Cukai Naik Beri Peluang Produsen Rokok Naikkan Harga Jual
Kenaikan harga jual ternyata mendorong kinerja laba produsen rokok
Kenaikan harga jual ternyata mendorong kinerja laba produsen rokok
Bareksa.com - Perusahaan rokok kembali menaikan harga jual rokok terkait kenaikan tarif cukai rokok hingga 15,66 persen dibanding tahun lalu. Tapi apakah kenaikan ini juga mendongkrak kinerja keuangan perusahaan rokok?
Laporan survei Mandiri Sekuritas yang telah disampaikan kepada nasabah menunjukan produsen rokok nasional sepanjang Januari-Mei 2016 ini telah menaikan harga jual rata-rata 4,8 persen. Bulan Mei sendiri rata-rata produsen rokok menaikkan harga 1,4 persen dibanding bulan sebelumnya.
Ada lima grup produsen rokok terbesar yang disurvei oleh Mandiri Sekuritas, yaitu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Djarum, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA). Dari kelima produsen itu, Wismilak mencatatkan kenaikan harga jual tertinggi yaitu 8,4 persen sejak awal tahun. Adapun Bentoel belum membukukan kenaikan harga jual sejak 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Kenaikan Harga Jual Produsen Rokok Terbesar Januari-Mei 2016
Sumber: Survei Mandiri Sekuritas
Lantas, bagaimana kinerja keuangan dan saham dari sejumlah produsen rokok yang tercatat di bursa efek?
Empat perusahaan rokok yang tercatat di bursa yaitu HMSP, GGRM, WIIM dan RMBA pada kuartal pertama tahun ini mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu. Masing-masing produsen rokok itu mencatat peningkatan jumlah pendapatan bersih. Peningkatan pendapatan bersih terbesar dicatat oleh RMBA yang naik 26 persen, diikuti oleh GGRM 13 persen, WIIM 5 persen dan HMSP 2 persen.
Grafik: Peningkatan Kinerja Keuangan Emiten Rokok Q1/2016
*RMBA mencatat penurunan rugi bersih 10,58 persen
Sumber: Laporan Keuangan Emiten, diolah Bareksa.com
Dari sisi laba, GGRM mencatat peningkatan terbesar yaitu 32 persen dibandingkan kinerja kuartal pertama tahun lalu. HMSP dan WIIM juga membukukan kenaikan laba masing-masing 8 persen dan 5 persen. Adapun RMBA berhasil mengurangi rugi bersihnya sebesar 10,58 persen dibandingkan kinerja kuartal pertama 2015.
Seiring dengan peningkatan kinerja keuangan, harga saham para pengolah tembakau ini pun ikut terdongkrak. Bila dilihat kinerja sejak awal tahun hingga 23 Mei 2016, harga saham GGRM mencatat imbal hasil (return) terbesar di antara para emiten rokok yaitu 34,41 persen. Sementara itu, saham HMSP bergerak tidak terlalu besar dengan kenaikan hanya 3,22 persen sejak awal tahun. Di saat yang sama, WIIM dan RMBA mencatat return negatif yang masing-masing turun 5,58 persen dan 8,85 persen.
Grafik: Kinerja Saham Emiten Rokok YTD
Sumber: Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.