Cukai Rokok 2025 Batal Naik, Saham Emiten Rokok GGRM, HMSP dan WIIM Terbang hingga 14,6%
Kenaikan cukai rokok justru dinilai bisa mendorong masyarakat beralih ke jenis rokok lebih murah dan bahkan ilegal
Kenaikan cukai rokok justru dinilai bisa mendorong masyarakat beralih ke jenis rokok lebih murah dan bahkan ilegal
Bareksa.com - Kabar mengenai batalnya kenaikan tarif cukai rokok pada 2025 mengerek saham-saham emiten rokok. Di antaranya saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masing-masing sempat melesat 10% dan 8,8% menjadi Rp17.200 dan Rp800, serta PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) meroket 14,6% jadi Rp1.100 pada pembukaan perdagangan Selasa pagi (24/9).
Menurut Tim Analis Bareksa, kenaikan cukai rokok justru mendorong masyarakat beralih ke jenis rokok yang lebih murah dan bahkan ilegal. Sehingga, kenaikan tarif cukai tidak efektif mengurangi konsumsi rokok dan pemerintah perlu mengkaji lagi kebijakan terkait penyesuain harga rokok.
Menilik valuasi emiten rokok, saat ini GGRM memiliki rasio price to book value (PBV ) terendah dibandingkan HMSP dan WIIM. PBV GGRM sekitar 0,5x, adapun WIIM 1,2x dan HMSP 3,6x. Namun secara tahunan, nilai laba bersih per lembar saham (EPS) di kuartal II 2024 GGRM tertekan paling dalam hingga minus 70%, disusul WIIM negatif 40% dan HMSP -12,5%. Artinya, kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) telah mengakibatkan penurunan laba yang signifikan pada emiten rokok.
Promo Terbaru di Bareksa
Tim Analis Bareksa menilai, saham emiten rokok belum pas untuk dijadikan investasi jangka panjang karena belum ada perbaikan kinerja fundamental. Namun investor bisa dipertimbangkan untuk investasi jangka pendek (trading) dengan memanfaatkan sentimen dari pembatalan kenaikan CHT di 2025.
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan (23/9) menyatakan tidak akan menaikkan cukai hasil tembakau atau cukai rokok pada 2025. Hal ini berdasarkan pembahasan terakhir antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ihwal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 mempertimbangkan tidak ada kenaikan tarif. Keputusan itu setelah sebelumnya diusulkan tarif cukai hasil tembakau untuk sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) minimal naik 5% dalam dua tahun ke depan. Rekomendasi itu lebih rendah dari kenaikan tarif cukai pada 2023 dan 2024 rata-rata 10%.
Akibat kenaikan tarif cukai rokok, produksi rokok nasional dalam 5 tahun terakhir anjlok 10,57% dari 355,84 miliar batang di 2019 menjadi 318,21 miliar batang di 2023. Untuk produksi sigaret putih mesin juga melorot 35,74% dari 15,22 miliar batang di 2019 menjadi 9,78 miliar batang di 2023.
Senada kinerja perusahaan rokok ikut tertekan. Pada semester I 2024, HMSP mencatatkan pendapatan Rp57,8 triliun dan laba bersih Rp3,3 triliun, dengan volume penjualan 39,9 miliar batang. Meskipun pendapatan naik 3%, namun laba bersih dan volume penjualan HMSP anjlok 3% dan 11,6%. GGRM turun lebih dalam dengan laba bersih Rp925,51 miliar di semester I 2024, melorot 71,8%, seiring penjualan anjlok 10,45% jadi Rp50,01 triliun. Senada, laba bersih WIIM turun 40% menjadi Rp147,24 miliar di semester I 2024 akibat penjualan yang tertekan 6,7% menjadi Rp2,22 triliun.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.