerja ekonomi kedua negara di bawah kepemimpinan presiden masing-masing.
Bagaimana perbandingan Indonesia dan Turki hingga Juni 2018 jika ditinjau dari indikator ekonomi?
1. Pertumbuhan ekonomi
Di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia dan Turki lebih unggul dibandingkan dengan perkonomian dunia yang tumbuh 2,7 persen di tahun 2017.
Sejak Jokowi menjabat hinggga kuartal I 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di level 5 persen.
Memanasnya tensi perang dagang China dengan Amerika Serikat berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke China. Sehingga neraca dagang dua bulan terakhir defisit.
Selain itu, membaiknya perekonomian AS dijadikan momentum bagi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk terus menaikkan suku bunganya, sehingga berdampak secara umum kepada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara Turki, berhasil mengerek angka pertumbuhan ekonominya dari 5,4 persen di kuartal II 2017 menjadi 7,4 persen di kuartal I 2018. Perekonomian Turki memang tumbuh lebih tinggi berkat ekspor yang meningkat dan perkembangan sektor pariwisata.
Meski begitu, tingginya pertumbuhan ekonomi Turki karena negara itu sebelumnya juga pernah mencatat pertumbuhan ekonomi negatif yakni -0,8 persen pada kuartal III 2016.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Turki dan Indonesia Per Kuartal (year on year)
Sumber: Tradingeconomics, diolah Bareksa
2. Inflasi
Tingkat inflasi Indonesia berangsur-angsur menurun dan terkendali. Sedangkan angka inflasi di Turki saat ini melonjak di level 12 persen pada Mei 2018. Artinya, rata-rata kenaikan harga di Turki lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan tarif dasar listrik di tengah melonjaknya harga komoditas, membuat inflasi Indonesia relatif stabil. Indonesia berhasil mencatatkan inflasi sesuai target Bank Indonesia sejauh ini di level 3,5 persen.
Sedangkan Turki masih berjuang dengan tingginya angka inflasi. Suku bunga Turki yang lebih tinggi dan fluktuasi nilai mata uang (kurs) lira juga memungkinkan Turki mengalami inflasi lebih tinggi.
Perbandingan Inflasi Bulanan Turki dan Indonesia (year-on-year)
Sumber: Tradingeconomics, diolah Bareksa
3. Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Utang menjadi salah satu opsi menutupi defisit anggaran pemerintah. Pada 2014, rasio utang pemerintah terhadap PDB Turki mencapai 28,8 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio Indonesia yang hanya 24,7 persen.
Tetapi bila rasio utang terhadap PDB pada 2017 dibandingkan dengan tahun 2014, maka rasio utang pemerintah Indonesia tercatat naik 12 persen sementara Turki turun 1,7 persen.
Perbandingan Rasio Utang Pemerintah Terhadap Produk Domestik Bruto
Sumber : Tradingeconomics, diolah Bareksa
Kebutuhan belanja negara dan pembangunan infrastruktur di Indonesia untuk mendorong perekonomian menjadikan utang pemerintah meningkat.
Dari tiga poin tersebut dapat dikatakan jika secara persentase pertumbuhan ekonomi Turki lebih tinggi dari Indonesia. Namun angka inflasi Turki juga terbilang tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi disebabkan adanya fluktuasi harga dan menyebabkan tingginya tingkat inflasi.
Sebaliknya perekonomian Indonesia memang stagnan bertumbuh di kisaran 5 persen namun diiringi dengan laju inflasi yang stabil.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.